Finansial

Gaya Hidup

5 Tanda Seseorang Memiliki Gaya Hidup Konsumtif

Kabrina Rian Ferdiani-

06 Jan 2021

5 Tanda Seseorang Memiliki Gaya Hidup Konsumtif

Perubahan gaya hidup yang semakin modern seperti sekarang ini sering diasumsikan menjadi pola hidup konsumtif. Karena umumnya kebiasaan tersebut diidentikkan dengan kegiatan menghamburkan uang. Perubahan era lebih modern membuat gaya hidup masyarakat mulai berubah berdasarkan tuntutan zaman.

Orang bisa dimasukkan ke dalam gaya hidup konsumtif jika sering melakukan kegiatan ke arah modernisasi sehingga menghabiskan banyak waktu dan uang. Untuk sebagian besar orang, gaya hidup konsumtif bisa memberi kepuasan, kebahagiaan, dan kenikmatan tersendiri meski sifatnya hanya sementara.

Namun tanpa disadari ternyata jika hal tersebut dilakukan secara terus-menerus bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mental dan keuangan Anda. Maka dari itu sebaiknya pahami dengan baik dan benar seperti apa tanda-tanda dari sikap boros tersebut sejak dini. Sehingga Anda dapat melakukan pencegahan lebih awal agar tidak boros.


Baca juga: 4 Gaya Hidup ini Bikin Kamu Sengsara di Hari Tua, Mau Diteruskan?


5 Ciri-ciri Gaya Hidup Konsumtif

Seperti apakah ciri-ciri perilaku konsumtif itu? Supaya terhindar dari sikap pemborosan seperti itu, Anda harus memahami seperti apa sikap boros lebih awal. Maka dari itu jika Anda ingin terbebas dari gaya hidup seperti itu, sebaiknya pahami ciri-cirinya di bawah ini:

Memiliki rasa gengsi tinggi ini merupakan salah satu faktor penyebab utama bersikap boros untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Orang seperti ini biasanya selalu ingin terlihat istimewa dan kaya di mata orang lain, khususnya dalam segi finansial.

Selalu mengikuti trend perkembangan itu baik asalkan tidak berlebihan. Karena biasanya bila mengikuti tren sampai berlebihan itu hanya akan membuat seseorang bersikap konsumtif. Misalnya saja sedang trend gadget tertentu, biasanya mereka langsung membelinya tanpa berpikir panjang.

Hidup bermewahan yang kelewat batas juga merupakan bentuk hedonisme. Sikap seperti ini merupakan kebiasaan yang biasa ditemui di mana-mana. Gaya hidup seperti itu bisa menyebabkan pemborosan karena orang akan selalu ingin hidup mewah dengan segala fasilitas dan barang yang dimilikinya.

Pertanda lain seseorang memiliki gaya hidup konsumtif adalah suka sekali bila dikagumi orang lain. Ketika dirinya mulai bersikap boros dengan membeli banyak barang dan ada orang yang memujinya, seseorang tersebut langsung merasa senang. Jika Anda juga mengalaminya, artinya masuk dalam kategori ini.

Seseorang yang selalu pilih-pilih ketika bersosialisasi juga merupakan orang dengan pola hidup hedonisme. Orang seperti ini selalu menganggap jika berteman dengan seseorang yang tidak suka berbelanja membuat komunikasinya tidak berjalan lancar. Itulah sebabnya biasanya mereka suka pilih-pilih dalam berteman.


Sejarah dan Pandangan dari Hedonisme 

Kata konsumtif yang biasa disebut dengan hedonisme ini sebenarnya sudah ada sejak kehadiran filsafat di tahun 433 sebelum Masehi lalu. Pandangan tersebut mulai muncul saat Socrates, yaitu salah satu filsuf terpopuler mulai bertanya tentang tujuan manusia hidup di dunia ini.

Dari pertanyaan tersebut akhirnya muncul pandangan tentang hedonisme. Di masa itu, sikap hedonisme bukan termasuk sikap negatif. Namun hal ini justru lebih mengarah ke dalam esensi dari eksistensial seseorang hidup di dunia. Jawaban pertanyaan Socrates tersebut akhirnya dijadikan sebagai pandangan hedonismeos.

Di mana hal tersebut kemudian disebut sebagai hedonisme yang berasal dari pemikiran sejumlah filsuf lainnya, misalnya saja seperti Epikuros dan Arstippus. Keduanya punya pandangan yang berbeda tentang sikap konsumtif manusia. Aristippus menggambarkan hal tersebut sebagai kesenangan yang sifatnya fisik.

Sementara Epikuros memaknainya sebagai kebahagiaan manusia itu harus berasal dari hal negatif dan positif. Jadi pandangannya berbeda sekali dengan Aristippus karena Epikuros itu menanamkan sisi spiritual pribadi individunya sendiri. Dari sini kemudian banyak orang dengan pemikiran sama mulai mempunyai pandangan yang sejalan.

Banyak orang di masa modern mulai berpikir bahwa sikap konsumtif itu adalah cara hidup seseorang untuk mendapatkan kesenangan sebagai tujuan utamanya, khususnya untuk menyenangkan diri sendiri. Sehingga bila tidak dibatasi, hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya pemborosan.


Pergeseran Makna di Era Modern tentang Hedonisme

Hedonisme atau disebut juga dengan konsumtif ini sebenarnya berasal dari kata dasar hedone. Kata tersebut berarti kesenangan, sementara hedonisme itu termasuk cara pandang seseorang yang menganggap bila orang baru bahagia saat mencari kesenangan sebanyak-banyaknya. Kesenangan itu sendiri bisa dilakukan lewat berbagai macam cara.

Misalnya saja seperti mempunyai harta, menikmati hiburan, melakukan kegiatan intim, dll. Baru-baru ini sikap hedonisme ini merupakan bentuk konsumerisme yang bisa berakibat buruk terhadap penganutnya. Pola hidup seperti ini bisa terjadi karena ada faktor eksternal dan internal.

Misalnya saja karena terlalu dimanja oleh orang tua sejak kecil, di mana mereka mendapat semua kemudahan serta fasilitas dari orang tuanya. Akibatnya ketika tumbuh dewasa tidak mau memperdulikan neraca kebutuhan karena selalu mendapat apa yang diinginkannya. Selain itu, sikap konsumtif bisa terjadi karena banyaknya influencer.

Banyaknya influencer di media sosial menyebabkan rasa kecemburuan supaya membeli barang-barang mewah semakin tinggi tanpa melihat dari kemampuan finansial sendiri. Sehingga banyak orang memaksakan diri dan memilih berhutang untuk memenuhi keinginannya. Selain itu sering bergaul dengan lingkungan berstandar hidup mewah juga bisa menyebabkan hedonisme.

Hal ini menyebabkan seseorang merasa minder karena tidak sepadan dengan lingkungannya. Akibatnya orang tersebut ingin mengikuti pergaulannya tersebut hingga rela menghabiskan uangnya untuk membeli benda-benda yang sama seperti lingkungannya. Itulah sebabnya kontrol diri itu penting supaya tidak selalu bersikap konsumtif hanya karena gengsi terhadap lingkungan.


Baca juga: Hindari Kebiasaan Ajukan Pinjaman Dana Gali Tutup Lubang

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru