18 Sep 2020
Salah satu dampak pandemi COVID-19 adalah PHK besar-besaran yang menurut data telah menimpa lebih dari 3,5 juta jiwa. Namun, sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa meskipun pemutusan kerja sama dilakukan sepihak, pegawai yang terdampak harus diberikan pesangon yang layak. Kisarannya yaitu antara 1 – 9 bulan upah tergantung masa kerjanya.
Bila pesangonmu dibayar sesuai ketentuan dan kamu segera mendapatkan pekerjaan pengganti, kesulitan finansial bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Namun, bayangkan bila situasinya berbanding terbalik? Mengingat situasi di tengah pandemi ini sangat sulit, bukan mustahil nominal yang diberikan kurang layak dan sulit sekali memiliki sumber penghasilan baru.
Baca juga: Cara Menabung di Rumah agar Keuangan Tak Bermasalah
Jika mengalami situasi terjepit seperti demikian, melangkah secara bijak diperlukan untuk menghindari kesulitan finansial. Setidaknya, dapat bertahan hidup selama belum mendapatkan pekerjaan baru yang dapat memberi pemasukan. Kamu dianggap sukses menghindari defisit keuangan jika :
Bagaimana bisa mewujudkan poin-poin tersebut padahal terhimpit kondisi yang serba sulit akibat pandemi seperti sekarang ini? Solusinya adalah dengan mengelola pesangon yang didapatkan sebaik mungkin.
Sejatinya, setiap orang selalu dapat menghindari defisit finansial bila dapat mengelola keuangannya dengan baik. Terlebih di saat-saat yang mendesak seperti sekarang ini, menjadi ekstra cermat soal pengelolaan uang merupakan kunci utama. Cara-cara sederhana mengelola pesangon yang didapat ini bisa kamu terapkan :
Selain mengandalkan pesangon, kamu juga sebaiknya lekas menghitung ulang aset yang dimiliki – baik bergerak maupun tidak. Mengapa kamu harus melakukannya? Supaya kamu tahu benar situasi keuanganmu dan dapat memperkirakan dengan tepat berapa bulan bisa bertahan jika belum mendapatkan pekerjaan baru yang memberi penghasilan cukup.
Selanjutnya, kamu wajib membuat pos-pos pengeluaran selama minimal tiga bulan. Jika memungkinkan, jangan menyentuh asetmu di luar pesangon. Mengapa setidaknya membuat perkiraan dalam jangka waktu demikian? Perhitungannya, dalam rentang tersebut, kamu sudah mendapatkan sumber pemasukan yang baru. Jangan malas mencari pekerjaan, ya!
Jangan lupa, gunakan juga sisa pesangon yang diperoleh untuk melunasi utang – jika kamu memiliknya. Bila ternyata tanggung jawab pinjamanmu banyak, pilih yang paling urgent supaya tidak semakin membebani kamu dengan bunga atau denda yang menumpuk. Hindari pula untuk mengajukan pinjaman baru dan menggunakan model pembayaran cicilan.
Pisahkan antara rekening yang digunakan untuk menyimpan uang dengan yang berfungsi untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini sangat efektif untuk menghindari pemborosan maupun bocor halus soal pengeluaranmu. Jadi, kamu tidak sembarangan saja menggunakan semua uang yang dimiliki tanpa memikirkan efek jangka panjangnya.
Terakhir, dalam mengelola uang pesangon, pastikan untuk tidak menggunakannya berlibur. Selain situasi yang belum kondusif, liburan juga membutuhkan anggaran yang besar. Bisa-bisa ‘salam perpisahan’-mu dari perusahaan justru terbuang sia-sia. Hidup prihatin sementara waktu sampai kondisi finansialmu relatif stabil.
Apa yang harus dilakukan jika jumlah pesangon yang kamu dapatkan rupanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai poin di atas? Kembali pada poin pertama, di sini titik kamu membutuhkan aset-asetmu. Jual sekiranya aset yang tidak akan merepotkan apalagi sampai membuatmu merugi ketika tidak dimiliki, seperti :
Mendapatkan dana tambahan dari penjualan aset-aset tersebut, tidak hanya bisa kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu. Namun, dapat pula dipakai guna keperluan lain :
Mempersiapkan dana darurat atau cadangan dari hasil penjualan asetmu merupakan hal yang penting. Pastikan besarannya minimal 1x dari gaji pokok yang biasa kamu dapatkan saat masih bekerja. Sehingga apabila pandemi tiba-tiba memburuk atau terjadi insiden di luar rencana, kamu memiliki dana yang bisa dipakai tanpa mengusik tabungan utama.
Solusi lain untuk kamu yang tidak kunjung mendapatkan pekerjaan lain adalah dengan merintis sebuah usaha. Pilih sektor bisnis yang memiliki potensi berlangsung jangka panjang, bukan sekadar mengikuti tren alias musiman. Contohnya usaha kuliner yang selalu dibutuhkan oleh konsumen tidak peduli sesulit apa pun situasi berlangsung.
Tidak kalah penting, kamu juga wajib untuk segera memulai investasi bagi yang belum pernah mencobanya dan menambah ragam objek jika telah menggelutinya. Mengapa berinvestasi di masa sulit seperti ini? Tentu saja agar mendapatkan profit sebagai sumber dana tambahan bila pandemi COVID-19 tidak lekas terselesaikan dan juga simpanan hari tua.
Mengapa tidak menunggu perekonomian pulih secara total terlebih dahulu baru melakukan investasi? Menundanya justru akan membuat peluangmu mereguk profit menjanjikan semakin berkurang. Sebab, harga objek investasi cenderung naik dari masa ke masa. Terlebih jika kamu memilih investasi logam mulia emas. Mengapa bisa demikian?
Soalnya, emas merupakan batu mulia yang harganya tidak terpengaruh dengan berbagai isu global namun nilainya terus melesat naik. Tidak ingin ‘kan kamu membeli emas dengan mahal namun ditawar untuk dibeli dengan harga lebih murah?! Jalan keluar terbaik adalah berinvestasi melalui platform digital yang terpercaya.
Kamu bisa memilih IndoGold yang telah berdiri sejak tahun 1978 untuk menjadi mitra investasi. Menawarkan tiga sistem transaksi emas, yaitu membeli real time, model cicilan emas, serta jual – beli emas antar anggota. Sudah terdaftar di OJK membuktikan keamanannya, ‘kan? Yuk, mulai investasimu di IndoGold dengan uang Rp10.000,- sekarang juga!
Baca juga: Mengenal Efek Compounding dalam Berinvestasi