04 Aug 2022
Suku bunga acuan adalah salah satu hal yang diatur oleh Bank Indonesia. Dampaknya berpengaruh terhadap jalannya produk kredit yang berlaku di seluruh Indonesia. Suku bunga acuan ini punya ciri khasnya tersendiri.
Anda yang ingin menggunakan produk pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya, perlu memahami cara kerja suku bunga acuan di Indonesia. Ayo, baca artikel di bawah ini untuk lebih mengenalnya.
Baca juga: Pengertian dan Tugas Bank Indonesia demi Ekonomi Maju
Suku bunga acuan atau dikenal juga sebagai BI rate adalah besaran bunga yang ditetapkan setiap bulannya oleh Bank Indonesia dan diumumkan ke publik untuk menjadi acuan pada berbagai produk pinjaman yang hadir di bank dan lembaga keuangan lainnya.
BI Rate merupakan cerminan kebijakan moneter yang menjadi tugas bank sentral Indonesia, yaitu Bank Indonesia. Tidak mengherankan jika penetapannya dilakukan dari diskusi banyak kepala dan penuh dengan pertimbangan.
Suku bunga acuan adalah berbeda-beda besarannya, mengikuti perkembangan perekonomian. Namun, bisa saja besarannya sama untuk suku bunga acuan 2022. Bisa dilihat dari suku bunga acuan BI 2022 di bulan Juni dan Juli sebesar 3,50%.
Suku bunga acuan merupakan alat kebijakan moneter yang akan selalu diandalkan oleh Bank Indonesia karena punya pengaruh besar terhadap hajat hidup banyak orang. Di bawah ini adalah fungsi BI Rate yang perlu Anda ketahui.
Inflasi yang mengalami kenaikan terus-menerus harus dikontrol agar tidak menyebabkan hal-hal lebih gawat seperti produsen yang terpaksa melakukan efisiensi, pengangguran yang bertambah banyak, dan ekspor yang menurun.
Agar bisa mengendalikannya, menaikkan suku bunga acuan adalah cara yang akan diambil Bank Indonesia. Dengan menaikkannya, uang yang ada di masyarakat bisa diserap lebih banyak oleh bank.
Bisa dikatakan suku bunga acuan adalah alat yang digunakan Bank Indonesia untuk menjaga jalannya kestabilan ekonomi di Indonesia.
Itulah yang membuat penentuan suku bunga acuan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Harus dengan melihat perubahan ekonomi yang terjadi saat ini.
Setiap bank berhak memberikan ketentuan bunga pinjaman pada debitur, tapi mereka tidak bisa melakukannya sesuka hati karena ada suku bunga acuan yang harus diikuti. Ini adalah salah satu cara mengontrol sistem perbankan yang sehat untuk konsumen.
Dengan adanya suku bunga acuan, pihak bank dan lembaga lainnya tidak bisa menarik bunga dalam besaran yang tidak wajar yang bisa merugikan debitur. Jika berani melakukannya, tentu akan ditindak oleh pemerintah.
Daya konsumsi masyarakat perlu dikendalikan karena bisa membuat inflasi yang akan terus tumbuh. Hal ini membuat harga barang dan jasa bisa tidak terkendali.
Suku bunga acuan berfungsi untuk membuat harga barang dan jasa bisa dicapai oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam menentukan suku bunga acuan ada beberapa faktor yang dilihat oleh Bank Indonesia. Yang pertama tentunya adalah besarnya laju inflasi, kondisi perekonomian saat ini, permintaan pada barang yang meningkat atau sebaliknya, uang yang beredar, dan lainnya.
Contoh cara kerja suku bunga acuan misalnya uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak dan membuat konsumsi tinggi. Hal ini memicu terjadinya inflasi yang membuat harga meningkat.
Akhirnya Bank Indonesia menaikkan suku bunga agar masyarakat berbondong-bondong menyimpan uang mereka di bank. Uang yang beredar pun jadi berkurang.
BI-7 Day Reverse Repo Rate adalah sistem suku bunga acuan yang sekarang sering diandalkan Bank Indonesia dan merupakan pengganti dari BI Rate yang lebih dulu digunakan. Dengan kebijakan ini bank bisa melakukan penarikan atau mengeluarkan uang dalam kurun waktu 7 hari.
Indonesia sejak tahun 2016 memiliki kebijakan tersendiri untuk penentuan suku bunga acuan. Sekarang namanya lebih dikenal sebagai BI-7 Day Reverse Repo Rate atau disingkat BI7DRR.
Alasan mengapa BI Rate diganti menjadi BI7DRR karena dampak BI Rate pada perubahan ekonomi di Indonesia termasuk lambat, sementara itu perekonomian selalu berubah secara cepat di zaman sekarang berkat kemajuan teknologi.
Dari kebijakan BI7DRR ini diharapkan memiliki dampak umum yang bisa dirasakan oleh masyarakat seperti di bawah ini.
Contohnya, perbankan jadi bisa mengambil uangnya lebih cepat dibandingkan harus menunggu 1 tahun dengan kebijakan BI Rate yang lama.
Suku bunga acuan ini yang baru ini pun tidak mengubah ketentuan bunga pinjaman, jadi akan sama saja. Inilah yang membuat BI7DRR akan digunakan terus sampai ke depannya.
Dengan ketentuan ini posisi BI7DRR jadi lebih kuat untuk jalannya pasar keuangan. Hal tersebut diharapkan membuat kredit macet jadi bisa ditanggulangi dengan baik karena suku bunga bisa menjadi rendah yang tentu meringankan beban debitur untuk melakukan pengembalian.
Pasar uang jadi terbentuk lebih mendalam yang diikuti oleh penentuan suku bunga dan transaksi yang terjadi di Pasar Uang Antar Bank dengan masa tenor 3 bulan hingga 12 bulan. Hal ini pun membuat pasar uang di Indonesia lebih diminati.
Baca juga: Kenali BI 7 Day Repo Rate dan BI Rate serta Dampaknya
Bisa disimpulkan suku bunga acuan yang berlaku di Indonesia saat ini adalah BI7DRR. Untuk mengendalikan laju inflasi, acuan bunga ini lebih efektif karena cara kerjanya yang lebih cepat. Perbankan pun bisa bekerja lebih efisien dalam mengelola kredit dan transaksi keuangan.
Anda juga bisa memanfaatkan pendanaan Modal Rakyat untuk memperoleh keuntungan yang diimpikan. Caranya juga mudah, Anda tinggal memilih sendiri UMKM yang dipinjami dana.
Modalnya minimal Rp500 ribu dan Anda berpotensi meraih keuntungan 18% per tahunnya. Dana yang Anda pinjamkan itu pun bisa diproteksi dengan asuransi sebesar 95%.
Modal Rakyat berizin dan mendapatkan pengawasan dari OJK, sehingga keamanannya tidak perlu diragukan. Daftarkan diri Anda sekarang menjadi pendana di Modal Rakyat untuk menghasilkan keuntungan menariknya!