Finansial

Bisnis

Memahami AR Financing, Contoh Kasus serta Manfaatnya

Kabrina Rian Ferdiani-

06 Apr 2021

Memahami AR Financing, Contoh Kasus serta Manfaatnya

AR merupakan kepanjangan dari account receivable, dalam dunia keuangan account receivable finance juga dikenal dengan pembiayaan piutang. Sementara AP yaitu singkatan dari account payable. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya.


Mengenal AR Financing dalam Dunia Usaha

Saat menjalankan suatu bisnis, tentu Anda perlu memperhatikan banyak faktor agar kegiatan bisnis tersebut dapat berjalan dengan lancar dan baik. Salah satu dari sekina banyak aspek saat berbisnis adalah dana.

Dana menjadi faktor penting yang akan menentukan apakah kegiatan usaha dapat berlangsung dengan lancar atau justru mandek di tengah jalan. Karena ketersediaan dana berpengaruh besar dalam pelaksanaan produksi hingga distribusi.

Maka dari itu, pembiayaan adalah hal wajib yang perlu Anda ketahui. Nah, salah satu cara memperoleh sumber pembiayaan yaitu dengan AR financing atau yang biasa dikenal juga disebut pembiayaan piutang.

Account receivable financing adalah jenis pembiayaan bagi pelaku bisnis baik itu supplier maupun produsen untuk menjalankan usahanya. Dana yang diterima ini nantinya digunakan untuk membayar biaya produksi maupun transaksi perdagangan.

Perusahaan yang memiliki fasilitas AR financing, perusahaan tersebut dapat mengajukan dana pinjaman secara cash kepada bank. Setelah menerima suntikan dana segar, modal tersebut dapat diputar untuk memproduksi barang maupun jasa pesanan buyer.


Baca juga: Accounts Receivable Financing: Definisi dan Manfaatnya


Pihak yang Terlibat dalam AR Financing

Untuk memahami lebih lanjut apa itu account receivable financing, Anda juga perlu mengetahui siapa saja yang terlibat dalam kegiatan pembiayaan ini. Setidaknya terdapat 3 pihak yang terlibat, yakni borrower, payor, dan investor.


Borrower (Penerima Dana)

Debtor adalah pihak yang mengajukan pinjaman dan memperoleh dana dari bank untuk selanjutnya dipakai dalam proses produksi barang maupun jasa. Borrower menerima pesanan barang dari pelanggannya. 

Untuk memproduksi pesanan tersebut, borrower memerlukan pembiayaan agar prosesnya dapat berjalan. Maka dari itu, borrower mengajukan pembiayaan dengan fasilitas AR financing kepada bank (investor).

Jadi, dalam hal ini borrower memiliki piutang dari pelanggannya yang belum tertagihkan. Uang yang nantinya diterima borrower dari customer atau pemesan akan dibayarkan kepada investor.

Di sisi lain, piutang dari customer tersebut dijadikan sebagai jaminan untuk mendapatkan pembiayaan AR financing dari investor (bank). Pengembalian yang nantinya harus dibayarkan kepada investor juga termasuk bunga.


Investor (Pemberi Dana)

Pihak kedua yang terlibat dalam pembiayaan piutang adalah investor, dalam hal ini yaitu bank. Bank sebagai investor merupakan pihak pemberi dana kepada borrower dengan jaminan piutang dari pelanggannya. 

Dalam proses pengajuan AR financing, borrower terlebih dahulu menyerahkan berkas piutang atau invoice atas transaksi barang maupun jasa kepada investor. 

Dengan jaminan tersebut, investor mencairkan sejumlah dana kepada borrower.

Jumlah dana yang diberikan tentunya tidak 100%, besarnya bisa sekitar 80 hingga 90%. Penentuan seberapa besar dana pembiayaan sendiri diputuskan oleh pihak investor sebagai pemberi dana segar. 

Penentuan jumlah uang tersebut ditentukan berdasarkan sejumlah analisis terhadap kondisi borrower. Analisis ini dilakukan oleh tim credit analyst tersendiri, tujuannya agar pembiayaan tersebut dapat dibayarkan dengan lancar tanpa kredit macet.


Payor (Customer)

Ada juga pihak payor atau customer pada proses pengajuan AR financing ini. Pengajuan pembiayaan tentu tidak akan terjadi jika tidak ada customer yang melakukan pemesanan barang atau jasa kepada perusahaan (borrower). 

Ketika telah membuat pesanan, perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk memproduksi barang atau jasa tersebut. 

Jadi mereka harus mengajukan pembiayaan kepada investor dengan jaminan invoice atau bukti pemesanan barang.


Contoh AR Financing dalam Kegiatan Bisnis

Untuk memberikan gambaran lebih jelas, kami akan memberikan contoh atau studi kasus mengenai pembiayaan ini kepada Anda. Sebagai contoh, Anda memiliki perusahaan yang menjual produk pakaian jadi.

Sementara itu, suatu hari Anda mendapatkan pesanan dari perusahaan B (customer) berupa 1.000 potong pakaian jadi. Akan tetapi karena tidak memiliki dana cukup untuk produksi pesanan tersebut, Anda mengajukan AR financing kepada investor.

Sebelum mengajukan kepada bank, tentu Anda harus memiliki fasilitas account receivable financing di bank tersebut. Setelah bank melakukan peninjauan atau kredit Anda, mereka akan memberikan dana segar.

Dana tersebut dapat Anda pakai untuk memproduksi pesanan tadi. Besarnya dana yang diberikan oleh investor tergantung penilaian dari credit analyst, semakin baik penilaiannya maka jumlah dana juga kian besar.


Baca juga: Memahami Istilah AR Financing dan Account Payable


Manfaat AR Financing untuk Kegiatan Usaha

Kekurangan biaya atau modal pasti akan menghambat kegiatan produksi, apalagi jika terdapat banyak pesanan masuk. Nah, maka dari itu tidak ada salahnya Anda memikirkan untuk mengajukan pembiayaan ini, berikut manfaatnya. 


Arus Kas Lebih Lancar

Salah satu dampak utama yang positif bagi perusahaan adalah AR financing dapat memperlancar arus kas Anda. Dengan adanya pembiayaan ini, kondisi keuangan perusahaan menjadi lebih stabil sehingga kegiatan produksi tidak terkendala.


Memperoleh Pinjaman Lebih Mudah

Memiliki piutang sebagai jaminan tentunya membuat pengajuan pinjaman lebih mudah dibanding tanpa piutang. Hal ini karena investor biasanya melakukan penilaian atau analisis cukup ketat khususnya pada kesehatan perusahaan secara menyeluruh.


Tagihan Dapat Segera Dibayarkan

Pembiayaan yang diperoleh dari investor dapat segera dibayarkan. Dengan demikian, aktivitas bisnis Anda tetap bisa berjalan dengan lancar tanpa terkendala biaya. 

Ketika keuangan bisnis mengalami pasang surut, Anda perlu pintar memutar otak agar mendapat modal untuk kegiatan produksi. Salah satu solusinya yaitu dengan memanfaatkan fasilitas AR financing.


Kembangkan Aset Bersama Modal Rakyat

Modal Rakyat adalah platform P2P Lending yang mempertemukan antara pelaku UMKM yang membutuhkan pinjaman modal usaha (borrower) dan juga lender atau pemberi pinjaman. Kami sudah berdiri sejak 2018 dan berhasil menyalurkan pinjaman sebesar 1 triliun Rupiah. Modal Rakyat juga sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Sebagai lender, Anda bisa mendanai mulai dari Rp25.000 saja. Anda juga akan mendapatkan keuntungan hingga 25% per tahun. Yuk, mendanai UMKM sekarang! Daftarkan diri Anda di sini dan gunakan kode promo BLOG25 untuk mendapatkan saldo gratis Rp25.000.

Bergabung juga dengan akun telegram Modal Rakyat untuk mendapatkan informasi peluang pendanaan paling update.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru