Finansial

Bisnis

Manakah yang Lebih Baik, Peer-to-Peer Lending vs Pinjaman Bank?

Paskalia-

18 Jul 2019

Manakah yang Lebih Baik, Peer-to-Peer Lending vs Pinjaman Bank?

Bagi Anda yang membutuhkan modal, Anda tidak perlu pusing mencari pinjaman karena sekarang Anda tidak hanya bisa mengandalkan bank. Saat ini ada alternatif lain untuk meminjam uang yang prosesnya lebih mudah serta singkat, yaitu peer-to-peer lending. Apa itu peer-to-peer lending? Peer-to-peer lending merupakan sejenis perusahaan startup yang bergerak di bisnis keuangan. Perusahaan ini menghubungkan antara investor (pemilik uang) dengan peminjam. 

Walaupun sudah ada alternatif tempat baru untuk meminjam uang, Anda perlu membandingkan terlebih dahulu mana yang lebih baik antara peer-to-peer lending vs pinjaman bank. Ini perlu dilakukan agar Anda tidak menyesal kemudian hari karena salah memilih tempat meminjam uang. 


Baca Juga: Keuntungan Memilih Fintech P2P Lending untuk Investasi Jangka Pendek


Skema Pinjaman Peer-to-Peer Lending vs Pinjaman Bank

Sebelum Anda melakukan proses pengajuan pinjaman entah itu ke peer-to-peer lending ataupun ke bank, maka Anda perlu memahami skema peminjaman peer-to-peer lending vs pinjaman bank. Ini perlu dilakukan agar Anda memiliki gambaran mengenai tahapan-tahapan apa saja yang perlu dilalui untuk melakukan proses peminjaman. Selain itu, Anda pun bisa membandingkan prosedur mana yang lebih mudah antara peer-to-peer lending vs pinjaman bank.


1. Skema Pinjaman Peer-to-Peer Lending

Pertama kita akan bahas mengenai skema pinjaman peer-to-peer lending terlebih dahulu. Sebelumnya Anda perlu tahu bahwa yang akan memberi pinjaman kepada Anda saat  meminjam melalui peer-to-peer lending bukanlah perusahaan atau startup-nya. Akan tetapi perusahaan hanya seolah menjadi biro jodoh yang mempertemukan antara investor (pemilik dana) dan peminjam secara online melalui aplikasi atau website

Walaupun tugasnya hanya mempertemukan, pihak perusahaan tetap bertanggung jawab untuk memastikan bahwa transaksi antara keduanya saling menguntungkan dan aman. Oleh karena itu, pihak perusahaan membuat strategi yang matang dalam proses peminjamannya. Strategi itu selalu dikaji ulang efektifitasnya secara berkala.

Strategi yang dipakai di antaranya menyeleksi calon peminjam. Proses penyeleksiannya dengan melihat identitas diri berupa KTP, NPWP dan data lainnya, serta riwayat peminjaman yang pernah dilakukan. Perusahaan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para investor untuk memilih calon peminjam melalui website. Ini dilakukan agar investor merasa dilibatkan dan merasa nyaman serta aman berinvestasi.


2. Skema Pinjaman Bank

Pada skema pinjaman bank yang Anda pilih adalah produk kredit yang disediakan oleh pihak bank. Bandingkan dengan pihak peer-to-peer lending yang bisa memilih investor maupun peminjamnya. Debitur yang akan meminjam ke bank akan memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Ditambah lagi dengan melihat syarat dan prosedur yang akan dilaluinya agar pinjaman dapat dikabulkan oleh pihak bank.

Syarat dan prosedurnya harus diperhatikan dengan baik agar bisa dilengkapi sesuai dengan aturan bank.  Persyaratan ini biasanya berkaitan dengan berbagai macam dokumen yang terdiri dari identitas diri, bukti yang menandakan Anda si pemilik bisnis, rencana bisnis di masa depan seperti apa, serta bukti dokumen kepemilikan harta yang akan dijadikan jaminan. 

Selain itu, Anda juga harus meyakinkan bank bahwa Anda punya usaha yang sehat dan memiliki potensi menjadi lebih baik ke depannya. Untuk itulah Anda diharuskan mencantumkan laporan keuangan juga pada pihak bank sebagai bukti usaha Anda itu berjalan dengan baik.

Apabila persyaratan sudah Anda siapkan, Anda tinggal mendatangi pihak bank terkait, lalu melakukan beberapa prosedur seperti pengisian data dalam bentuk formulir. Jika dokumen dan lainnya sudah sesuai dengan syarat, Anda jangan senang dulu karena pihak bank akan melakukan survei untuk melakukan penilaian apakah usaha Anda layak untuk diberikan pinjaman modal atau tidak. Pemberitahuan hasil akhir biasanya harus ditunggu dalam kurun waktu tiga bulan. Setelah itu Anda tinggal menunggu pencairan uang jika memang dinyatakan layak.

Dari sini Anda sudah mendapatkan bayangan peer-to-peer lending vs pinjaman bank itu punya perbedaan yang cukup signifikan.


Baca Juga: Perbedaan P2P Lending dengan Saham dari Berbagai Sudut


Perbedaan Peer-to-Peer Lending vs Pinjaman Bank

Supaya kita fokus melihat perbedaan antara peer-to-peer lending vs pinjaman bank, maka kita perlu mengulasnya point per point.


1. Siapa yang menjadi peminjam dan memberi pinjaman?

Pada dasarnya pihak yang meminjam, baik itu di bank ataupun peer-to-peer lending sama saja. Mereka adalah pihak-pihak yang membutuhkan pinjaman uang, entah itu untuk keperluan pribadi ataupun keperluan usaha. 

Lalu apa yang membedakan antara keduanya? Yang menjadi pembeda antara peer-to-peer lending vs pinjaman bank adalah pada pihak pemberi pinjaman. Dana pinjaman di bank berasal dari dana nasabah lain yang diputar untuk keperluan pinjaman, tidak diketahui secara jelas nasabah lain mana yang dananya diputar. Sedangkan dana pinjaman peer-to-peer lending berasal dari seseorang yang mendaftar menjadi investor. Alasan kenapa dia mendaftar jadi investor karena berharap mendapatkan keuntungan. Jadi, investor ini mendaftarkan dirinya sendiri pada platform yang dibuat oleh perusahaan peer-to-peer lending.


2. Durasi waktu pengajuan pinjaman

Setelah mengisi formulir pengajuan pinjaman ke bank, calon peminjam perlu menunggu waktu kurang lebih tiga bulan untuk mendapatkan jawaban apakah pengajuan pinjamannya disetujui atau tidak oleh pihak bank. Jika disetujui, maka calon peminjam masih perlu menunggu kurang lebih 14 hari kerja untuk pencairan uang. Durasi waktu pengajuan pinjaman di bank ini, mungkin terasa sangat lama, terutama bagi mereka-mereka yang butuh dana cepat. 

Lalu, bagaimana dengan durasi peminjaman pada peer-to-peer lending? Durasi waktu yang dibutuhkan untuk memproses pinjaman pada peer-to-peer lending berbeda-beda antara platform yang satu dengan lainnya. Namun secara umum, proses pengajuan hingga pencairan berlangsung cepat. Paling cepat dana bisa cair dalam waktu dua hari kerja, dan paling lama 12 hari. Waktu tersebut sudah termasuk pengisian formulir dan proses penantian pencairan dana.


3. Persyaratan dokumen yang dibutuhkan

Pengajuan pinjaman di peer-to-peer lending vs pinjaman bank sama-sama membutuhkan dokumen-dokumen penunjang. Kesamaan dokumen terletak pada data-data pribadi berupa KTP, NPWP, catatan jumlah aset, dan kondisi bisnis yang dijalankan. Namun, yang membedakan, peer-to-peer lending tidak membutuhkan agunan atau jaminan. Kewajiban melunasi pembayaran lebih berupa peraturan tertulis yang mengikat peminjam.


4. Pengambil Kebijakan

Jika Anda mengajukan pinjaman ke bank, maka Anda akan melalui serangkaian proses panjang, mulai dari pengisian formulir, pengumpulan kelengkapan data, analisis kelayakan, hingga survei ke rumah atau tempat usaha. Pada akhirnya, yang memutuskan disetujui atau tidaknya pinjaman adalah pihak bank.

Berbeda dengan peer-to-peer lending, pengambil kebijakan tidak bertumpu pada satu pihak. Pihak perusahaan mengambil kebijakan untuk menyeleksi calon peminjam dengan kredibilitas yang baik, sedangkan pihak investor juga diberi hak untuk memilih calon peminjam, begitu calon peminjam bisa memilih investor yang cocok. 


Setelah melihat perbandingan antara peer-to-peer lending vs pinjaman bank di atas, Anda pasti sudah bisa menilai dan menentukan di mana Anda akan mengajukan pinjaman. Pilihlah tempat meminjam sesuai kebutuhan dan kemampuan Anda. 


Baca lebih banyak artikel di Blog Modal Rakyat


Artikel Terkait
image image
Artikel Baru