Gaya Hidup

Mengenal Introvert dan Stigma yang Melekat Padanya

Kabrina Rian Ferdiani-

04 Sep 2020

Mengenal Introvert dan Stigma yang Melekat Padanya

Di era sekarang, sering kali kita mendengar istilah introvert dan ekstrovert. Tak jarang, kedua hal tersebut dijadikan alasan atau pembenaran dalam melakukan sesuatu. Bagi orang yang ekstrovert, mereka akan dianggap sebagai orang yang ceria dan mudah bergaul. 

Sedangkan orang yang introvert akan dianggap kurang pergaulan, cupu, dan stigma-stigma lainnya.  Apakah memang benar seperti itu? Yuk, mari kita simak ulasannya.


Baca juga: Punya Gaji Besar Bukan Berarti Bisa YOLO, ini Alasannya


Ternyata introvert itu…

Introvert adalah sebuah personaliti atau kepribadian. Introvert dan ekstrovert adalah kecenderungan manusia untuk memperoleh energinya. Bagi seorang ekstrovert, mereka akan memperoleh energi melalui interaksi dengan orang lain, sedangkan introvert akan memperoleh energi dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri.

Berdasarkan teori big 5 personality, introvert dan ekstrovert diibaratkan sebagai dua kutub yang berlawanan dalam satu garis. 

Menurut Carl Jung, sebenarnya semua orang memiliki dua sisi kepribadian tersebut dalam dirinya. Namun, sisi dominan tiap orang bisa berbeda. Ada orang yang dominan introvert, ada juga yang ekstrovert. 

Bahkan jika ada dua orang yang memiliki kepribadian sama, belum tentu mereka benar-benar sama. Bisa jadi salah satunya memiliki kecenderungan yang lebih banyak pada sisi introvert, sedangkan yang lain hanya sedikit memiliki kecenderungan personaliti tersebut.

Berbeda dengan ekstrovert yang memperoleh energinya dari lingkungan dan interaksi sosial, introvert akan kehilangan energi jika diberi terlalu banyak diberi stimulus eksternal. Me time adalah teman baik para introvert karena akan memulihkan energi dan semangatnya kembali.


Apakah kamu termasuk introvert?

Ciri-ciri di bawah ini akan menggambarkan secara umum karakteristik orang introvert. Namun, jika kamu penasaran lebih jauh mengenai kepribadianmu, kamu bisa melakukan tes psikologi kepribadian yang sudah ada banyak di internet. Cari website atau situs yang kredibel ya!

  • Kamu menikmati waktumu ketika sendiri
  • Kamu tidak merasa kesepian ketika sendiri
  • Kamu enggan terlibat atau berinteraksi dengan orang yang terlihat marah atau emosi negatif lainnya
  • Kamu dapat berfikir lebih jernih dan kreatif ketika sendiri
  • Kamu adalah observer yang handal, baik pada lingkungan ataupun manusia lainnya
  • Karena sering memperhatikan sekitar, empatimu menjadi lebih terasah


Introvert bukan pemalu

Banyak orang sering menganggap introvert adalah orang yang pemalu dan kurang pergaulan. Padahal, itu tidak benar lho. Mereka memang mempunyai ciri yang sama yaitu interaksi sosial yang terbatas, namun perbedaannya terletak pada aksi yang dilakukan. 

Orang yang pemalu terkadang memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, namun terhambat oleh ketakutannya sendiri. Sedangkan orang yang introvert bisa berinteraksi dengan orang lain, meski tidak banyak.


Masa sih tidak punya teman?

Perlu diingat bahwa introvert dan ekstrovert tidak berkaitan dengan kemampuan sosial yang dimiliki. Orang ekstrovert bisa saja memiliki kemampuan bersosialisasi yang rendah, sehingga lingkaran pertemanannya terbatas. 

Meski begitu, para ekstrovert tetap memperoleh energi dari lingkar pertemanannya yang kecil tersebut. Sebaliknya, introvert bisa saja memiliki kemampuan bersosialisasi yang tinggi. Namun, mereka akan mudah lelah jika berinteraksi terlalu lama.

Introvert cenderung memilih lingkar pertemanannya berdasarkan kualitas daripada kuantitas. 

Meski sedikit, mereka lebih senang berteman dengan orang yang sesuai dengannya. Hubungan pertemanan mereka biasanya lebih lekat karena mereka lebih nyaman dengan hubungan yang sangat personal dan mendalam.


Kepribadian ini bisa jadi pemimpin yang baik lho!

Apakah introvert bisa menjadi pemimpin yang hebat? Tentu saja bisa! Dalam kepemimpinannya, mereka akan berpegang teguh pada nilai serta prinsip yang dimilikinya, sehingga tidak mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif. 

Ketika menghadapi persoalan rumit,  mereka akan melakukan analisis yang cermat tanpa merasa perlu membutuhkan persetujuan sosial untuk mengambil keputusannya. Mereka juga memiliki ide-ide yang out of the box, sehingga membantunya dalam mencari solusi dari suatu permasalahan.

Orang dengan kepribadian ini akan dengan tenang memimpin orang lain menuju tujuan yang ingin dicapai, daripada mementingkan egonya sendiri. Sebagai seorang yang memiliki kemampuan observasi, mereka memiliki empati yang cukup tinggi terhadap sesamanya.


Apakah kepribadian mempengaruhi kebahagiaan?

Pandangan ini tentu saja tidak benar. Apapun kepribadiannya, tiap manusia berhak untuk bahagia. Di banyak jurnal dan penelitian, memang banyak disebutkan bahwa orang yang ekstrovert lebih bahagia. 

Namun, skala pengukuran/tes yang biasanya digunakan dalam penelitian menggunakan standar kebahagian berdasarkan aktivitas dan interaksi sosialnya. Meski tidak semua dimensinya mengukur interaksi sosialnya, namun tentu saja hal itu mempengaruhi hasil penelitian.

Skala pengukuran / tes yang diciptakan erat kaitannya dengan budaya dimana alat ukur tersebut tercipta. Budaya barat biasanya lebih menyukai kepribadian ekstrovert yang ceria, mudah bergaul, dan ramah. 

Introvert yang tinggal dalam budaya tersebut sering kali merasakan tekanan untuk berubah menjadi ekstrovert, sehingga meningkatkan kecemasan, stress dan menurunkan kebahagiaanya. Namun di budaya lain, bisa saja yang terjadi adalah sebaliknya.

Tak perlu risau dengan hal  tersebut. Penelitian juga menyatakan bahwa semua orang bisa bahagia. Apapun kepribadianmu, kamu tetap bisa bahagia jika mereka memiliki kesadaran akan tujuan hidup, penerimaan diri, dan jaringan sosial yang mendukung.

Bagaimana, Dear? Kepribadian apa yang kamu miliki? Jangan merasa aneh jika kamu merasakan ciri –ciri di atas ya! Itu artinya kamu seorang introvert. Tidak ada yang aneh dari menjadi seorang introvert. Jangan terjebak dengan stigma-stigma yang berkembang di masyarakat. Kamu adalah kamu, lebih dari sekedar definisi personaliti.

Baca juga: Memaafkan: Proses yang Tidak Mudah tapi Penting Dilakukan

Memang terkadang stigma-stigma tersebut membuat tidak nyaman dan seolah memaksa kita untuk tidak menjadi diri sendiri. Jauhkan dirimu dari hal-hal tersebut dengan melakukan me time. Salah satu caranya bisa dengan meditasi. Meditasi bersama Riliv akan membuatmu menjadi lebih tenang dan bahagia, coba yuk!

Ingat ya Dear, kebahagiaan tidak ditentukan oleh kepribadianmu, tapi dirimu sendirilah yang harus mengusahakan kebahagiaan itu.

Disadur dari:

  1. https://www.psychologytoday.com/intl/basics/introversion
  2. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/fulfillment-any-age/201403/nine-signs-you-re-really-introvert
  3. https://www.psychologytoday.com/us/blog/thrive/201205/are-extroverts-happier-introverts?collection=101164

Ditulis oleh Tazakka Putri Oktoji dari Riliv.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru