Finansial

Gaya Hidup

Krisis Moneter adalah: Pengertian, Ciri, dan Dampaknya

Pretty Angelia Wuisan-

16 Nov 2021

Krisis Moneter adalah: Pengertian, Ciri, dan Dampaknya

Krisis moneter adalah keadaan krisis ekonomi yang kita berharap tidak akan terjadi lagi. Krisis ini pada tahun 1998 dulu pernah membuat keadaan di Indonesia menjadi kacau.

Apa pengertian krisis moneter? Apa saja ciri-cirinya? Mengapa krisis moneter bisa terjadi dan apa dampaknya? Anda akan tahu jawabannya di artikel ini.


Baca juga: Ancaman di Bidang Ekonomi yang Perlu Diwaspadai


Apa itu Krisis Moneter?

Krisis moneter adalah krisis keuangan berdampak tidak hanya di satu wilayah, tapi banyak wilayah Asia di tahun 1997 hingga tahun 1998.

Krisis ini ditandai dengan nilai tukar mata uang yang tidak bisa dikendalikan, sehingga membuat harga barang naik.

Hal ini pun membuat investor asing menjual aset yang dimilikinya di Indonesia dan membuat potensi investasi Indonesia saat itu langsung merosot tajam.

Banyak perusahaan yang mengalami krisis juga, sehingga terpaksa melakukan efisiensi besar-besaran, yaitu dengan mem-PHK karyawannya secara massal.

Hal ini pun membuat banyak orang gelisah. Bagaimana tidak? Sudah harga barang merangkak naik, sumber pendapatan juga hilang begitu saja. Baik pengusaha dan karyawan saat itu sama-sama mengalami persoalan yang berat.

Krisis moneter adalah kejadian yang sudah terjadi 23 tahun lalu, tapi berbagai peristiwa buruk yang terjadi saat itu tetap menjadi sejarah yang sukar untuk dilupakan.

Namun, tentunya saat ini negara sudah lebih siap untuk mengatasi krisis ekonomi yang bisa terjadi karena berbagai alasan. Sehingga, sejarah itu juga bisa menjadi pembelajaran terbaik untuk ke depannya.


Ciri-ciri Krisis Moneter

Krisis moneter adalah keadaan buruk yang memiliki ciri-ciri. Ini penjelasannya.

1. Negara punya utang luar negeri yang terlampau besar

Jumlah utang masuk ke angka mengkhawatirkan, bisa berkali lipat lebih besar dibandingkan PDB yang bisa dihasilkan negara.

Utang yang terlalu menumpuk itu membuat negara mengalami kesulitan dalam mengembalikan utang juga.

Tidak hanya terjadi pada negara, utang luar negeri swasta pun ikut merangkak naik.

2. Inflasi yang tidak wajar

Krisis moneter juga punya ciri khas inflasi yang sulit untuk dikontrol. Barang-barang naik ke angka tinggi, sementara itu masyarakat menengah ke bawah jadi tidak mampu membeli kebutuhan harian. 

3. Neraca pembayaran besaran defisitnya terlalu besar

Negara yang mengalami krisis biasanya mengalami defisit neraca pembayaran yang terlampau besar. Neraca pembayaran defisit berkaitan dengan lebih besarnya impor ketimbang dengan ekspor. Padahal ekspor dan impor akan lebih baik seimbang atau lebih tinggi ekspor.

Indonesia sebenarnya juga sering mengalami defisit neraca pembayaran, tapi karena berhasil ditekan pada angka 3%, sehingga masih terbilang aman.

Keadaan akan menjadi gawat ketika persentase defisitnya di luar kemampuan negara yang bersangkutan. Hal itu membuat biaya untuk impor jadi membengkak, pengeluaran negara jadi tambah banyak.

4. Nilai tukar mata uang yang mengkhawatirkan

Tahun 1998 lalu, nilai tukar Rupiah sempat menyentuh angka Rp16.000 per 1 dolar AS. Angka ini membuat sistem perbankan Indonesia nyaris kolaps, sehingga banyak bank yang bangkrut atau dimerger untuk mengatasi krisis agar tidak lebih buruk.

5. Tingkat suku bunga naik dengan persentase yang terlalu tinggi

Suku bunga yang naik ini membuat perusahaan sulit membayar utang ke bank atau lembaga keuangan yang diandalkannya. 

Akibatnya lembaga keuangan dan bank mengalami kredit macet yang keadaannya sudah termasuk gawat. 


Penyebab Krisis Moneter adalah

Krisis moneter adalah peristiwa yang disebabkan oleh beberapa faktor. Ini penjelasannya.

1. Terlalu bergantungnya negara pada utang luar negeri

Sebenarnya cukup wajar apabila negara mencari dana segar dari luar negeri karena cara itu membuat uang bisa cepat ada di tangan, sementara kebutuhan berjangka pendek juga sudah mendesak.

Namun, negara juga jangan terlalu bergantung pada utang dari luar. Apabila sudah terlalu bergantung, negara berarti tidak bisa berdiri sendiri dari pemasukannya. 

2. Lemahnya perbankan dalam negeri

Perbankan di Indonesia pada saat itu sudah bisa diandalkan, tapi pengawasannya masih lemah, sehingga ada celah yang dimanfaatkan di sana. 

Ketika ada masalah utang swasta yang berasal dari eksternal, perbankan di domestik yang menanggung masalah itu.

3. Utang luar negeri yang terlalu besar

Ditambah lagi dengan utang tersebut berbentuk jangka pendek. Akhirnya investor atau kreditur memanfaatkan hal ini untuk melakukan spekulasi, yaitu mengambil keuntungan jangka pendek dalam jumlah besar. Akibatnya kestabilan ekonomi dalam negeri langsung merosot tajam.

4. Lemahnya alokasi aset

Krisis ekonomi bisa terjadi ketika investasi dialokasikan pada aset yang tidak beragam. Dalam hal ini berkaitan dengan diversifikasi

Negara yang tidak menyebarkan alokasi aset ke banyak pilihan, akhirnya mengalami keterpurukan ketika aset yang diandalkannya itu kolaps. 

5. Struktur sektor produksi yang jauh dari kata seimbang

Sektor produksi adalah elemen penting dalam memenuhi kebutuhan kita. Untuk membuat sektor produksi lancar, strukturnya harus kuat.

Struktur tidak seimbang pada sektor produksi akan membuat harga produksi melambung dan membuat masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhannya.

6. Krisis politik

Gejolak politik yang terjadi pada suatu negara juga bisa mengacaukan perekonomiannya. Sebut saja, konflik antar suku yang terjadi di Benua Afrika, konflik perebutan kekuasan di Afghanistan, kudeta yang ada di Myanmar.

Hal itu membuat perekonomian menjadi tidak stabil. Masyarakat pun kesulitan bekerja karena kondisi negara yang tidak aman.


Dampak Krisis Moneter di Indonesia

Krisis moneter adalah masalah yang punya dampak besar bagi Indonesia. Inilah penjelasannya.

1. Perusahaan banyak yang bangkrut

Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena gagal membayar utangnya. Akibatnya banyak orang yang kehilangan pekerjaan, padahal mereka membutuhkan pemasukan juga untuk menghadapi krisis.

2. Bank mengalami krisis keuangan

Akibat banyak perusahaan yang gagal membayar utangnya, bank pun mengalami kredit macet besar-besaran. Bank pada saat itu bukan menjadi tempat yang aman untuk menyimpan uang.

3. Kerusuhan nasional

Krisis ekonomi yang semakin parah membuat gejolak politik kian memanas. Terjadi aksi demonstrasi besar-besaran di seluruh Indonesia, tapi berakhir pada kerusuhan yang menyebabkan jatuhnya korban-korban yang tidak bersalah.

Dampak ekonomi memang bisa merembet ke mana-mana. Oleh sebab itu, harus segera ditanggulangi agar tidak terjadi dampak yang lebih gawat.


Baca juga: Resesi adalah: Pengertian, Penyebab, Ciri, dan Dampaknya


Krisis moneter adalah hal yang tidak diharapkan lagi terjadi nantinya. Penyebabnya pun bisa berbagai macam dan terkadang sulit diprediksi.

Saat ini perekonomian Indonesia sudah jauh lebih baik, walaupun masih harus diperbaiki di sana-sini. Untuk menghadapinya, negara khususnya Bank Indonesia sudah tahu harus melakukan apa dengan kebijakan-kebijakannya. Persiapan menghadapi krisis pun jadi lebih matang.



Artikel Terkait
image image
Artikel Baru