Finansial

Bullish dan Bearish dalam Pasar Saham, Investor Wajib Paham!

Pretty Angelia Wuisan-

17 Nov 2021

Bullish dan Bearish dalam Pasar Saham, Investor Wajib Paham!

Istilah bullish dan bearish akan sering Anda dengar saat masuk ke dunia investasi saham. Keduanya menggambarkan kondisi pasar yang tengah terjadi di pasar saham. Anda pun harus menyambut kondisi tersebut secara tepat.

Untuk memahami bullish dan bearish, di sini akan dijelaskan mengenai pengertian masing-masing istilah dan faktor apa saja yang bisa mempengaruhi pergerakan harga saham di kondisi kedua pasar itu.


Baca juga: Saham Gorengan adalah: Ciri-ciri dan Tips Menghindarinya


Pengertian Bullish dalam Pasar Saham

Bullish merupakan kondisi pasar modal ketika mengalami tren naik karena pelaku pasar atau investor membeli saham dalam jumlah banyak secara keseluruhan di setiap sektor. Kondisi bullish atau bull market memiliki simbol banteng yang sedang menyeruduk. 

Hal ini ditandai dengan indeks pasar saham yang juga terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu tertentu. 

Investor memasuki pasar saham bullish karena melihat kondisi ekonomi yang naik. Hal ini dilihat dari pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor yang berhubungan dengan banyak emiten yang berhasil meraih laba, pendapatan per kapita negara yang meningkat, dan alasan lainnya.

Kondisi pasar modal yang seperti ini, membuat investor memiliki ekspektasi bahwa pasar akan mendatangkan keuntungan pada mereka, sehingga mereka tertarik untuk memasukinya. 


Pengertian Bearish dalam Pasar Saham

Bullish dan bearish memang istilah yang saling berdekatan. Setelah membahas bullish, kali ini kita akan membahas mengenai bearish.

Tahun 2020 kemarin ketika di masa awal pandemi, IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan berada di angka yang mengkhawatirkan, yaitu di bawah 4.000. Setelah berhasil masuk ke angka 6.000, siapa sangka pasar saham saat itu mengalami penurunan yang secara keseluruhan membuat harga saham dinilai dengan angka merah.

Hal ini terjadi karena banyak investor yang menjual sahamnya. Alasannya ada beberapa salah satunya adalah kondisi ekonomi Indonesia saat itu terpuruk. Inilah yang disebut dengan kondisi pasar saham yang bearish.

Kondisi bearish sering disimbolkan dengan beruang yang sedang menunduk ke bawah. Sesuai dengan kondisi pasar saham yang mengalami tren turun untuk kurun waktu tertentu.

Kondisi ini menunjukkan aktivitas jual-beli saham yang tidak seimbang karena lebih banyak investor yang membawa uangnya keluar dari pasar saham. Mereka takut akan mengalami kerugian lebih besar apabila tetap bertahan di kondisi pasar saham yang cukup mengkhawatirkan itu.

Para investor lebih memilih menyelamatkan modal dibandingkan menghadapi kondisi ekonomi yang ketika itu tidak diketahui kapan akan bangkit kembali.

Harga saham di seluruh sektor memiliki warna merah, oleh sebab itu IHSG pun ikut menurun secara drastis.


Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Bullish dan Bearish

Seperti yang telah dibahas, bullish dan bearish menggambarkan pergerakan harga saham yang terjadi di waktu tertentu.

Harga saham bisa naik atau turun karena alasan tertentu. Ini faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yang perlu Anda ketahui. 

1. Kondisi ekonomi makro

Ekonomi makro berkaitan dengan kondisi ekonomi yang terjadi secara keseluruhan di suatu negara maupun di seluruh dunia.

Pergerakan harga saham pun akan dipengaruhi dengan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi makro seperti penerapan kebijakan suku bunga yang menjadi tugas Bank Indonesia, tingkat inflasi yang berhasil dikontrol atau tidak, kebijakan ekonomi yang diambil oleh Bank Sentral Amerika Serikat, dan lainnya.

2. Krisis ekonomi global

Krisis ekonomi di awal pandemi menunjukkan bahwa krisis yang terjadi secara global pun dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menjadi terjebak di angka merah.

Dibandingkan harus menunggu tren pasar bullish yang entah terjadi kapan, investor memilih jalan aman untuk menyelamatkan modalnya. Hal ini memang cukup wajar, walaupun emiten di pasar modal ikut babak belur akibat penurunan harga saham mereka.

Untuk kembali naik pun harus sabar menunggu kepercayaan diri investor muncul kembali.

3. Nilai tukar rupiah

Bank Indonesia adalah lembaga yang paling sibuk menstabilkan nilai tukar Rupiah. Apabila nilai tukarnya meresahkan atau anjlok, Bank Indonesia akan mengeluarkan bermacam kebijakan supaya Rupiah kembali menguat.

Pengaruh Rupiah terhadap perekonomian Indonesia sangat besar. Apabila menguat, pasar modal pun mengalami kenaikan nilai yang bagus. Sebaliknya, jika Rupiah melemah, maka pasar modal bisa mengalami kondisi bearish.


Baca juga: Memahami Apa itu SWF dan Lembaganya yang Hadir di Indonesia


Bullish dan bearish memiliki ciri khas tertentu yang membuat Anda langsung mengenalnya. Dengan mengetahui kondisi kedua pasar itu, Anda pasti bisa langsung membuat keputusan yang tepat untuk investasi saham yang sukses. Jangan lupa untuk terus memantau pasar modal. Semoga informasinya bermanfaat.


Ingin Meraih Imbal Hasil 18% per Tahun? Yuk, Mendanai di Modal Rakyat

Mendanai UMKM yang membutuhkan modal di Modal Rakyat akan memberikan imbal hasil hingga 18%. Anda pun bisa mulai mendanai dari modal yang termasuk minim, yaitu hanya Rp25.000.

Pendanaan di Modal Rakyat aman karena sudah berizin resmi dari OJK. Gunakan promo BLOG25 untuk meraih dana tambahan Rp25.000 secara gratis. Yuk, mendanai sekarang.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru