Finansial

Bisnis

Menabung VS Investasi, Mana yang Paling Oke?

Paskalia-

17 Sep 2019

Menabung VS Investasi, Mana yang Paling Oke?

Saat memiliki dana berlebih, kita sering dilema untuk menggunakan dana tersebut untuk menabung atau investasi. Menabung vs investasi memang sering dibanding-bandingkan.

Padahal sebenarnya menabung vs investasi memiliki kelebihannya masing-masing. Keduanya diperlukan untuk menghadapi situasi yang berbeda. 

Ada beberapa hal yang membuat investasi lebih menguntungkan dibandingkan dengan menabung. Di satu sisi, kita juga harus memiliki sejumlah dana di rekening tabungan untuk mengantisipasi kebutuhan mendesak yang membutuhkan cukup banyak pengeluaran.

Nah, kalau begitu simak keuntungan dan kelemahan dari menabung vs investasi!


Baca juga: Tips Menabung dan Mengumpulkan Uang di Usia 20-an


Tabungan

Untuk mengetahui lebih jelas menabung vs investasi, di sini akan dibahas dulu mengenai menabung. Yuk, disimak.

1. Tabungan tidak memiliki jangka waktu minimal. Jadi, kita diperbolehkan mengambil dana. Artinya, kita boleh kapan saja mengambil uang ketika membutuhkannya.

2. Suku bunga yang didapatkan untuk produk tabungan biasanya lebih rendah dibandingkan produk investasi. Ini adalah perbandingan menabung vs investasi yang paling signifikan. Beberapa perbankan nasional menerapkan suku bunga tabungan di kisaran 0 persen hingga di atas 1 persen. Tingkat suku bunga tersebut dipengaruhi oleh nilai dana yang mengendap di dalam rekening tabungan.

3. Produk tabungan biasanya juga memiliki biaya administrasi, sehingga jika nilai tabungan kita minim, maka bunga yang didapatkan tidak menutup biaya administrasi yang dibebankan oleh bank. Namun, untuk beberapa perbankan seperti perbankan syariah tidak menerapkan biaya administrasi.

4. Terakhir, memiliki tabungan tetap diperlukan untuk menghadapi situasi mendesak yang membutuhkan cukup banyak dana atau biasa disebut dana darurat. Dana darurat biasanya akan sangat membantu untuk menangani hal yang tiba-tiba di luar dugaan atau rencana kita.

Dana darurat biasanya dibutuhkan untuk biaya pengobatan, biaya perbaikan rumah akibat musibah seperti banjir atau kebakaran, biaya perawatan kecelakaan, biaya hidup pasca PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) serta kondisi darurat lainnya. Ada alokasi ideal dana darurat yang disiapkan tergantung status kita.

Dana darurat untuk mereka yang lajang dan belum memiliki tanggungan, perlu disiapkan 6 kali lebih besar dibandingkan pengeluarannya per bulan. Bagi yang sudah menikah dan hanya berdua dengan pasangan, jumlah dana darurat yang perlu dimilikinya adalah 9 kali lebih besar dari pengeluarannya per bulan. 

Lalu, bagi mereka yang menikah dan memiliki anak, perlu menyiapkan dana darurat yang jumlahnya 12 kali lebih besar dibandingkan pengeluarannya per bulan.

Dana darurat lebih baik ditempatkan di rekening tabungan karena kita tidak bisa memprediksi kapan harus digunakan. Jika disimpan dalam bentuk produk investasi bisa merugikan keuangan kita lantaran produk investasi biasanya tidak bisa diambil sesuka hati. Ada waktu minimal suatu produk investasi bisa dicairkan.


Lalu, bagaimana dengan investasi? Untuk tahu perbanding menabung vs investasi, Anda juga perlu mengetahui jenisnya. Berikut penjelasannya:


1. Reksa Dana

Reksa dana merupakan jenis investasi yang pengelolaannya dilakukan dengan cara mengumpulkan dana masyarakat, yang selanjutnya dikelola oleh Manajer Investasi. Manajer Investasi akan menyalurkan modal atau dana tersebut ke berbagai macam efek seperti obligasi, saham, dan efek lainnya. 

Reksa dana memiliki jenis sesuai dengan ciri khas dan beban risiko yang dimilikinya.

Pertama adalah reksa dana pasar uang, yaitu jenis investasi reksa dana yang risikonya paling kecil dan jangka waktunya kurang dari setahun. 

Kedua, adalah reksa dana pendapatan tetap yang mengharuskan investor menanamkan modal minimal 80 persen dari aktivanya ke obligasi atau surat utang. Pengembaliannya mudah dihitung karena bersifat tetap, hanya risikonya lebih tinggi dibandingkan pasar uang. 

Ketiga, reksa dana campuran adalah reksa dana yang alokasi modal investasinya dalam portofolio yang berkombinasi, seperti saham digabungkan bersama obligasi. Reksa dana ini menghasilkan return yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan tetap, tapi risikonya pun cukup tinggi.

Terakhir, reksa dana saham yang mengalokasikan dana minimal 80 persen dari aktivanya ke efek ekuitas. Ini adalah reksa dana dengan return paling tinggi, dan tentu yang paling berisiko.


2. Tabungan Emas

Emas menjadi salah satu instrumen yang paling mudah dipilih saat pertama kali berinvestasi. Alasannya, aman dan simpel. Tidak perlu perhitungan yang rumit dan menjanjikan secara jangka panjang. Beberapa tahun belakangan, harga emas dalam tren naik. Menabung vs investasi jadi tampak sama di sini.


3. SBR (Savings Bond Ritel)

Merupakan instrumen investasi yang diterbitkan oleh pemerintah yang bisa dimanfaatkan oleh Warga Negara Indonesia. Keuntungannya sangat menggiurkan, dalam setahun Anda bisa mendapatkan kupon sebesar 7,95%. Pengembaliannya pun akan dibayarkan dalam kurun waktu 2 tahun.


Baca juga: Anti Gagal, Yuk Ikuti Tips Menabung untuk Ibu Rumah Tangga


4. Saham

Investasi  saham memang dikenal dengan imbal hasilnya yang tinggi. Namun, keuntungan yang tinggi ini juga diikuti dengan risiko yang tinggi pula.

Selain itu, investor juga tidak boleh asal jual atau beli saham perusahaan tertentu saat membutuhkan uang. Investasi ini juga sangat berisiko mendapatkan tekanan dari kondisi ekonomi global seperti nilai tukar Rupiah. Asal tahu saja, tahun lalu kondisi indeks harga saham gabungan (IHSG) tanah air tertekan lantaran anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS.

Kinerja IHSG pada akhir 2018 mencapai minus 2,54 % yang artinya terburuk dalam kurun tiga tahun belakangan ini. Sangat berbeda dengan pengembalian sebesar 19,9% dan 15,32% di tahun 2016 dan 2017. Jika ingin berinvestasi di sektor ini memang diperlukan konsistensi, disiplin dan kejelian dalam memanfaatkan peluang guna memaksimalkan keuntungan.


5. Peer to Peer Lending

Perusahaan peer to peer lending merupakan inovasi dari financial technology yang berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan-perusahaan ini membantu memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan modal usaha. 

Beberapa kemudahan yang ditawarkan oleh perusahaan peer to peer lending jika Anda ingin investasi di sana. Diantaranya :

  • Cukup dengan minimal Rp25.000 sudah bisa memberikan pendanaan kepada masyarakat atau UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang sudah diseleksi secara ketat, misalnya di Modal Rakyat.
  • Pilihan pendanaan dan tenor juga beragam mulai dari satu bulan sehingga memudahkan mengelola pendanaan.
  • Return yang termasuk tinggi hingga 18 % per tahunnya.
  • Kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan peer to peer lending diatur oleh OJK melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.
  • Sepenuhnya online tanpa ada birokrasi.

Jadi, menabung vs investasi tetap diperlukan untuk kehidupan finansial yang baik. Membandingkan menabung vs investasi bisa diambil jalan tengah dengan melakukan keduanya secara bersamaan.


Temukan berbagai tips lain di Blog Modal Rakyat


Artikel Terkait
image image
Artikel Baru