Bisnis

Cara Menghitung Modal dan Keuntungan Usaha yang Benar

Kabrina Rian Ferdiani-

11 May 2022

Cara Menghitung Modal dan Keuntungan Usaha yang Benar

Sebelum memulai usaha, penting untuk membuat gambaran modal yang akan digunakan. Oleh karena itu, cara menghitung modal dan keuntungan penting untuk Anda pelajari.

Pemahaman tentang modal ini sangat penting karena akan berkaitan dengan berapa banyak produk yang akan diproduksi dalam kurun waktu tertentu. Selain itu, pemahaman modal yang baik dapat digunakan untuk menyesuaikan harga produk yang akan dipasarkan.

Modal dapat dipahami sebagai biaya atau barang yang digunakan untuk menjalankan sebuah usaha atau bisnis. Selain itu, dalam pembahasan mengenai modal ini terdapat beberapa istilah penting yang harus Anda pahami terkait dengan modal adalah modal awal, laba, dan modal akhir. 

 

Apa itu Modal Awal?

Singkatnya, modal awal adalah seluruh dana yang digunakan untuk memulai produksi sebuah bisnis dan menjalankannya hingga berkelanjutan. Dalam arti lain, modal awal merupakan gabungan modal yang terdiri dari modal kerja, modal investasi, dan modal operasional.

Modal kerja adalah keseluruhan biaya yang digunakan untuk membeli bahan baku, atau bahan mentah, yang akan diproduksi oleh perusahaan. Seberapa besar modal kerja ini tentu akan bergantung pada bidang bisnis yang dikerjakan oleh perusahaan.

Modal investasi adalah keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk membeli alat utama produksi. Modal ini dikeluarkan hanya sekali dalam waktu yang panjang, tetapi dengan nominal harga yang lebih tinggi dari modal lainnya. Perawatan mesin tersebut umumnya tidak dimasukkan ke dalam modal investasi, melainkan modal operasional.

Modal operasional adalah biaya yang dibutuhkan dalam satu periode sekali, umumnya satu bulan sekali, untuk kebutuhan proses produksi. Modal ini akan terus berulang sesuai dengan tingginya kapasitas produksi. Artinya, semakin banyak kapasitas yang diproduksi akan membuat biaya operasional semakin meningkat karena harus membayar listrik lebih banyak, karyawan lebih banyak, dan lainnya.


Baca Juga: Omzet adalah Laba Kotor, Kenali Perbedaannya dengan Profit


Apa itu Modal Akhir?

Modal akhir adalah keseluruhan dana yang merupakan gabungan dari modal awal dan laba. Jumlahnya bisa saja bertambah dari modal awal, tetapi juga bisa berkurang dari modal awal jika mengalami kerugian.

Apabila sebuah perusahaan mengalami keuntungan, maka modal akhir adalah penjumlahan dari modal awal dan laba untung. Sementara itu, jika perusahaan mengalami kerugian, maka modal akhir adalah pengurangan antara modal awal dengan laba rugi.

Penghitungan modal akhir umumnya dilakukan ketika akhir periode produksi. Hal itu bertujuan untuk memulai periode produksi yang baru. Apabila perusahaan mengalami untung, maka modal usaha di periode selanjutnya akan meningkat. Sebaliknya, jika perusahaan rugi dan membuat modal akhir berkurang, maka modal awal untuk periode selanjutnya akan berkurang.

Tidak jarang sebuah badan usaha tidak mengalami peningkatan modal akhir. Padahal, di saat yang sama beberapa kalkulasi menyebutkan bahwa harus ada penambahan modal agar produksi semakin baik.

Apabila demikian, maka Anda dapat memanfaatkan bantuan modal usaha UMKM dari Modal Rakyat. Modal Rakyat adalah platform P2P Lending yang memfasilitasi kerja sama menguntungkan antara pemilik dana dengan pelaku usaha. Dalam hubungan kerja sama itu, perdana akan mendapatkan keuntungan dana sementara pelaku usaha mendapatkan keuntungan untuk mengembangkan bisnis.

Apabila Anda tertarik untuk mengajukan pinjaman mulai dari Rp500.000 hingga Rp2 miliar di Modal Rakyat, klik tautan berikut ini: memanfaatkan bantuan dana dari Modal Rakyat untuk mengembangkan usaha.

 

Cara Menghitung Modal

Untuk membuat spekulasi perkiraan modal usaha dan untuk mengetahui keuntungan nantinya, Anda perlu menghitung modal. Berikut ini adalah berbagai cara menghitung modal usaha sesuai jenis modal itu sendiri:

  • Modal pengadaan barang asset (modal investasi)
  • Modal barang dagangan (modal kerja)
  • Modal operasional bulanan (biaya SDM + akomodasi)
  • Modal awal
  • Modal akhir

1. Modal Pengadaan Barang Asset (Modal Investasi)

Modal investasi atau modal pengadaan barang aset merupakan jenis modal yang dialokasikan untuk peralatan jangka lama pemakaian. Beberapa contoh produknya adalah seperti printer, mobil angkutan, gedung toko, dan lainnya. Rumus cara menghitung jenis modal ini adalah:

Modal investasi = harga produk + harga produk 

2. Modal Barang Dagangan (Modal Kerja)

Modal kerja atau modal barang dagangan merupakan bentuk biaya yang dialokasikan untuk membeli bahan-bahan pokok, yang nantinya akan diolah menjadi produk bisnis. Artinya, modal ini akan diperbarui setiap periode produksi. Contoh produknya adalah kain, biji plastik, pewarna, dan bahan mentah lainnya. Cara untuk menghitung modal ini adalah:

Modal kerja = (harga produk + harga produk) x jumlah produksi 

3. Modal Operasional Bulanan (Biaya SDM + Akomodasi)

Modal operasional merupakan jenis modal yang alokasi dananya digunakan untuk membayar biaya proses produksi. Contoh produknya adalah gaji pekerja, biaya listrik, akomodasi pekerja, dan lainnya. Cara menghitung modal ini adalah:

Modal operasional = biaya semua pengeluaran untuk 1 periode produksi

4. Modal Awal

Ada beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitung modal awal. Rumus yang paling sederhana adalah dengan menggabungkan modal investasi + modal kerja + modal operasional. Selain itu, beberapa rumus untuk menghitung modal awal adalah sebagai berikut:

Modal awal = modal akhir - (laba + prive)

Modal awal = modal akhir - (pendapatan + beban + pajak + prive)

Modal awal = capital expenses + operational expenses

Beberapa penjelasan komponen yang digunakan dalam rumus menghitung modal awal di atas adalah:

  • Prive, yaitu pengambilan dana sejumlah tertentu oleh pemilik bisnis.
  • Beban, yaitu pengeluaran yang digunakan untuk keperluan perusahaan, seperti perbaikan kendaraan, tagihan listrik, hingga gaji pegawai.
  • Capital expenses, yaitu biaya yang digunakan untuk membeli barang dengan masa pakai jangka lama.
  • Operasional expenses, yaitu pengeluaran untuk membeli barang yang harus diperbarui dalam jangka waktu tertentu.

 

5. Modal Akhir

Modal akhir adalah jumlah dana yang dimiliki oleh sebuah badan bisnis setelah melalui produksi, prive, kerugian, dan pengurangan-pengurangan lainnya. Artinya, modal akhir adalah modal awal yang ditambah atau dikurangi dengan laba dan prive.

Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung modal akhir adalah sebagai berikut:

Modal akhir = modal awal + (laba untung/rugi + (-prive))


Baca Juga: Income adalah Laba, ini Perbedaannya dengan Revenue

 

Bagaimana Cara Menghitung Untung Jualan?

Dalam dunia bisnis, keuntungan disebut juga dengan istilah laba. Sederhananya, laba adalah selisih dari total nilai penjualan dengan biaya produksi. Karena yang dihitung adalah selisih, maka nilainya bisa saja positif dan bisa juga negatif.

  • laba kotor
  • laba bersih

Sebuah laba dikatakan sebagai laba untung apabila selisih antara total nilai penjualan dengan biaya produksi menunjukkan angka yang positif. Artinya, untuk mencapai keuntungan maka harga penjualan harus di atas biaya produksi.

Sementara itu, laba disebut sebagai laba rugi apabila selisih antara nilai penjualan dengan biaya produksi menunjukkan nilai yang negatif. Sebuah perusahaan atau badan produksi akan dinyatakan rugi apabila biaya produksi lebih besar ketimbang total penjualan produk.

Oleh karena itu, menghitung laba penting dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Terdapat dua jenis laba yang digunakan untuk menghitung keuntungan, yaitu laba kotor dan bersih. Penjelasan mengenai arti dan dan rumus menghitung dua laba tersebut adalah:

Laba Kotor

Laba kotor, atau yang biasa dikenal juga dengan istilah gross profit, adalah nilai dari keseluruhan hasil penjualan produk yang dikurangi dengan biaya pokok produksi. Biaya pokok produksi yang menjadi faktor pengurang tersebut umumnya adalah biaya material untuk membuat produk tersebut. Hal-hal seperti pajak dan bunga tidak diikutsertakan.

Cara menghitung laba kotor dapat dilakukan dengan rumus:

Laba kotor = total pendapatan - harga pokok penjualan

Laba Bersih

Laba bersih, atau disebut juga net profit, adalah nilai dari seluruh hasil penjualan produk yang dikurangi dengan harga pokok penjualan, pajak, bunga, dan seluruh pengeluaran. Dengan kata lain, laba bersih sama dengan laba kotor yang dikurangi dengan pajak dan pengeluaran lain. 

Cara menghitung laba bersih dapat dilakukan menggunakan rumus sederhana berikut:

Laba bersih = total pendapatan - (harga pokok penjualan + beban usaha)

atau

Laba bersih = laba kotor - seluruh biaya operasional (beban usaha)

Laba bersih menjadi area dana yang dapat ditarik oleh pemilik perusahaan atau saham, atau yang disebut sebagai prive. Namun, jika tidak diambil, maka bisa dilimpahkan menjadi di bagian dari modal awal pada periode selanjutnya.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru