Finansial

Beda Utang Konsumtif vs Produktif dan Cara Menghindarinya

Kabrina Rian Ferdiani-

08 Jan 2021

Beda Utang Konsumtif vs Produktif dan Cara Menghindarinya

Sebagian besar utang yang dilakukan oleh setiap orang biasanya merupakan pengeluaran konsumtif. Sehingga hal ini perlu dihindari sejak dini supaya tidak terjerumus ke dalam lubang yang lebih dalam. Maka dari itu untuk menghindarinya, Anda harus sadar bahwa kebutuhan setiap orang akan selalu bertambah dan kompleks.

Sehingga hal ini menyebabkan munculnya tekanan ekonomi dan berbagai macam alasan yang membuat seseorang memilih untuk berutang saja. Hal tersebut dilakukannya demi bertahan hidup serta memenuhi kebutuhannya. Ada juga beberapa di antaranya yang terbiasa utang karena merasa segalanya bisa dicicil.

Hal ini menimbulkan sikap konsumtif. Ada juga yang sebenarnya mampu membayar tunai namun merasa bahwa mengangsur lebih baik daripada membayar menggunakan uang cash. Jadi sebenarnya ada banyak alasan kenapa seseorang lebih memilih utang daripada membayar tunai.


Baca juga: 4 Investasi Jangka Panjang yang Cocok untuk Pengusaha Muda


Pengertian Utang Produktif dan Contohnya

Utang produktif ini termasuk kegiatan yang bisa memberikan dampak positif karena pinjamannya bisa membantu seseorang meningkatkan penghasilannya atau membuat kekayaan bersihnya semakin bertambah. Misalnya saja untuk berbisnis atau modal usaha dengan tujuan supaya pendapatannya bertambah.

Uang modal pinjaman tersebut kemudian diputar untuk memenuhi kebutuhan bisnis demi kemajuan dan perkembangan usahanya nanti. Ada juga beberapa orang berutang untuk beli rumah, tapi termasuk utang produktif bukan konsumtif. Karena nilai rumah semakin meningkat setiap tahun sehingga bisa membuat nilainya meningkat di masa depan.

Tidak hanya itu saja, ada juga orang mencari pinjaman demi menempuh pendidikan tinggi. Karena semakin tinggi pendidikannya membuat keterampilan lebih banyak. Otomatis dengan pendidikan tinggi membuat mereka berpotensi menghasilkan uang banyak dari skill yang ditingkatkannya tersebut selama menempuh pendidikan.

Investasi juga termasuk utang produktif karena berguna untuk meningkatkan kekayaan di masa mendatang. Maka dari itu jika Anda ingin melakukan investasi, cobalah untuk berinvestasi P2P lending. Terlebih saat ini sudah banyak tempat berinvestasi dengan modal terbatas sehingga itu akan membantu untuk menghasilkan uang demi masa depan.


Pengertian Utang Konsumtif dan Contohnya

Berbeda sekali dengan jenis utang ini di mana sesuai namanya, pinjaman tersebut dilakukan untuk membeli barang yang nilainya akan menurun di masa depan. Sehingga pembeliannya tidak menghasilkan income justru malah merugikan diri sendiri karena sebenarnya pinjamannya bukan sesuatu hal yang penting.

Misalnya saja seperti utang karena ingin membeli sepatu, pakaian, topi, dan untuk memenuhi gaya hidup supaya tidak ketinggalan zaman. Maka dari itu sebaiknya jangan sampai dibutakan merk ketika membeli sesuatu, termasuk pakaian. Belilah karena fungsinya bukan dari merknya. Karena hal tersebut termasuk perilaku konsumtif.

Tidak hanya membeli baju saja, mobil pribadi yang dibeli secara kredit juga termasuk utang bukan produktif. Terlebih jika pembeliannya hanya karena gengsi hingga membuat seseorang membeli di luar dari batas kemampuannya. Hal tersebut akan merugikan sekali karena masih ada tambahan biaya suku bunga setiap bulannya.


Baca juga: 5 Tanda Seseorang Memiliki Gaya Hidup Konsumtif


Pentingnya Tidak Berutang Melebihi 30% Pemasukan 

Sebenarnya tidak masalah bila ingin berutang asalkan bukan dijadikan sebagai pilihan utama. Bila memang harus dan tidak ada cara lain, maka utang bukan masalah besar. Sayangnya beberapa orang seringkali melakukannya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif sehingga hal tersebut menimbulkan kerugian.

Selain itu jika Anda gagal dalam mengatur keuangan dengan baik ketika berutang, otomatis pembayaran angsurannya juga akan bermasalah dan kesulitan. Maka dari itu sebaiknya perhatikan dulu keuangan Anda sebelum berutang karena masih banyak kebutuhan lain yang lebih penting.

Jangan sampai pada akhirnya penghasilan bulanan Anda habis begitu saja karena untuk membayar angsuran pinjaman saja. Itulah sebabnya salah satu cara mengatasinya adalah gunakan prinsip manajemen finansial dengan tidak berutang yang angsurannya melebihi dari 30% penghasilan Anda.

Karena hal tersebut bisa menimbulkan masalah besar pada kondisi keuangan Anda. Salah satunya adalah munculnya istilah gali lubang dan kemudian menutup lubangnya lagi. Jadi utangnya tidak pernah ada berhentinya karena sepanjang hidup hanya untuk membayar angsuran saja.


Cara agar Terhindar dari Utang Konsumtif

Supaya terhindar dari masalah utang yang tidak perlu, sebaiknya Anda harus berpikir 2 kali sebelum mengajukan pinjaman. Jika utang produktif itu menghasilkan tambahan penghasilan yang bisa digunakan untuk membayar angsuran pinjamannya, maka berbeda sekali dengan jenis pinjaman lainnya.

Yaitu utang konsumtif. utang seperti ini justru menyebabkan Anda berisiko terlilit oleh pinjaman yang merugikan diri sendiri. Jadi perhatikan dulu 2 kali sebelum mengajukan pinjaman untuk pembelian tertentu. Bila perlu buat daftar anggaran bulanan untuk menghindari belanja yang tidak perlu.


Baca juga: 4 Investasi Jangka Pendek Terbaik untuk Anda


Perbedaan Utang Konsumtif dan Produktif 

Kredit produktif itu merupakan jenis pinjaman yang dilakukan untuk meningkatkan penghasilan seseorang. Jadi dia yang utang tapi orang lain membayar utangnya tersebut. Dalam hal ini pinjaman produktif itu bukan termasuk jenis produk pinjaman, namun ini adalah aktivitas untuk meningkatkan penghasilan atau menghasilkan arus kas positif.

Berbeda sekali dengan pinjaman konsumtif, yaitu pinjaman untuk memenuhi keinginan di luar dari kebutuhannya. Jadi ini tidak ada hubungannya dengan peningkatan penghasilan, melainkan justru mengarah ke dalam pemborosan. Contoh pinjaman produktif adalah untuk modal usaha, jadi ada poin plus tersendiri dari aktivitas tersebut.

Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan dari keduanya ini tidak dilihat dari jenis dan produknya. Bahkan pinjaman seperti KPR itu juga dapat menjadi produktif jika memenuhi syarat yang bisa menghasilkan pendapatan atau kas positif. Maka dari itu sebaiknya bedakan antara kebutuhan konsumtif dan produktif.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru