Finansial

Tips Membuat Financial Planning untuk Millennials

Kabrina Rian Ferdiani-

20 May 2020

Tips Membuat Financial Planning untuk Millennials

Sebagai millennials, kita hidup di zaman modern yang penuh dengan kompetisi. Harga barang pun tidak sebanding dengan gaji yang kita dapat. Apalagi dengan pandemi virus Corona yang sedang merajalela. Alhasil, itu membuat generasi ini lebih susah untuk mencicil rumah atau memenuhi kebutuhan keluarga.

Betul, mempunyai sumber pendapatan yang mencukupi itu penting. Namun, lebih penting lagi mengetahui cara mengatur keuangan pribadi sehingga bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda dan juga tujuan-tujuan Anda dalam hidup. Konsep pengaturan keuangan ini merupakan aspek penting dalam financial planning.


Baca juga: Tips Investasi Mempersiapkan Dana Pensiun


Apa itu Financial Planning?

Financial planning adalah strategi mengatur keuangan pribadi yang mempunyai suatu tujuan finansial. Biasanya financial planning mencakup evaluasi dari sumber pendapatan dan pengeluaran seseorang atau sebuah keluarga di masa sekarang. Lalu menentukan tujuan finansial yang berada di masa depan. 

Selain itu, Anda juga menjadi lebih sadar akan kemana uang Anda mengalir dan menjadi bisa lebih mengontrolnya. Jika ada pengeluaran yang berlebih dibanding pendapatan, Anda pun tahu mana prioritas pengeluaran yang bisa dipotong dan mana yang tidak.


Mengapa Harus Financial Planning?

Bayangkan kehidupan finansial Anda seperti sebuah perjalanan dari satu kota ke kota lain. Jika Anda tahu di kota mana Anda berada, tahu ke kota mana yang Anda tuju, dan tahu cara tercepat untuk mencapainya, maka perjalanan akan lebih nyaman. Ini karena Anda tahu pasti apa yang akan Anda lakukan. Financial planning bisa menjadi peta Anda menuju ke kota tujuan.

Tanpanya, Anda bisa tersesat dan bingung atas masalah-masalah keuangan yang mungkin ada. Contohnya, Anda tidak akan tahu persis pengeluaran terbesar Anda sekarang apa, Anda tidak tahu berapa porsi keuangan yang harus Anda sisihkan untuk mencapai tujuan Anda, atau Anda juga tidak bisa mengantisipasi risiko-risiko finansial yang mungkin terjadi di masa depan.

Menjelang Lebaran kali ini, mari simak tips membuat financial planning berikut.

1. Tetapkan Tujuan Finansial

Semua orang mempunyai tujuan finansial dalam hidup. Jika Anda masih dalam usia 20-an, mungkin tujuan finansial Anda cenderung lebih ke memulai bisnis baru atau mengumpulkan uang untuk menikah. Jika Anda sudah dalam usia 30-an, maka mungkin yang menjadi tujuan finansial Anda adalah mempunyai rumah atau dana pendidikan anak. 

Ingat bahwa tujuan finansial Anda harus bisa realistis dan sesuai dengan pendapatan. Jika misalnya pendapatan Anda tidak bisa mencukupi untuk mencicil rumah, maka pilihlah apartemen yang mungkin lebih terjangkau dibanding rumah.

Apapun tujuannya, Anda harus bisa membuat patokan atau target untuk financial planning Anda. Misalnya “saya ingin membeli rumah mulai dari tahun depan dengan mencicil selama 20 tahun.” Maka untuk setahun ke depan, Anda bisa mempersiapkan cicilan bulanan yang harus Anda tanggung, serta DP (down payment) yang harus Anda bayar di awal.

Setelah mendapat gambaran tujuan Anda, Anda bisa mulai menentukan prioritas pengeluaran.

2. Tentukan Prioritas Pengeluaran

Sebelum menentukan prioritas pengeluaran, Anda harus bisa mengkategorikan pengeluaran Anda dalam jenis-jenis pengeluaran. Biasanya di dalam financial planning pribadi, kategori tersebut terbagi menjadi: 

  • Kebutuhan Hidup: Pengeluaran bulanan yang bisa diatur sesuai kebutuhan. Biaya makan, tagihan listrik dan air, biaya belanja bulanan, biaya transportasi, dan lain-lain.
  • Cicilan: Pengeluaran bulanan yang tidak bisa diotak-atik. Biaya premi asuransi, sekolah anak, biaya cicilan rumah / mobil / motor, dan lain-lain. 
  • Investasi & Tabungan: Biaya untuk investasi jangka panjang. Termasuk tabungan dana darurat, investasi saham atau emas.
  • Dana sosial: Pengeluaran opsional yang tidak harus dikeluarkan. Termasuk biaya arisan, nongkrong di kafe bersama teman, menonton bioskop, dan lain-lain.

Alokasi dana yang sesuai untuk kategori ini adalah 50-30-10-10. Ini berarti 50% dari gaji bulanan dialokasikan untuk kebutuhan hidup, 30% untuk cicilan, 10% untuk investasi dan tabungan, dan 10% sisanya untuk dana sosial. 

Bila keadaan memaksa, prioritas pengeluaran harus Anda utamakan pada cicilan, investasi, dan tabungan. Hal ini dikarenakan kebutuhan hidup dan dana sosial masih bisa lebih dihemat. Anda bisa mengurangi nongkrong di kafe atau memilih untuk memasak dibanding makan di restoran.

3. Perhatikan Kondisi Keuangan

Setelah menetapkan prioritas, Anda implementasi budget yang sudah dikategorikan dan lakukan penyesuaian yang diperlukan. Apakah 30% dari gaji Anda tidak bisa memenuhi cicilan? Jika ya, bagaimana cara menyesuaikan sehingga tidak berhutang? 

Ada dua cara yang bisa Anda lakukan untuk menyesuaikan financial planning. Cara pertama adalah Anda bisa menambah sumber pendapatan. Anda bisa memulai ini dengan mencoba investasi jangka pendek, berbisnis, atau memulai pekerjaan sampingan (kerja lepas atau freelance misalnya). Pastikan Anda pintar dalam melihat peluang yang ada.

Jika itu tidak memungkinkan, maka cara kedua adalah Anda mengurangi beban pengeluaran yang ada. Ini berarti berhemat untuk dana sosial dan juga kebutuhan hidup. Hal ini dikarenakan kategori tersebut tidak berdampak terlalu drastis pada rencana keuangan Anda ke depan. 

Sebisa mungkin, jangan mengambil bagian kategori cicilan, tabungan, dan investasi. Hal ini dikarenakan cicilan membantu Anda membangun masa yang akan datang, entah itu membeli rumah, melihat anak lulus dari universitas ternama, atau persiapan untuk masa pensiun. Sedangkan tabungan dan investasi bisa digunakan untuk mengantisipasi risiko-risiko finansial yang ada. 

4. Analisa Kemungkinan Risiko Finansial

Hidup yang kita jalani itu tidak lepas dari risiko. Entah itu risiko jatuh sakit, risiko kecelakaan, risiko bisnis bangkrut, risiko di PHK, risiko kepala keluarga meninggal dunia, dan lain-lain. Walau kita tentunya berdoa untuk tidak mengalami risiko-risiko tersebut, tapi terkadang hal-hal tersebut tidak terelakkan. Hal terbaik yang kita bisa lakukan adalah mengantisipasinya.

Karena itu di zaman sekarang ini, selain menabung dan investasi, penting sekali untuk memiliki asuransi. Asuransi yang wajib dipunyai semua orang adalah asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Karena dua risiko finansial yang paling fatal adalah jika ada anggota keluarga yang jatuh sakit dan membutuhkan biaya rumah sakit yang tidak murah, juga jika anggota keluarga yang menafkahi meninggal dunia karena sebab apapun. 

Tapi bukannya asuransi itu mahal? Apa bisa bayar dengan gaji UMR? Tenang saja. Asuransi online seperti Super You by Sequis Online menyediakan premi asuransi yang sangat terjangkau, mulai dari Rp30.000-an saja per bulan.

Jika dipikir, harganya setara dengan segelas kopi kekinian ya. Dengan harga premi murah, efek perlindungannya pun sangat berdampak bagi masa depan Anda yang dipenuhi risiko-risiko finansial tak terduga. Seberapa pun pendapatan Anda, asuransi online Super You pasti cocok untuk financial planning Anda. 

Selain murah, Super You juga mempunyai sistem pembelian yang sepenuhnya online. Anda bisa memilih dan mengatur sendiri harga yang diinginkan, isi data diri dengan online form, lakukan pembayaran, dan mendapatkan polis asuransi secara online. Tidak perlu susah-susah bertemu dengan agen asuransi. Kalau pun Anda bingung dan tidak mengerti asuransi sama sekali, Anda akan dilayani oleh SOVIA (Sequis Online Virtual Assistant). 

Kejadian-kejadian di dalam hidup mungkin tidak bisa direncanakan. Namun, bukan berarti Anda tidak bisa mengantisipasinya. Sama seperti financial planning, asuransi Super You bisa menjadi payung sebelum hujan datang. 


Baca juga: Inilah 5 Level Finansial, di Mana Posisi Anda?

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru