Gaya Hidup

Mengenal Sindrom FoMO dan Cara Mengatasinya

Kabrina Rian Ferdiani-

24 Jan 2020

Mengenal Sindrom FoMO dan Cara Mengatasinya

Sindrom FoMO sering dibicarakan akhir-akhir ini. Taukah Anda bahwa sindrom ini sangat erat kaitannya dengan kecanduan media sosial dan usaha untuk selalu mengikuti tren?

Dalam artikel ini, Anda akan mengetahui apa itu FoMO dan bagaimana cara mengatasinya.


Baca juga: 10 Kebiasaan ini Bantu Anda untuk Tetap Produktif


Apa itu sindrom FoMO?

FoMO merupakan singkatan dari Fear of Missing Out. Dalam bahasa Indonesia, FoMO dapat diterjemahkan sebagai “takut tertinggal”.

Ketakutan akan tertinggal mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain lebih bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik daripada Anda. Sindrom ini melibatkan rasa iri yang mendalam dan memengaruhi harga diri. Sindrom ini diperburuk karena adanya situs media sosial seperti Instagram dan Facebook.


Situs jejaring sosial adalah penyebab sekaligus efek dari FoMO

Generasi milenial yang saat ini sangat akrab dengan jejaring sosial biasanya mengidap sindrom FoMO. Menariknya, Sindrom FoMO juga mengakibatkan semakin tingginya pengguna jejaring sosial.

Menurut penelitian, anak perempuan yang mengalami depresi cenderung menggunakan situs jejaring sosial lebih aktif. Di sisi lain, anak laki-laki yang mengalami kecemasan menjadi lebih sering dan aktif untuk penggunaan media sosial yang lebih besar. Ini menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan media sosial dapat menyebabkan tingkat stres yang lebih tinggi karena disebabkan oleh FoMO.


FoMO tidak terkait dengan usia dan jenis kelamin

Beberapa studi menunjukkan bahwa rasa takut ketinggalan ini dapat dialami oleh orang-orang dari segala usia. Satu studi dalam jurnal Psychiatry Research menemukan bahwa ketakutan akan kehilangan dikaitkan dengan penggunaan smartphone dan penggunaan media sosial yang lebih sering tanpa terkait dengan usia atau jenis kelamin. Penelitian ini juga menemukan bahwa orang yang media sosial dan smartphone secara berlebihan lebih mudah terjangkit sindrom FoMO. 


Sindrom FoMO bisa berbahaya

Selain meningkatnya perasaan tidak bahagia, ketakutan akan kehilangan kesempatan dapat menyebabkan keterlibatan yang lebih besar dalam perilaku yang tidak sehat. Sebagai contoh, studi yang dilakukan oleh Computers and Human Behavior menemukan bahwa FoMO dikaitkan dengan gangguan atau distraksi saat mengemudi yang dalam beberapa kasus dapat mematikan.

 

Cara mengatasi FoMO

Berdasarkan saran-saran dari berbagai Psikolog, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi sindrom FoMO. Berikut penjelasannya.

Akuilah bahwa Anda memiliki masalah

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengakui bahwa Anda memiliki masalah. Mengakui dan menerima bahwa Anda memiliki kecemasan membuat Anda merasa lebih lega. Dengan mengakui ketidakamanan dan masalah dalam diri Anda telah membuat satu langkah untuk mengatasi sindrom FoMO.

Matikan obrolan

Belajarlah untuk jauh dari ponsel Anda dan tidak terpaku pada media sosial. Mungkin akan terasa berat bila Anda langsung menonaktifkan akun media sosial Anda. Namun, belajarlah untuk membatasi aktivitas Anda di media sosial. Langkah awal yang bisa Anda lakukan adalah mematikan notifikasi agar tidak menggoda Anda untuk membuak media sosial.

Tentukan satu waktu dalam satu hari untuk membuka media sosial Anda. Misalnya, Anda memiliki waktu makan siang yang cukup panjang. Jadikan ini sebagai  satu-satunya waktu dalam sehari untuk memeriksa akun Anda. Temukan waktu yang cocok bagi Anda untuk update informasi di Instagram atau media sosial lainnya dan berpegang teguhlah pada itu.

Berlatih Mindfulness

Mindfulness adalah teknik terapi yang membuat Anda bisa mengamati dan memiliki kesadaran yang difokuskan pada pengalaman saat ini. Cobalah latihan ini dalam aktivitas Anda sehari-hari.

Misalnya ketika Anda sedang mencuci piring, cobalah untuk menyadari gerakan yang Anda lakukan untuk mencuci, cium aroma sabun, dan rasakan gelembung di antara jari-jari Anda. 

Daripada selalu terburu-buru untuk melakukan banyak tugas, cobalah untuk menyadari dan hargai keadaan Anda saat ini. Mindfulness dapat membantu mereka yang memiliki sindrom FoMO menikmati apa yang mereka lakukan di sini dan sekarang, alih-alih mengharapkan apa lagi yang bisa terjadi di waktu yang akan datang.

Buat jurnal

Hal yang umum ketika seseorang memposting di media sosial untuk mencatat hal-hal menyenangkan yang mereka lakukan. Namun, orang-orang ini atau mungkin Anda akan bertanya-tanya tentang bagaimana orang-orang di dunia maya berpikir tentang kehidupan Anda.

Jika ini masalah Anda, membuat jurnal bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi sindrom FoMO. Cobalah untuk mengingat pengalaman dan perasaan Anda dan tuangkan dalam jurnal pribadi. Hal ini dapat membantu Anda mengubah fokus Anda dari persetujuan publik menjadi apresiasi pribadi terhadap hal-hal yang membuat hidup Anda hebat. Pergeseran ini terkadang dapat membantu Anda keluar dari siklus media sosial dan FoMO.


Meskipun sindrom FoMO (fear of missing out) sangat berkorelasi dengan penggunaan media sosial, penting untuk diingat bahwa ini adalah perasaan yang sangat nyata dan umum di antara orang-orang dari segala usia. Setiap orang merasakan tingkat FoMO tertentu pada waktu yang berbeda dalam hidup mereka.

Jika Anda merasa memiliki sindrom FoMO, Anda bisa mencoba untuk menghubungi teman-teman atau meluangkan waktu untuk merenungkan hal-hal yang Anda syukuri dalam hidup Anda. Kegiatan seperti ini dapat membantu kita mengumpulkan rasa memiliki yang lebih besar dan melepaskan kegelisahan "kehilangan" pada apa pun.


Baca juga: Tips untuk Mahasiswa Rantau agar Bisa Menabung Setiap Hari

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru