Modal Inspirasi

Tanam Modal Bagi Hasil: Pengertian, Jenis, dan Keuntungan

Amry Nur Hidayat-

08 Jun 2022

Tanam Modal Bagi Hasil: Pengertian, Jenis, dan Keuntungan

Di struktur atas sebuah perusahaan atau pada masa awal pendirian sebuah usaha, pembiayaan umumnya tidak dilakukan oleh investor tunggal atau pemodal pribadi. Umumnya, sistem kerja dilakukan dengan cara tanam modal bagi hasil


Apa yang Dimaksud dengan Sistem Bagi Hasil?

Sistem bagi hasil adalah perjanjian kerja antara pemilik modal dengan manajer modal yang memuat tentang pembagian laba. Oleh karena itu, sistem bagi hasil tidak hanya mengatur tentang pembagian keuntungan tetapi juga mengatur pembagian tanggung jawab apabila terjadi kerugian. 

Pembagian hasil tidak selalu dilakukan 50-50, melainkan bergantung pada metode kerja, jumlah modal, dan ketentuan lainnya. Oleh karena itu, sistem bagi hasil dikenal juga sebagai bentuk imbal balik dari investasi. Karena Prinsipnya yang merupakan imbal balik atau pengembalian, bukan bunga, sistem bagi hasil digunakan oleh lembaga atau jasa keuangan syariah. 


Baca Juga: Omzet adalah Laba Kotor, Kenali Perbedaannya dengan Profit


3 Metode dalam Sistem Bagi Hasil

Tanam modal bagi hasil yang dilakukan antara pemilik modal dan manajemen modal memiliki berbagai bentuk atau metode. Hal ini biasanya disesuaikan dengan bentuk bisnis, kondisi ekonomi, dan lainnya. Setidaknya ada tiga bentuk atau jenis pembagian hasil yang umum digunakan, yaitu:

  • Profit Sharing
  • Gross Profit Sharing
  • Revenue Sharing

1. Profit Sharing

Dalam pembagian hasil metode profit sharing, laba yang dibagikan adalah laba bersih. Oleh karena itu, metode ini disebut metode pembagian profit. Artinya, hal-hal seperti biaya operasional telah dihitung dan tidak dijadikan dana yang dibagi bersama. 


2. Gross Profit Sharing

Metode gross profit sharing membagi hasil yang berupa laba kotor. Dana yang dibagi merupakan total pendapatan yang hanya dikurangi harga pokok penjualan. Sementara itu, biaya-biaya lain seperti pajak, pemasaran, dan lainnya masih masuk ke dalam profit yang dibagi. 


3. Revenue Sharing

Metode yang banyak digunakan oleh perbankan ini membagi hasil laba yang masih utuh tanpa dikurangi dengan komisi dan biaya operasional. Pembagian hasil usaha ini umumnya dilakukan oleh perbankan yang menggunakan sistem syariah. 


Jenis Pemberi Modal dalam Sistem Bagi Hasil

Jenis memberi modal akan menentukan jenis sistem bagi hasil yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan ada perbedaan tanggung jawab yang diemban oleh investor dan manajer investor, yang lalu berhubungan dengan pembagian hasil. Beberapa jenis pemberi modal dan cara bagi hasil keuntungan usaha untuk investor tersebut adalah:

  • Pemberi Modal Bentuk Saham
  • Pemberi Modal Rekan Kerja
  • Pemberi Modal Kreditur 

1. Pemberi Modal Bentuk Saham

Pengelolaan uang dalam instrumen saham merupakan salah satu bentuk tanam modal bagi hasil. Pemilik saham pada dasarnya menyerahkan modal dan menunggu keuntungan atau dividen dari operasional perusahaan. Artinya, pemberi modal tidak ikut terlibat dalam pekerjaan. 

Pembagian keuntungan antara pengelola dana dengan pemberi modal umumnya akan diatur di awal melalui kesepakatan kerja. Nantinya, pengelola akan mendapatkan gaji bulanan dan dividen perusahaan, sementara pemberi modal hanya akan mendapatkan dividen. 


2. Pemberi Modal Rekan Kerja

Berbeda dari bentuk sebelumnya, jenis pemberi modal yang menjadi rekan kerja akan terlibat dalam mengurus usaha. Pemberi modal yang memiliki porsi pekerjaan setara dengan pengelola disebut sebagai rekan kerja aktif.  

Pembagian keuntungan dalam sebuah usaha yang pemberi modalnya ikut bekerja dilakukan lebih rumit. Pembelian keuntungan akan sesuai dengan persentase modal yang diakumulasikan dan dibagi per periode tertentu. 

Contoh perhitungan bagi hasil: 

Pengusaha bermodal 400 juta bekerjasama dengan pengusaha B bermodal 600 juta. Di awal kerja, mereka sepakat untuk menggaji setiap orang yang terlibat sebesar 3 juta perbulan. Jika keuntungan yang didapatkan adalah 200 juta per 3 bulan, maka bagaimana pembagian keuntungannya?

Diketahui nilai sebagai berikut:

Laba bersih =  200 juta

Modal tahun depan =  100 juta

Operasional =  50 juta

Dividen =  50 juta

Menghitung bagian dividen:

Pengusaha A bermodal 400 juta maka mendapatkan 40% dividen atau 40% x 50 juta = 20 juta 

Pengusaha B bermodal 600 juta maka mendapatkan 60% dividen atau 60% x 50 juta = 30 juta 

Menghitung gaji bulanan:

Gaji bulanan bagi masing-masing pemilik modal yang terlibat kerja umumnya akan diberikan dalam bentuk akumulasi. Pemberian tersebut dalam satu periode tertentu atau berbarengan dengan pembagian dividen. 

Gaji pengusaha A =  3 juta x 3 bulan = 9 juta 

Gaji pengusaha B =  3 juta x 3 bulan = 9 juta

Total pendapatan keduanya:

Gaji pengusaha A : 20 juta + 9 juta = 29 juta/3 bulan

Gaji pengusaha B : 30 juta + 9 juta = 39 juta/3 bulan


3. Pemberi Modal Kreditur 

Dalam kerjasama bagi hasil ini umumnya akan ada dua pihak, yaitu pihak kreditur atau jasa keuangan dan pihak pemodal atau pemilik usaha. Sebuah entitas kreditur akan memberikan modal kepada pemilik modal perseorangan yang nantinya bisa digunakan untuk usaha. Pelimpahan modal itu akan disertai dengan perjanjian keuangan seperti bunga, tempo, dan lainnya. 

Salah satu kreditur yang dapat Anda andalkan untuk mendapatkan modal adalah Modal Rakyat. Modal Rakyat merupakan platform P2P Lending yang menyalurkan modal untuk para pelaku usaha atau pemodal usaha. Dengan skema yang aman diawasi oleh OJK, pelaku usaha dapat mengajukan pinjaman mulai dari Rp500 ribu hingga Rp 2 miliar.

Ketahui lebih banyak tentang bantuan permodalan melalui link berikut: mendapatkan modal dari Modal Rakyat


Kelebihan dan Kekurangan Sistem Bagi Hasil

Ketimbang berbagai metode lainnya, sistem tanam modal bagi hasil dikenal sebagai kesepakatan kerja yang sangat transparan dan adil. Selama pengerjaannya sesuai dengan kesepakatan yang telah diambil di awal, investor maupun pengelola akan diuntungkan. Namun, cara kerja ini tetap ada ada kelebihan dan kekurangannya.

  • Kelebihan Sistem Bagi Hasil 
  • Kekurangan Sistem Bagi Hasil 

1. Kelebihan Sistem Bagi Hasil 

Sistem bagi hasil membuat karyawan atau pengelola menjadi lebih terjamin karirnya. Hal itu karena operasional dapat berhenti apabila karyawan tersebut semena-mena dipecat. Selain itu, mendapat bagian hasil dividen selain gaji bulanan akan membuat karyawan lebih sejahtera. 

Di sisi lain, pemodal akan diuntungkan karena karyawan bekerja secara totalitas. Seorang karyawan yang bekerja dalam operasional bagi hasil akan mengerahkan kemampuan terbaiknya karena berhubungan dengan dividen yang nanti diperoleh. Dengan kata lain, karyawan akan ikut peduli terhadap keberlangsungan usaha. 


2. Kekurangan Sistem Bagi Hasil

Efektivitas kinerja dalam sistem bagi hasil akan melemah apabila usaha yang dilakukan meningkat atau melebar. Satu di antara banyaknya karyawan atau pemodal akan memiliki kontribusi yang seolah tidak banyak berpengaruh pada keseluruhan sistem. 

Hal tersebut dapat menyebabkan dua hal. Pertama, pemodal atau karyawan mayoritas akan mengucilkan pihak yang kontribusinya dianggap tidak penting. Kedua, pihak yang kontribusinya tidak berpengaruh signifikan akan kurang totalitas dan hanya mengharapkan dividen secara cuma-cuma. 


Baca Juga: Apa itu Profit dalam Bisnis dan Cara untuk Meningkatkannya


Apakah Sistem Bagi Hasil Menguntungkan?

Lebih untung atau tidaknya sistem bagi hasil dibanding sistem kerja lainnya akan bergantung pada bentuk bisnis dan sisi kepentingan. Jika dilakukan oleh dua pihak yang memiliki kedudukan sama tinggi, maka bagi hasil dapat dikatakan sebagai sistem kerja yang sangat menguntungkan. 

Bagi lembaga keuangan yang mengelola dengan prinsip syariah, sistem bagi hasil menguntungkan karena mendatangkan alternatif bunga. Sementara itu, dari sisi perusahaan umum, sistem bagi hasil menguntungkan karena tidak terikat tanggung jawab kesejahteraan kepada karyawan apabila mengalami kebangkrutan. 

Dilihat dari sisi pengelola atau karyawan, sistem bagi hasil akan menguntungkan ketika masih produktif bekerja. Keuntungan tidak hanya didapatkan dari gaji bulanan tetapi juga dividen per periode tertentu. Namun, apabila sudah tidak aktif bekerja dan kehilangan kontribusi, maka tidak akan lagi mendapatkan bagian keuntungan. 



Artikel Terkait
image image
Artikel Baru