Finansial

Bisnis

Mengenal Investasi Reksa Dana yang Cocok Untuk Milenial

Paskalia-

16 Sep 2019

Mengenal Investasi Reksa Dana yang Cocok Untuk Milenial

Generasi milenial sering dikaitkan dengan gaya hidup konsumtif dan serba instan. Kamu perlu menyadari bahwa berapapun penghasilan yang kamu dapat, akan habis bila terus mengikuti gaya hidup ini. Mulai dari sekarang, milenial sebaiknya memikirkan investasi yang menghasilkan untuk masa depannya.

Nggak perlu muluk-muluk deh, kamu bisa berinvestasi untuk mempersiapkan dana liburanmu, melanjutkan pendidikan, atau membeli barang yang kamu impikan. Oleh karena itu, kamu perlu menyisihkan uang untuk berinvestasi dari penghasilan yang didapat setiap bulannya, baik itu gaji maupun uang kiriman dari orang tua.


Baca Juga: Cara Investasi Paling Praktis, Siapapun Bisa


Investasi yang dapat kamu pilih adalah investasi reksa dana.  Alasannya karena reksa dana merupakan produk investasi yang aman, harganya terjangkau, dan mudah untuk dibeli maupun dijual. Dengan kemajuan teknologi saat ini, kamu bisa melakukan investasi reksa dana kapan saja dan di mana saja. Nggak ribet, kan?

Sebelum memulai investasi reksa dana, sebagai generasi milenial yang cerdas perlu berkenalan dengan investasi ini. Apa sih sebenarnya investasi reksa dana? Apa kekurangan dan kelebihannya? Apa yang harus dipelajari sebelum investasi reksa dana? Temukan jawabannya dengan membaca artikel ini sampai habis, ya.


Apa itu investasi reksa dana?

Reksa dana adalah investasi yang sistemnya dilakukan dengan cara menghimpun dana dari masyarakat atau pemodal yang nantinya dikelola oleh Manajer Investasi. Jenis investasi ini dirancang untuk pemodal kecil yang tidak memiliki waktu dan keahlian terbatas untuk berinvestasi. Dana yang dikumpulkan dari pemodal-pemodal kecil ini dipercayakan dan dikelola oleh Manajer Investasi.

Manajer Investasi akan menyalurkan modal dari masyarakat itu ke portofolio efek. Portofolio efek terdiri dari berbagai macam surat berharga seperti surat utang atau obligasi, pengakuan utang, saham, surat berharga komersial perusahaan, atau tanda bukti utang. 


Jenis-jenis reksa dana

Instrumen investasi ini terbagi atas empat jenis, yang dibagi berdasarkan tujuan dan risiko yang dimilikinya. Berikut ini penjelasan lebih lengkap tentang jenis investasi reksa dana.


Reksa dana pasar uang

Reksa dana ini menyalurkan 100% aktiva pada instrumen yang berjangka pendek, contohnya obligasi, deposito perbankan, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Reksa dana pasar uang cocok dipraktikkan untuk jangka pendek karena tenornya tidak lebih dari setahun. Investasi reksa dana ini risikonya yang paling rendah dibandingkan yang lain.


Reksa dana pendapatan tetap

Reksa dana ini mengharuskan pemodal menginvestasikan 80% aktiva dalam instrumen efek utang dan obligasi. Investasi ini cocok dipilih oleh kamu yang ingin mengambil return antara 1—3 tahun. Reksa dana ini risikonya agak lebih tinggi jika dibandingkan dengan pasar uang, tapi reksa dana ini yang paling stabil pengembaliannya. 


Reksa dana campuran

Maksimal 79% aktiva dari reksa dana campuran disalurkan pada instrumen saham, obligasi, dan deposito. Kamu yang ingin berinvestasi 3 hingga 5 tahun, bisa memilih investasi ini. Risikonya lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan tetap, tapi return-nya tentu saja lebih menjanjikan dari dua reksa dana sebelumnya.


Reksa dana saham

Reksa dana ini mengharuskan pemodal menginvestasikan minimal 80% aktiva untuk instrumen saham. Bagi kamu yang memiliki tujuan investasi jangka panjang, minimal 5 tahun, reksa dana ini cocok untukmu. Reksa dana saham menawarkan pengembalian paling tinggi diantara reksa dana lainnya, tapi perlu diketahui bahwa risikonya juga tinggi.


Meneliti keuntungan dan risiko investasi reksa dana

Setelah kamu mengenal investasi reksa dana dan memahami jenis-jenis reksa dana, kini kamu perlu mencermati keuntungan dan risiko yang akan kamu terima bila memilih berinvestasi di reksa dana.

Sebagai orang awam yang tidak memiliki pengetahuan tentang investasi dan waktu yang cukup untuk mempelajarinya, kita memerlukan Manajer Investasi yang akan mengelola uang kita. 

Manajer investasi adalah mereka yang ahli dalam mengelola investasi reksa dana. Uang yang kamu punya akan dititipkan ke mereka untuk dikembangkan, sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal.

Kamu sangat mungkin untuk investasi reksa dana dari modal yang kecil. Hanya dengan uang Rp100.000,00 kamu sudah bisa membeli reksa dana. Jika dibandingkan dengan jenis investasi lain, misalnya deposito, kamu perlu memiliki uang sebesar 1 M untuk mendapatkan bunga setara dengan reksa dana.

Reksa dana adalah jenis investasi yang likuid, artinya jenis investasi ini dapat dicairkan kapan saja.

Itu tadi keuntungan yang didapat dari reksa dana. Lalu, bagaimana dengan risiko atau kekurangannya?

Jika kamu memilih untuk berinvestasi di sini, kamu akan dikenakan fee untuk membayar Manajer Investasi. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar, bukan? Manajer Investasi telah menghimpun dan mengelola uang agar memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Fee bisa muncul dua kali. Pertama, saat membeli reksa dana, yaitu sekitar 1—3% dan kedua, saat menjual reksa dana, yaitu sekitar 0,5—1%.

Kamu juga perlu memperhatikan kinerja Manajer Investasi. Kinerja Manajer Investasi yang kamu pilih bisa jadi kalah dengan produk lain. Bisa jadi juga kinerja Manajer Investasi menurun atau lebih buruk dari indeks saham. Kamu bisa rugi karena telah membayar manajer investasi untuk mengelola uangmu.

NAB/UP adalah sebutan dari satuan reksa dana yang memiliki harga. NAB/UP berasal dari total seluruh modal yang dikumpulkan dibagi dengan seluruh jumlah unit. NAB/UP baru akan dihitung di akhir hari. Jadi, kamu tidak tahu nilai NAB/UP pada saat kamu menjual atau membeli reksa dana di siang hari. Jika kamu bertransaksi pada sore dan malam hari, kamu akan mengikuti NAB/UP di keesokan harinya.


Baca Juga : Investasi Emas Vs Investasi Properti, Pilih Yang Mana?


Apa yang perlu dipertimbangkan sebelum investasi reksa dana?

Tentu saja kamu ingin memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dan meminimalkan risiko yang mungkin terjadi. Oleh sebab itu, sebelum memutuskan untuk membeli reksa dana, ada baiknya kamu mempertimbangkan hal-hal berikut ini.


1. Tujuan investasi

Petakan kembali apa tujuanmu berinvestasi. Kalau kamu menginginkan keuntungan yang besar, maka kamu harus siap dengan risiko yang tinggi dan jangka waktu yang lama. Sebaliknya, jika kamu ingin berinvestasi dalam jangka waktu yang pendek, keuntungan yang kamu dapat akan lebih rendah.


2. Manajer investasi dan produk investasinya

Cari tahu track record Manajer Investasi dan produk yang ditanganinya. Kamu bisa melihatnya lewat prospektus atau fund fact sheet masing-masing reksa dana. Kamu bisa memilih produk yang sudah cukup lama, minimal lima tahun, karena dalam kurun waktu tersebut produk sudah teruji dalam kondisi terburuk dan terbaiknya.


3. Bandingkan

Pilih Manajer Investasi dan produknya minimal lima. Kenapa? Ini agar kamu bisa membandingkan masing-masing reksa dana dan memilih yang terbaik. Kamu bisa membandingkan dari biaya pembelian (subscription fee), biaya penjualan (redemption fee), dan biaya pengelolaan (management fee). 

Selain itu, kamu juga perlu melihat tingkat pengembalian, tingkat risiko, dan jumlah dana yang dikelola.


Baca berbagai artikel lain di Blog Modal Rakyat


Author: Kabrina



Artikel Terkait
image image
Artikel Baru