Bisnis

Account Receivable adalah Piutang, ini Penjelasan Lengkapnya

Brigitta Winasis-

02 Jun 2021

Account Receivable adalah Piutang, ini Penjelasan Lengkapnya

Pada dasarnya account receivable adalah piutang. Hal ini merupakan kebalikan dari account payable atau utang dagang.

Account receivable adalah upaya menagih oleh perusahaan kepada kliennya atas barang yang sebelumnya sudah diserahkan. Dengan demikian, konsumen tersebut memiliki utang kepada penjual.

Penjual dan pembeli yang dimaksud bisa beraneka macam. Mulai dari organisasi, individu, atau perusahaan.


Baca juga: Perbedaan Antara Anjak Piutang dan Pembiayaan Piutang


Account receivable tercatat saat konsumen membeli barang yang dijual dengan cara kredit. Jika pembayaran terjadi saat barang diterima, piutangnya tercatat saat perusahaan mengeluarkan invoice ke pembeli.

Account Receivable terjadi ketika Anda menjual jasa atau barang. Sementara itu account payable terjadi ketika Anda membeli barang atau jasa.

Diketahui saat ini banyak perusahaan yang menggunakan metode pembayaran angsuran. Hal ini bertujuan agar barang yang distok cepat habis. Perusahaan dapat lebih meminimalkan kerugian.


Jenis Akun

Uang yang diserahkan oleh debitur untuk barang yang mereka beli akan tercatat sebagai piutang usaha. Piutang dibukukan dalam neraca sebagai aset lancar. Artinya, saldo dari debitur memiliki tanggal jatuh tempo dalam satu tahun atau di bawahnya.

Sementara itu jika membutuhkan waktu lebih satu tahun untuk mengubah piutang menjadi kas, piutang akan dibukukan sebagai aset jangka panjang di neraca.

Dalam akuntansi akrual, akun dikompensasikan dalam bentuk penyisihan piutang dengan risiko. Sebabnya ada kemungkinan gagal bayar dan piutang tak tertagih. Penyisihan ini juga menjadi perkiraan jumlah kredit macet dalam aset piutang.


Ciri-ciri

Ada beberapa ciri piutang yang dapat Anda lihat saat berbisnis. Ini penjelasannya.

Nilai Jatuh Tempo

Nilai jatuh tempo adalah jumlah transaksi plus bunga. Pembayaran yang dilakukan pada jatuh tempo tertentu biasanya menimbulkan bunga yang harus ditanggung pihak debitur.

Penetapan Jatuh Tempo

Piutang memiliki jatuh tempo yang ditetapkan sesuai yang disepakati kedua belah pihak. Pada saat jatuh tempo, penjual akan menagih debitur. Sementara itu pembeli harus membayar utangnya.

Jika pemilik utang terlambat membayar, akan ada sistem denda. Hal ini biasa terjadi. Akibatnya nanti tagihan yang disampaikan akan membengkak daripada tagihan seharusnya pada jatuh tempo.

Usia Jatuh Tempo

Ada dua tipe jatuh tempo. Pertama adalah harian dan kedua adalah bulanan.

Keduanya mewakili waktu pembayaran yang sama pada tiap periode. Misalnya, piutang dengan periode bulanan akan ditagih pada jatuh tempo setiap tanggal 2.


Jenis Piutang

Ada pula laporan keuangan yang menggabungkan piutang dalam komponen yang sama. Selain itu, ada yang membedakan jenis piutang sesuai transaksi. Ada dua jenis transaksi yang menimbulkan rekening piutang dalam bisnis, ini penjelasannya.

Piutang Dagang

Piutang dagang adalah debit atas serah terima produk ke pihak kedua. Piutang dagang termasuk piutang yang likuid atau lancar. Biasanya jatuh tempo piutang ini 90 hari dan tidak terkena bunga.

Bunga akan dijatuhkan ketika pembayarannya terlambat dari jatuh tempo. Di lapangan sering dijumpai piutang yang baru tertagih saat terlambat dari jatuh tempo. Tidak jarang terjadi piutang baru bisa tertagih sebagian atau tidak sama sekali.

Piutang Non-Dagang

Sumber piutang yaitu dari operasional perusahaan yang bukan dalam bentuk penyerahan barang atau jasa oleh penjual.


Pentingnya Account Receivable

Sebagai pemilik bisnis, bagus untuk memiliki banyak pelanggan. Namun jika mereka terlambat membayar, Anda justru merugi. Menjual produk ke mereka akan membuat Anda tidak mendapat keuntungan.

Pembayaran terlambat dapat mempengaruhi arus kas Anda. Cara paling baik untuk melacak keterlambatan pembayaran adalah dengan memastikan tidak lepas kembali dan selalu sesuai jatuh tempo. Anda dapat mengkalkulasi rasio perputaran piutang.


Rasio Perputaran Piutang

Rasio perputaran piutang melibatkan perhitungan keuangan yang simpel. Hal ini bertujuan menunjukkan seberapa lama debitur membayar utangnya.

Rasio perputaran piutang dapat dilakukan dengan total penjualan bersih dibagi rata-rata piutang.

Contoh sebuah perusahaan pada Januari 2020 mengalami piutang senilai Rp3.000.000. Pada akhir tahun, yakni Desember 2020, juga mengalami piutang sebesar Rp2.000.000. Lalu total penjualan bersihnya Rp60.000.000 selama 2020.

Untuk mengetahui rata-rata piutang perusahaan, tambahkanlah kedua jumlah piutang dan dibagi dua.

Rp3.000.000 + Rp2.000.000 = Rp5.000.000 / 2 = Rp2.500.000.

Lalu rasio perputaran piutang didapat dengan membagi penjualan bersih dengan rata-rata piutang.

Rp60.000.000 / Rp2.500.000 = 24.

Artinya perusahaan memiliki rasio perputaran utang 24. Semakin tinggi rasio, semakin cepat pemilik utang akan membayar.

Untuk menghitung periode kredit, Anda perlu membaginya dengan jumlah minggu dalam satu tahun, yakni 52 minggu.

52 / 24 = 2,1 minggu.

Artinya selama 2020, pelanggan perusahaan membutuhkan waktu rata-rata 2,1 minggu untuk membayar utang.


Jurnal Piutang

Dalam akuntansi akrual, pembayaran transaksi selalu dicatat apakah sudah diterima atau belum. Hal ini merupakan sistem untuk membukukan piutang.

Jumlah piutang naik dalam debit dan turun dalam kredit. Saat pembayaran diterima, kas bertambah dan piutang menjadi berkurang. Ketika mencatat transaksi, kas dijadikan debit dan piutang dijadikan kredit.

Utang dagang kurang lebih dicatat dengan cara yang sama. Namun perannya sebaliknya. Perusahaan membeli sesuatu secara kredit dan menambah utang dagang.


Baca juga: Ide Usaha Rumahan yang Tren di 2021, Cukup Modal Kecil


Metode Pencatatan Piutang Dagang

Ada dua metode pencatatan piutang dagang, yakni pencatatan kotor dan pencatatan bersih. Berikut penjelasannya.

Pencatatan Kotor

Metode ini mengakui jumlah piutang yang sama besarnya dengan penjualan dan tidak dipengaruhi potongan. Seandainya pemilik utang mengambil potongan, akan disebut sebagai jumlah penjualan yang dikurangi, bukan berarti mengurangi piutang.

Dengan demikian prosedur pencatatan adalah sebagai berikut.

1. Saat terjadi penjualan produk secara kredit.

2. Saat piutang dilunasi.

a. Jika piutang dagang melebihi masa potongan 10 hari, maka tidak usah diperhitungkan potongan. Kreditur akan menerima piutang.

b. Jika masih dalam batas potongan, perlu diperhitungkan. Potongan akan diberikan, senilai 2 persen dari potongan. Perusahaan mendapat 98 persen pembayaran piutang.

Pencatatan Bersih

Dalam metode ini, kreditur membukukan piutang sebagai nilai bersih setelah pemotongan penjualan. Jika debitur tidak mengambil potongan, maka pembayaran akan kelebihan. Jumlah piutang yang berlebih itu disebut penghasilan lain-lain.

Prosedur pencatatan adalah sebagai berikut.

1. Saat terjadi penjualan produk secara kredit.

2. Terkait masa potongan.

a. Jika masih dalam potongan, perusahaan harus memberikan potongan senilai 2 persen pembayaran.

b. Jika di luar masa potongan 10 hari, tidak perlu mempertimbangkan potongan. Perusahaan akan mendapat seluruh pembayaran piutang.

Di sini akan ada dua kemungkinan, yaitu pertama potongan penjualan dicatat saat pembukuan sudah ditutup. Kedua, potongan penjualan saat pembukuan perusahaan belum ditutup.


Piutang Tak Tertagih

Piutang tak tertagih juga dapat ditaksir. Penaksiran dilakukan penjualan pada akhir periode. Tujuannya mencegah tak tertagihnya piutang di kemudian hari akibat penjualan saat ini yang dibebankan ke periode mendatang.

Ada dua cara menaksir kerugian akibat piutang dagang tak tertagih.

1. Jumlah Penjualan

Penaksiran dilakukan berdasarkan persentase penjualan kredit dan yang tidak termasuk penjualan tunai. Besarnya ditentukan dari pengalaman yang sudah terjadi dan kondisi saat ini.

Seringkali perusahaan menghitung persentase dari total penjualan demi kepraktisan. Namun hal ini cenderung tidak akurat karena belu memperhitungkan piutang dan realisasinya.

Cara ini lebih terfokus pada membebankan biaya pada periode pendapatan diperoleh. Selain itu, cara ini menggunakan pendekatan laporan laba rugi.

2. Saldo Piutang

Penaksiran dilakukan menggunakan persentase saldo piutang dagang pada periode yang sudah berlangsung. Metode ini fokus pada penyajian piutang yang dapat ditagih atau disebut pendekatan neraca.


Ajukan Pinjaman Usaha di Modal Rakyat Menggunakan Account Receivable

Jika bisnis ingin lebih berkembang dan membutuhkan modal, Anda bisa mendapatkan pinjaman di Modal Rakyat dengan menggunakan Account Receivable.

Kunjungi halaman borrower kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Atau hubungi tim kami melalui email sme@modalrakyat.id pada jam kerja.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru