Finansial

Apa itu P2P Lending? Yuk Kupas Tuntas!

Brigitta Winasis-

08 Oct 2021

Apa itu P2P Lending? Yuk Kupas Tuntas!

Apa itu P2P lending? Banyak orang yang masih awam dengan lembaga keuangan yang satu ini, walaupun keberadaannya sudah cukup lama ada di Indonesia.

Peer-to-peer (P2P) lending menjadi alternatif peminjaman dan pendanaan yang menjanjikan. Seperti apa cara kerja P2P lending? Berikut penjelasannya.


Baca juga: Mengenal Fintech Lending: Cara Aman Jadi Lender dan Borrower


P2P Lending adalah

P2P lending adalah perantara yang mempertemukan antara peminjam dana dengan pemberi pinjaman dana, baik untuk kepentingan individu maupun bisnis. Perantaraan ini dilakukan secara online dengan memanfaatkan financial technology (fintech).

Dengan platform P2P lending, setiap orang bisa memberikan pinjaman maupun meminjam untuk berbagai tujuan, tanpa perlu menggunakan jasa lembaga perbankan.

Sederhananya, P2P lending layaknya marketplace. Namun dalam hal ini yang dipertemukan adalah peminjam dana dan pemberi pinjaman dana.

Banyak orang kini memilih meminjam maupun menanamkan asetnya di P2P lending. Hal ini disebabkan persyaratan dan ketentuan yang diminta lebih mudah dibandingkan lembaga keuangan konvensional seperti bank dan koperasi.


Cara Kerja P2P Lending

Ada dua cara kerja sebagai pengguna P2P lending, yaitu sebagai pendana dan sebagai peminjam. Berikut penjelasannya.

Sebagai Pendana

Pendana dapat meminjamkan dananya ke berbagai peminjam. Awalnya, pendana dapat melihat-lihat profil borrower (peminjam).

Pendana bisa menyeleksi melalui riwayat pendapatan, keuangan, hingga tujuan peminjaman. Setelah itu, ia dapat memilih borrower.

Pendana lalu akan mendistribusikan dananya. Peminjam kemudian akan memperoleh dana yang dibutuhkannya.

Peminjam tersebut memiliki kewajiban mengembalikan dana yang dipinjam secara diangsur sampai masa tenor berakhir. Dari sini pendana mendapat keuntungan berupa bunga. Tingkat suku bunga pinjaman menentukan besaran bunga yang harus dikembalikan pendana.

Sebagai Peminjam

Awalnya, peminjam harus mendaftarkan diri dengan mengunggah sejumlah dokumen sebagai data diri. Termasuk di antaranya laporan keuangan dalam kurun beberapa waktu terakhir dan tujuan pengajuan pinjaman. Proses pengajuan pinjaman relatif cepat karena dapat dilakukan secara daring.

Sampai di sini masih ada kemungkinan pengajuan pinjaman ditolak karena ada berkas yang kurang lengkap atau alasan lainnya. Apabila ditolak, calon peminjam harus memperbaiki faktor yang menjadi penyebab penolakan.

Apabila diterima, peminjam akan dibebankan suku bunga yang berlaku sesuai besaran pinjamannya. Setelah itu, pengajuan pinjaman akan dimasukkan marketplace.

Pendana dapat melihat pengajuan pinjaman Anda dan menentukan apakah hendak didanai. Apabila dana sudah terkumpul, dana pinjaman dapat dicairkan.


Baca juga: Ketahui Perbedaan Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending dan Payday Loan


P2P Lending Produktif dan Konsumtif

Ada dua jenis tujuan pengajuan pinjaman di P2P lending, yakni untuk tujuan produktif dan tujuan konsumtif. Berikut penjelasannya.

Produktif

Peminjaman pada P2P lending yang bersifat produktif bertujuan mengembangkan usaha, terutama bagi bisnis yang baru dijalankan. Lender (pendana) dapat membantu mengembangkan bisnis tersebut dengan menyuntikkan modal. Hasil yang diperoleh lebih pasti karena memberi keuntungan nyata.

Sistem pemberian bunga pada P2P lending produktif juga berbeda. Mengingat tujuannya untuk mengembangkan usaha, diberikan bunga yang ringan dengan sistem yang mudah.

Tenor untuk P2P lending produktif lebih panjang daripada P2P lending konsumtif. Pengembalian pinjaman bisa mulai dari 1 sampai 12 bulan, bahkan lebih jika sesuai kesepakatan.

Selanjutnya, untuk P2P lending produktif mendapat penilaian risiko yang lebih ketat. Hal ini disebabkan total pinjaman yang lebih banyak.

Untuk menekan risiko gagal bayar dan meminimalkan risiko kerugian lender sebagai pemberi dana, pencairan pinjaman turut mempertimbangkan kondisi finansial dari peminjam. Analisis kredit secara menyeluruh dilakukan untuk mengetahui risiko peminjam, tidak hanya sekadar memenuhi syarat saja.

Bagi lender, tujuan peminjaman produktif atau konsumtif turut berpengaruh. Jika lender meminjamkan dananya untuk P2P lending produktif, peluang pengembaliannya jauh lebih besar dan risikonya lebih kecil karena sistem yang ketat.

Konsumtif

Tujuan utama P2P lending konsumtif adalah untuk kebutuhan pribadi. Misalnya untuk membeli ponsel, sepatu, jam tangan, dan lain-lain.

P2P lending konsumtif menawarkan suku bunga harian karena merupakan pinjaman jangka pendek. Bunga yang ditawarkan berkisar 0,8 persen per hari dan tidak boleh melebihi 100 persen per tahun. Jangka waktu peminjaman atau tenor P2P lending konsumtif juga lebih singkat.

Pada penilaian risikonya, P2P lending konsumtif tidak terlalu mempertimbangkan kondisi peminjam dana. Hal ini disebabkan risiko gagal bayarnya lebih rendah.

Sementara itu bagi lender, jangka waktu yang cepat dan bunga harian besar membuat pendana menjadi lebih untung.


Lender dan Borrower di P2P Lending

Pengguna P2P lending dibedakan menjadi lender dan borrower. Siapa sajakah mereka?

Pertama, lender dapat berupa perorangan, badan hukum, dan/atau badan usaha yang berpiutang kepada borrower. Hal ini diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).

Sementara itu, borrower adalah orang dan/atau badan hukum yang berutang kepada lender. Hal ini turut diatur OJK.

Borrower dibagi menjadi dua macam, yaitu untuk tujuan konsumtif dan untuk tujuan produktif. Seperti disinggung di atas, borrower P2P lending konsumtif meminjam dengan tujuan kebutuhan pribadi. Sementara itu borrower P2P lending produktif meminjam dengan tujuan membangun atau mengembangkan usahanya, sehingga menghasilkan imbal hasil.


Keuntungan P2P Lending

Sarana pinjam-meminjam dana yang satu ini menawarkan berbagai keuntungan bagi kedua penggunanya. Apa saja keuntungan tersebut?

Bagi Pendana

P2P lending secara resmi diatur Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan memberikan pinjaman melalui proses yang mudah dah cepat, Anda yang memiliki dana lebih dapat memanfaatkannya. Terlebih jika Anda bingung ke mana harus menempatkannya.

Pendana juga akan memperoleh keuntungan melalui bunga yang diterima, selain cicilan itu sendiri.

Selanjutnya, Anda yang ingin menjadi pendana dapat dengan mudah melakukan diversifikasi pendanaan. Hal ini akan memperbesar kesempatan untuk Anda meraih keuntungan.

Bagi Peminjam

Manfaat terbesar yang dirasakan peminjam adalah memperoleh tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan meminjam di lembaga perbankan. Hal ini tentu menjadi keuntungan besar, terutama jika tujuan peminjaman adalah untuk hal yang produktif.

Kelebihan lainnya adalah proses permohonan peminjaman tidak sama formalnya dengan lembaga keuangan konvensional, seperti bank. Prosesnya cenderung lebih mudah dan singkat. Terlebih lagi bisa dijangkau menggunakan teknologi internet.

Anda tidak harus memenuhi berbagai syarat yang bisa jadi memberatkan dalam memperoleh pinjaman. Apabila Anda mempunyai reputasi kurang baik terkait pinjaman, Anda bisa menerangkan alasannya.

Anda bahkan bisa mengajukan pinjaman dengan tujuan apapun selama ada yang mau meminjamkan dana. Keuntungan lainnya adalah P2P lending tidak mensyaratkan agunan.


Kekurangan P2P Lending

Walaupun menawarkan sejumlah keuntungan, Anda yang ingin mendaftarkan diri di P2P lending harus memperhatikan pula kekurangannya, baik sebagai peminjam maupun pemberi pinjaman.

Bagi Pendana

Apabila Anda menempatkan sejumlah dana melalui P2P lending, Anda tidak bisa sesukanya menarik kembali dana yang sudah disetorkan, berbeda halnya dengan bank.

Selanjutnya ada risiko peminjam terjadi gagal bayar, sehingga dana yang Anda pinjamkan lenyap. Namun biasanya hal ini sudah dikelola pihak P2P lending itu sendiri dengan cara peminjam memberikan jaminan tertentu.

Bagi Peminjam

Tingkat suku bunga yang dibebankan kepada peminjam P2P lending akan melonjak jika kelayakan kredit Ada menurun. Apabila Anda terlambat membayar, tagihan bisa membengkak secara signifikan. Artinya jumlah yang harus Anda bayarkan bisa melonjak berkali lipat.

Pinjaman di P2P lending hanya sesuai untuk jangka pendek. Pasalnya semakin lama waktu peminjaman, tagihan akan melonjak.

Selanjutnya ada kemungkinan seluruh permohonan peminjaman akan terpenuhi. Contohnya Anda mengajukan dana pinjaman sebesar Rp200 juta. Namun hanya Rp100 juta saja yang terpenuhi. Sehingga pengajuan pinjaman Anda dianggap gagal dan dana yang sudah dihimpun dikembalikan kepada pendana.


Baca juga: Peer-to-Peer Lending Syariah, Pinjaman Halal Tanpa Riba


Tips Memilih P2P Lending Terpercaya

Anda yang tertarik mendanai maupun meminjam di P2P lending tentu bertanya-tanya, bagaimana memilah perusahaan yang terpercaya? Tips berikut ini bisa membantu Anda.

1. Kenali Tujuan dan Kebutuhan Anda

Pertama, Anda perlu mengetahui tujuan keuangan Anda. Tentukan tujuan tersebut secara spesifik, realistis, terukur, dapat diraih, dan memiliki batas waktu.

Kemudian, kenali perusahaan yang menawarkan jasa keuangan P2P lending. Apa saja produk yang mereka tawarkan? Lalu sesuaikan dengan tujuan Anda mendanai atau meminjam di sini.

2. Pilih Perusahaan yang Sudah Terdaftar atau Berizin dari OJK

Anda harus memilih perusahaan P2P lending yang sudah memiliki tanda daftar atau izin di OJK karena terjamin terpercaya. Saat ini sudah cukup banyak perusahaan P2P lending yang terdaftar di OJK.

Tujuan OJK mengawasi keberadaan P2P lending yaitu supaya masyarakat tidak terkena investasi bodong. Anda juga bisa menambahkan kriteria tertentu seperti lamanya perusahaan berdiri, karena itu akan menunjukkan seberapa ahli perusahaan mengelola keuangan. Dengan begitu, Anda bisa memperkirakan potensi risiko yang akan terjadi.

3. Platform yang Mudah

Anda juga harus memikirkan kemudahan menggunakan platform. Hal ini dapat dilihat mulai dari sistem pendaftaran sampai bagaimana Anda mendapat informasi lainnya.

Anda juga perlu memperhatikan kemudahan menggunakan aplikasinya. Pilih aplikasi yang mudah digunakan sekali lihat. Kemudian, mempunyai fitur yang membuat Anda dengan mudah dapat memonitor pendanaan yang dimiliki.

4. Pilihan Produk dan Jangka Waktu

Biasanya perusahaan P2P lending menawarkan empat jenis pinjaman. Consumer loan adalah pinjaman untuk keperluan pribadi. Small business loan adalah pinjaman untuk modal usaha.

Real estate loan adalah pinjaman untuk kebutuhan properti. Student loan adalah pinjaman untuk kebutuhan pendidikan.

Anda bisa memperhatikan keterangan produk pinjaman yang sudah disediakan perusahaan. Sebagai pendana, Anda bisa melihat profil mereka yang membutuhkan dana, tujuannya, tenor pinjaman, penilaian kredit, beserta analisisnya. Jangka waktu pinjaman yang ditetapkan perusahaan P2P lending biasanya pendek, yakni sekitar 1 tahun dan menengah, yakni sekitar 1-3 tahun.

5. Waktu Pencairan

Banyak orang memilih pinjaman online karena waktu pencairannya yang terbilang cepat. Prosesnya dapat memakan waktu satu hari sampai satu minggu.

Berbeda halnya jika Anda meminjam pada lembaga perbankan, Anda harus mau menunggu karena prosesnya lebih panjang. Anda bisa menanyakan terlebih dahulu terkait berapa lama dana akan dicairkan.


Mulai Pendanaan di P2P Lending Modal Rakyat dan Dapatkan Keuntungan Hingga 18% per tahun

Anda kini bisa menanam aset dengan melakukan pendanaan. Salah satunya adalah dengan mendaftarkan diri sebagai pendana di P2P lending Modal Rakyat.

Layanan ini sudah berizin OJK, sehingga aset Anda dijamin keamanannya. Imbal hasil yang ditawarkan mencapai 18 persen per tahun.

Selanjutnya, minimal pendanaan yang bisa dilakukan rendah. Anda bisa mendanai mulai dari Rp25.000 saja.

Likuiditas yang ditawarkan juga tinggi. Anda bisa memilih durasi pendanaan, misalnya mulai dari satu bulan saja.


Pertanyaan Umum Tentang Apa itu P2P Lending

1. Apa yang dimaksud dengan P2P lending?

P2P Lending adalah perusahaan yang menyediakan platform layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi. Peer-to-peer lending merupakan perantara yang mempertemukan antara peminjam dana dengan pemberi pinjaman dana, baik untuk kepentingan individu maupun bisnis. Perantaraan ini dilakukan secara online dengan memanfaatkan financial technology (fintech).

2. Mengapa peer-to-peer lending dalam financial technology (fintech) sangat penting?

Peer-to-peer lending sangat penting karena menjadi salah satu terobosan dalam financial technology (fintech). P2P lending dapat membantu orang yang ingin mencari pinjaman dengan syarat mudah dan mempertemukannya dengan pendana.

3. Apa syarat jadi pendana di P2P lending?

Beberapa syarat menjadi pendana di P2P lending Indonesia yaitu WNI, minimal berusia 21 tahun, memiliki penghasilan tetap atau sudah bekerja, dan memiliki sumber pendapatan jelas.

4. Bagaimana P2P lending bekerja?

P2P lending membantu mempertemukan antara peminjam dana dengan pemberi pinjaman dana secara online. Peminjam dibebankan bunga tiap bulannya. Dari sini pemberi pinjaman memperoleh keuntungannya.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru