Finansial

Bisnis

ROE adalah: Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Brigitta Winasis-

04 Jun 2021

ROE adalah: Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Pengembalian ekuitas atau return of equity (ROE) adalah perhitungan yang masuk dalam analisis rasio kemampuan perusahaan memperoleh laba atau rasio profitabilitas. ROE adalah kalkulasi rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh net income (laba bersih) menggunakan modal sendiri atau dari investor.

ROE dihitung sebagai tolok ukur manajemen keuangan perusahaan. ROE bergantung pada beberapa hal, misalkan besar-kecilnya perusahaan dan modal. Misalnya perusahaan yang kecil cenderung memiliki modal yang juga kecil, sehingga ROE-nya pun kecil.

ROE disajikan dalam bentuk persentase. Fungsinya mengukur kemampuan badan usaha untuk memperoleh laba dengan modal ekuitas yang sudah disetorkan pemilik saham.


Baca juga: Macam-macam Investasi, Kenali agar Bisa Mendulang Profit


Cara menghitung ROE menggunakan rumus tertentu. Caranya adalah menyandingkan laba bersih setelah dikurangi pajak dengan ekuitas yang sudah diinvestasikan.

ROE berguna untuk menunjukkan penghasilan atas investasi yang sudah ditanamkan pemegang saham. Seringkali ia berguna membandingkan dua atau lebih perusahaan terkait peluang investasi dan manajemen biayanya.

Hal ini penting pula menjadi pada shareholders atau pemegang saham. Semakin besar ROE-nya, semakin tinggi pula kualitas perusahaan. Para investor akan semakin tertarik menanamkan modal perusahaan.


Aspek-aspek dalam ROE

Ada beberapa faktor yang diperhitungkan dalam ROE. Sederhananya, dua faktor yang memengaruhi ROE adalah laba bersih dan ekuitas.

Laba Bersih

Pendapatan bersih sering menjadi tolok ukur kinerja bagi perusahaan atau standar lainnya seperti ROE. Unsur yang terkait dengan laba adalah pendapatan dan beban operasional perusahaan.

Ekuitas

Ekuitas menggambarkan jumlah hak kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Dari ekuitas ini diketahui berapa nilai kepemilikan seseorang.

Ekuitas berada di bagian neraca dalam laporan keuangan. Ada beberapa jenis ekuitas, seperti modal yang diinvestasikan, saham, laba ditahan, dan dividen.


Menghitung ROE

ROE atau Rasio Pengembalian Ekuitas dapat dihitung dengan cara laba bersih dibagi jumlah ekuitas. Berikut rumusnya.


Return on equity = laba bersih dikurangi pajak / ekuitas


Kemudian hasilnya dikalikan 100 agar dapat disajikan dalam bentuk persentase. Berikut contohnya.


Pada 2018, ekuitas rata-rata pemegang saham sebuah perusahaan senilai Rp700.000.000 dengan laba bersih Rp1.000.000.000. Maka perhitungan ROE-nya adalah sebagai berikut.


Return on equity: 1.000.000.000 / 700.000.000 = 1,42 x 100 = 142 %


Hasil kalkulasi ROE yang semakin mendekati angka 1 menunjukkan kinerja semakin efektif. Pemanfaatan ekuitas perusahaan semakin efisien dalam menghasilkan perolehan.

Sebaliknya, jika ROE semakin dekat ke angka 0, berarti perusahaan tak berhasil mengatur investasi yang telah ditanam dengan efisien demi memperoleh laba.

Jika Anda ingin menghitung ROE perusahaan yang sudah terdaftar dalam bursa saham, Anda dapat memperolehnya di situs resmi IDX. Anda akan mendapatkan keterangan seperti modal, ekuitas, laba tahun yang sedang berjalan, dan profit of the ear sebagai acuan laba bersih.


Baca juga: Memulai Investasi Saham Blue Chip 2021 IDX untuk Pemula


Pentingnya ROE dalam Investasi Saham

Penting untuk mengetahui ROE dalam investasi saham. ROE merupakan ukuran profitabilitas, yakni kemampuan perusahaan menghasilkan profit. Dengan begitu, analisis ROE menjadi pertimbangan fundamental oleh investor.

Dengan mengetahui ROE, Anda dapat memperkirakan banyaknya keuntungan yang bisa diperoleh jika membeli emiten tersebut. Lalu, berapa persen ROE perusahaan yang sahamnya pantas dibeli?

Emiten dengan rasio ROE di atas 20% cukup menjanjikan untuk dibeli. Namun hal ini bukan satu-satunya cara menentukan hendak membeli suatu saham. Berikut sebabnya.

a. Nilai ROE perusahaan berbeda tiap tahunnya. Informasi ROE pada satu tahun belum tentu menunjukkan kinerja perusahaan secara menyeluruh dan potensinya di masa depan.

b. Bagi perusahaan yang berutang, terutama jika nilainya lebih tinggi daripada modalnya, ROE menjadi tidak akurat.

c. Price to book value (PBV) juga wajib diperhitungkan karena akan memengaruhi keuntungan perusahaan.


Memanfaatkan Informasi ROE

Setelah mengetahui poin-poin penting dalam ROE, berikut cara memanfaatkan informasinya.

1. Sandingkan ROE perusahaan dalam kurun waktu 5 sampai 10 tahun terakhir. Hal ini akan membuat informasi perkembangan usaha yang tampak signifikan.

Walaupun ROE mengalami kenaikan dalam kurun waktu 5 sampai 10 tahun tersebut, bukan berarti selanjutnya perusahaan akan terus tumbuh dengan kecepatan yang sama. Namun setidaknya kita mengetahui rata-rata grafik pendapatannya.

2. Sandingkan angka ROE dari perusahaan yang bergerak di sektor yang sama. Jika angka ROE rendah, mungkin karena industri tersebut menghasilkan margin laba yang kecil.

3. Properti yang memiliki pertumbuhan tinggi umumnya memiliki ROE tinggi karena dapat membuat perolehan tambahan tanpa perlu didanai pihak eksternal.

Mengingat pentingnya menghitung ROE untuk perusahaan demi menarik perhatian investor sekaligus mengembalikan tanggung jawab kepada para shareholders. Sebaiknya perusahaan selalu menyiapkan dan memberikan informasi terkait pengembalian ekuitas dengan rutin.

ROE dapat menggambarkan secara riil sejauh mana perusahaan menggunakan setiap investasi yang ditanamkan. Maka dari itu, investor perlu selalu mengetahui seluk-beluk pasar demi mendapat perusahaan yang memiliki ROE yang masuk akal.

Misalkan ada perusahaan dengan ROE 6 persen. Tentu saja ROE ini kurang menarik perhatian investor. Pasalnya deposito di Indonesia berada di kisaran angka 7 persen.

Investor akan menilai untuk apa memilih investasi dengan risiko tinggi. Terlebih return yang ditawarkan tidak seberapa dibandingkan instrumen investasi lainnya, seperti deposito, surat utang, atau sukuk.


Strategi Meningkatkan ROE

Semakin tinggi ROE perusahaan, tentu investor akan semakin diuntungkan selain perusahaan itu sendiri. Agar ROE perusahaan semakin naik, ada banyak strategi yang dapat digunakan. Berikut penjelasannya.

a. Menambah penjualan tanpa meningkatkan beban dan biaya operasional perusahaan.

Artinya, perusahaan dapat membuat penjualan semakin efisien. Misalnya dengan menggencarkan promosi dan iklan atau melancarkan distribusi produk.

b. Mengurangi harga pokok penjualan atau beban operasional.

Caranya adalah menyeleksi kembali peralatan operasional perusahaan. Mungkin ada peralatan yang dapat diganti atau diperbaiki karena rusak sehingga menghambat proses produksi. Dengan demikian beban operasional perusahaan dapat ditekan.

c. Menambah penjualan atas nilai aktiva.

Caranya adalah dengan menambah penjualan serta mengurangi jumlah investasi pada aktiva perusahaan.

d. Menambah penggunaan utang relatif.

Peningkatan dapat dilakukan sampai titik yang tidak membahayakan kinerja keuangan perusahaan.


Kelemahan Menghitung ROE

ROE memang bermanfaat dalam mengkalkulasi potensi pengembalian ekuitas bagi investor. Namun cara ini tidak lepas dari kekurangan.

Kelemahannya adalah indikator ini hanya menggunakan laba bersih dan ekuitas. Namun tidak memperhitungkan utang perusahaan dalam kalkulasinya. Padahal jumlah utang ini juga menjadi indikator penting untuk melihat apakah perusahaan tersebut efektif.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru