Modal Inspirasi

Robin Hood Modern di Tanah Air

Adjie Sudradjat-

04 Dec 2018

Robin Hood Modern di Tanah Air

Modal Rakyat - Seperti kebanyakan millennial seusia saya, film baru di jaringan XXI merupakan sesuatu yang kita tunggu setiap minggunya. Minggu lalu kebetulan saya menonton Robin Hood, di mana pada garis besarnya, garis cerita Robin Hood, yang merupakan franchise yang sudah di-remake berulang kali adalah bagaimana seorang Robin Hood merampok kaum kaya, dan membantu kaum miskin, dan merupakan semacam pelindung bagi kaum marginal.


Ya, sosok Robin Hood adalah penjelmaan pahlawan di zaman medieval, di mana si pelindung identik dengan kekuatan fisik, strategi perang, kemampuan memenangkan duel sehingga dia mampu membantu para kaum marginal tersebut. Menjelang bagian akhir film, tiba-tiba pikiran saya membawa saya mengingat para pahlawan UMKM yang pernah saya temui sehari-hari dalam pekerjaan saya. Ada banyak Robin Hood dengan warnanya sendiri dalam kehidupan kita, di Indonesia yang kita cintai ini.


Kisah Robin Hood Bogor


Baru saja minggu lalu, saya mengadakan kunjungan ke salah satu tempat usaha, di daerah Bogor, saya mengunjungi sentra manufaktur frozen food siap saji milik seorang anak muda, di usia 20-an, sebut saja namanya Pak Budi. Pak Budi dalam balutan hoodies merahnya dengan antusiasnya menjelaskan alur bisnis nya, bagaimana dia memulai bisnis ini, apa visi dan misi yang dia emban untuk bisnisnya ini. Tapi yang sangat menarik perhatian saya adalah bagaimana ada sekitar kurang lebih 50 orang ibu-ibu berusia 20-30 tahun dengan cekatan mencetak adonan tepung, memasukkan filling ke dalam produk, menyimpan tiap produk ke dalam packaging yang sudah disiapkan. Semua dilakukan dengan ritme yang seirama dan sangat sinkron. Seketika terlintas di pikiran saya “ Ya, Pak Budi adalah Robin Hood”.


Pak Budi adalah Robin Hood dengan warnanya sendiri. Pak Budi membela kaum marginal di sekitar kota kelahirannya dengan pemberdayaan / empowerment, bukan dengan pedang dan panah seperti Robin zaman medieval di layar lebar tersebut. Pak Budi berjuang tiap harinya dengan strategi pemasaran, manajemen stok, inovasi produk, arus kas, agar bisnis kecilnya dapat terus memberdayakan para wanita yang tentu opsi pendidikannya tidak sebaik Anda yang sedang membaca artikel ini.


Pak Budi memiliki bisnis yang baik, memulai sendiri dari fase bootstrap atau dengan modal sendiri, dan dapat memberdayakan orang di sekitarnya seiring dengan pertumbuhan bisnis beliau, akan tetapi dikarenakan semua keuntungan bisnis dimasukkan kembali sebagai arus kas bisnis, Pak Budi tidak memiliki aset pribadi dalam bentuk tanah dan bangunan. Maka ketika terjadi kenaikan permintaan pada produk Pak Budi, yaitu ketika ada mitra-mitra baru yang memberikan pesanan, setiap pesanan memiliki unsur modal kerja/kapital baru untuk mendukung proses produksi, pengiriman, dan lead time inventory.


Baca Juga: Pengertian Investasi & Pentingnya Berinvestasi Sejak Dini


Sulitnya Mencari Pendanaan


Pak Budi tentu harus memutar otak mencari kapital dalam bentuk cash untuk membiayai semua pesanan baru tersebut, Pak Budi telah berkeliling ke institusi perbankan, akan tetapi perbankan memiliki satu syarat wajib, yaitu pembiayaan hanya bisa berdasarkan jaminan aset fisik (tanah dan bangunan), di mana pada usia bisnis saat ini Pak Budi belum memiliki aset tersebut. Bersyukur salah satu teman Pak Budi mengenalkan beliau ke platform P2P lending Modal Rakyat. Dari sisi platform, Modal Rakyat juga bersyukur dapat bertemu pahlawan UMKM seperti Pak Budi, yang memiliki arus kas bisnis yang baik, entitas bisnis yang mampu memberdayakan SDM di sekitarnya, dan hanya memiliki kekurangan dalam hal aset fisik sebagai dasar produk pembiayaan konvensional.  


Pertemuan-pertemuan dengan Robin Hood seperti Pak Budi inilah yang selalu membakar semangat saya untuk bangun setiap paginya dan selalu berusaha membangun platform Modal Rakyat dengan segala talenta dan pengetahuan yang dititipkan Tuhan. Yuk bantu kita membiayai para Robin Hood Indonesia seperti Pak Budi di platform peer-to-peer lending Modal Rakyat.


Author: Hendoko Kwik


Sebelum membangun ModalRakyat, Hendoko kebanyakan menghabiskan karirnya di bidang SME Banking. Tahun 2008, setelah mendapatkan gelar sarjana komputer dari Universitas Bina Nusantara, Hendoko berhasil lulus dari program Management Development Program - SME Banking dari Bank Danamon Indonesia Tbk. Sejak saat itu, Hendoko berkutat dalam originasi pembiayaan SME Banking seperti Account Receivables Financing, Working Capital Financing, Asset Based Financing, Construction Financing, Project Financing, dan jenis pembiayaan SME lainnya yang lazim di Indonesia. Karir Hendoko sudah pernah diuji pada saat Krisis Moneter Global ( 2008 - 2009 ) ataupun pada saat Ekonomi Indonesia sedang meroket karena kenaikan harga komoditas ( 2010 - 2012 ). Posisi Banking terakhir yang dijabat Hendoko sebelum membangun ModalRakyat adalah VP of SME Banking, Bank Sahabat Sampoerna ( 2018 ). Hendoko juga memiliki gelar Magister Management in Finance dari Universitas Trisakti.


Artikel Terkait
image image
Artikel Baru