Finansial

Pahami Risiko dalam Investasi Reksa Dana, Pemula Wajib Tahu

Kabrina Rian Ferdiani-

30 Jun 2020

Pahami Risiko dalam Investasi Reksa Dana, Pemula Wajib Tahu

Reksa dana atau mutual fund merupakan jenis investasi yang aman, transparan, dan mudah dijalankan. Investasi ini memungkinkan siapapun untuk menjadi investor dengan modal yang terbatas. Di samping itu, investasi ini disarankan bagi Anda yang minim pengetahuan tentang investasi maupun pasar modal dan tidak memiliki banyak waktu untuk mengelola investasi sendiri.

Namun, apapun bentuk investasinya selalu terdapat risiko di balik itu. Semakin tinggi nilai keuntungan, maka risiko yang ditanggung pun semakin besar. Tidak ada investasi yang tanpa risiko. Bahkan dalam aktivitas jual beli paling sederhana pun pihak penjual tetap menanggung risiko mengalami kerugian yang disebabkan faktor-faktor tertentu. 

Hal serupa juga terjadi dalam investasi ini. Maka dari itu, sebelum Anda berinvestasi khususnya dengan membeli produk reksa dana, alangkah baiknya Anda memahami apa saja risiko yang mungkin terjadi. Sebagai investor pemula, tentunya Anda tak boleh mengabaikan potensi risiko yang ada pada aktivitas investasi.

Namun, potensi risiko sebaiknya tidak menjadi hambatan besar sehingga menyebabkan Anda mengurungkan niat untuk mulai berinvestasi sejak dini. Sebaliknya, Anda dapat memanfaatkannya sebagai langkah kehati-hatian dan kewaspadaan dalam mengelola dana investasi secara bijaksana. Berikut ini beberapa profil risiko investasi di reksa dana yang perlu Anda pahami.


Baca juga: 8 Cara Ampuh untuk Mempraktikkan Self-Love


Risiko Penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Saat memutuskan untuk berinvestasi di sini, Anda perlu memahami apa yang disebut dengan Nilai Aktiva Bersih atau NAB. NAB merupakan jumlah nilai investasi di dalam produk reksa dana. Perlu Anda ketahui bahwa Nilai Aktiva Bersih dapat mengalami penurunan karena adanya beberapa faktor penyebab. 

Penurunan Nilai Aktiva Bersih dapat terjadi karena adanya penurunan nilai atau harga instrumen investasi di pasar modal dibandingkan nilai awal saat instrumen dibeli. Penurunan Nilai Aktiva Bersih bisa terjadi akibat banyak hal. Misalnya terdapat gejolak ekonomi yang tidak stabil seperti, peningkatan inflasi, defisit neraca berjalan, dan sebagainya.

Selain itu, penurunan Nilai Aktiva Bersih juga bisa disebabkan oleh memburuknya kinerja bursa saham dan emiten atau perusahaan. Di samping itu, situasi politik yang tidak kondusif di tingkat nasional maupun internasional juga turut membuat pergerakan NAB menurun. Ini menjadi risiko investasi reksa dana yang mau tidak mau harus dihadapi.

Meski demikian, Anda tak perlu menanggapi risiko ini secara berlebihan karena sifatnya tidak permanen. Penurunan harga instrumen investasi di pasar modal hanya terjadi dalam jangka waktu tertentu. Jika situasi membaik dan kembali normal, maka harga investasi Anda dapat diselamatkan dan akan naik sesuai kinerja saham atau emiten.


Risiko Wanprestasi pada Risiko Penurunan Nilai Mutual Fund

Wanprestasi merupakan risiko yang terbilang buruk dalam investasi ini. Risiko wanprestasi atau yang dikenal dengan default risk ini dapat terjadi jika terdapat pihak (perusahaan) yang terlibat dalam transaksi reksa dana tidak dapat membayar kewajibannya. Jika hal ini sampai terjadi, maka risikonya adalah adanya penurunan nilai mutual fund

Kasus ini terjadi jika manajer investasi mengalokasikan dana investor pada investasi obligasi atau surat utang. Jika obligasi tersebut dikeluarkan oleh perusahaan yang mengalami permasalahan finansial, maka ada kemungkinan perusahaan tersebut akan gagal bayar atau tidak dapat membayar dengan jumlah sesuai pertanggungannya.

Hal ini tentu akan memberikan dampak buruk bagi investor karena dana yang ditempatkan tidak dapat dikembalikan. Dengan kata lain investor akan mengalami kerugian. Berbeda dari risiko penurunan Nilai Aktiva Bersih yang bersifat sementara, wanprestasi sifatnya lebih berbahaya karena dapat menurunkan harga reksa dana secara drastis dan tidak naik lagi. 

Untuk itu, Anda harus cermat saat menunjuk manajer investasi. Ketahui rekam jejaknya terlebih dahulu agar Anda yakin dengan pengalamannya selama mengelola dana investor khususnya dalam investasi reksa dana. Dengan begitu, penempatan dana investasi bisa dilakukan secara tepat.


Risiko Likuiditas yang Berdampak pada Dana yang Akan Dicairkan

Risiko likuiditas atau liquidity risk merupakan risiko yang dapat dihadapi investor saat pihak manajer investasi tidak dapat menyediakan dana tunai bagi investor yang ingin mencairkan unit penyertaan yang dipegang. Dalam persyaratan pencairan unit penyertaan, seharusnya investor dapat menerima dana pada 7 hari pasca perintah pencairan hasil unit reksa dana.

Akan tetapi jika risiko likuiditas terjadi, manajer investasi akan mengalami kesulitan sehingga investor terlambat menerima pencairan dana. Penyebab risiko likuiditas sendiri beragam. Misalnya manajer investasi mengalokasikan dana investor pada surat utang (obligasi) maupun efek saham yang jarang diperdagangkan atau tidak likuid.

Hal ini menyebabkan tidak adanya dana hasil yang siap dicairkan kepada pemilik modal. Di samping itu, bisa saja terjadi beberapa pemegang unit penyertaan yang mengajukan pencairan dana hasil investasi dalam jumlah besar secara bersama-sama. Maka ini dapat menyebabkan keterlambatan penerimaan dana.


Risiko Return Tidak Pasti

Setiap investor pastinya ingin investasinya berjalan dengan mulus dan tanpa hambatan. Namun jika Anda memutuskan untuk mengalokasikan modal di investasi reksa dana, salah satu risiko yang harus dihadapi yaitu nilai return yang tidak pasti. Return pada investasi ini memang dikenal relatif tinggi, namun angkanya fluktuatif.

Itu artinya, Anda bisa mengalami untung maupun kerugian kapan saja. Namun hal ini dapat disikapi secara bijak dengan memilih jenis reksa dana yang sesuai. Pastikan pula Anda memilih perusahaan manajemen investasi yang sudah berpengalaman. Manajer investor yang teruji mampu membuktikan diri dengan pengelolaan dana investor secara baik dan memberikan keuntungan.

Risiko dalam investasi adalah suatu hal yang sangat wajar. Adanya risiko sebaiknya tidak menjadi penghalang dalam berinvestasi karena setiap risiko pasti memiliki solusinya sendiri. Risiko dalam investasi reksa dana memang lebih kecil dibanding saham, namun perlu dipahami dan disikapi dengan bijak.


Baca juga: Mengenal Investasi ETF dan Bedanya dengan Reksa Dana

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru