Finansial

Ingin Investasi Saham? Ini 5 Hal yang Harus Dipahami

Kabrina Rian Ferdiani-

21 Jan 2021

Ingin Investasi Saham? Ini 5 Hal yang Harus Dipahami

Saham merupakan salah satu instrumen investasi atau penanaman modal yang cukup menarik bagi sebagian besar investor. Saham sendiri bisa diartikan sebagai bukti alias tanda kepemilikan individu maupun instansi atas sebuah perusahaan. Berkat perkembangan financial technology saat ini, Anda dapat menanamkan modal di berbagai saham dengan mudah.

Umumnya, alasan seseorang menempatkan dana di instrumen investasi ini adalah karena keuntungan yang ditawarkan. Return dari instrumen ini terbilang cukup tinggi dibanding instrumen lain di pasar modal, bahkan bisa dibilang tertinggi yakni bisa mencapai 20% atau lebih. Itulah mengapa saham sangat menarik di kalangan banyak orang.

Sayangnya, banyak yang terjun ke investasi saham hanya karena iming-iming keuntungannya saja tanpa mempelajari lebih lanjut tentang cara kerjanya. Sehingga seringkali terdapat investor yang dilanda kerugian dan menjadi kapok. Padahal jika dipelajari dengan baik, instrumen ini sangat potensial dalam menumbuhkan uang Anda. Sebelum membeli saham, ketahui 5 hal berikut ini.


Baca juga: Ingin Investasi Jangka Panjang Anda Sukses? Lakukan Strategi ini


Keuntungan Tinggi, Risiko Tinggi

Return investasi saham memang terbilang menjanjikan sehingga banyak yang tertarik baik sebagai investor maupun trader. Apalagi kondisi perekonomian di Indonesia yang semakin bertumbuh. Bisnis dari para emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia juga semakin baik kinerjanya. Sehingga banyak investor asing juga turut menanamkan modal di tanah air.

Tidak heran jika pemilik modal mampu menghasilkan keuntungan hingga jutaan, puluhan, hingga ratusan juta dalam satu tahun. Meski begitu, patut diketahui bahwa ini merupakan instrumen permodalan dengan risiko tinggi. Sehingga investor juga harus memperhitungkan semua potensi risiko yang menyertainya.

Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan mumpuni sebelum menempatkan uang Anda di instrumen investasi tersebut. Saat “bermain” di lahan ini, Anda perlu menggarisbawahi prinsip penanda yaitu high risk high return. Semakin tinggi potensi keuntungan atau imbal hasilnya, semakin besar pula risiko kerugiannya. Jadi, jangan hanya bermodal iseng belaka.


Baca juga: Modal Rp100 Ribu Bisa Mulai Investasi Online? Ini Tipsnya!


Membeli Saham Berarti Membeli Bisnis

Prinsip dalam investasi saham adalah jika Anda membelinya berarti turut membeli bisnis perusahaan tersebut. Penjelasan sederhananya, ibarat Anda memiliki sejumlah uang dan ingin uang tersebut bertumbuh. Di sisi lain, terdapat warung bakso yang memerlukan modal dan membuka diri terhadap investor umum. Anda tertarik dengan bisnis bakso tersebut.

Namun sebagai pemilik uang tentu tidak sembarangan asal memodalinya. Anda perlu mencari tahu kualitas baksonya (produk) dari segi rasa dan sebagainya. Perlu juga memahami potensi perkembangan bisnis tersebut di masa mendatang, apakah akan bertumbuh, stagnan, atau justru berpotensi merugi. Kalau sudah yakin dengan prospeknya, Anda tidak akan ragu menanamkan modal.


Baca juga: Ingin Berinvestasi Saham? Ketahui Kelebihan dan Kekurangannya


Memahami Analisis Emiten yang Akan Dibeli

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, seorang investor di instrumen investasi ini wajib memiliki pengetahuan mumpuni tentang analisis. Setidaknya terdapat dua jenis analisis yang sering digunakan investor, yakni analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental adalah cara mengetahui suatu emiten atau perusahaan berdasarkan kondisi keuangan dan perkembangan bisnisnya. 

Analisis fundamental menitikberatkan pada pengamatan terhadap kondisi perusahaan secara fundamental sehingga sangat dianjurkan bagi investor pemula. Analisis ini memungkinkan pemodal untuk menilai keuangan perusahaan, kinerja pertumbuhan bisnis dari tahun ke tahun, hingga valuasi harga saham yang ditawarkan. Cara ini sangat cocok untuk investor jangka menengah hingga panjang.

Sedangkan analisis teknikal dalam investasi ini yaitu cara untuk menganalisis pergerakan harga di pasar modal dengan sejumlah perangkat statistik meliputi grafik dan rumus-rumus matematika. Biasanya pihak yang banyak menggunakan cara ini adalah trader. Namun karena harga saham di pasar modal volatilitasnya sangat tinggi, maka risikonya juga besar.


Baca juga: 5 Manfaat Beli Saham yang Bisa Kamu Dapatkan


Mengetahui Strategi Membeli Saham dengan Tepat

Seorang investor juga wajib memahami strategi membeli instrumen ini dengan tepat. Saat pergerakan harga turun, langkah tepat adalah dengan membelinya. Sebaiknya Anda tidak membeli instrumen investasi ini ketika harga di pasar sedang tinggi-tingginya. Sebaliknya, ketika harga melonjak naik Anda dapat menjualnya kembali dan meraih capital gain. 

Capital gain adalah selisih antara harga saat membeli dan saat menjualnya. Misalnya, Anda membeli saham sebuah emiten di harga Rp4.000/lembar.

Beberapa tahun kemudian harga yang berlaku per lembarnya Rp6.000. Selisih Rp2.000 per lembar itulah yang disebut capital gain. Namun sebelum membelinya, sebaiknya Anda mencari tahu kewajaran (valuasi) harga yang ditawarkan.


Baca juga: 4 Investasi Jangka Pendek Terbaik untuk Anda


Memahami Psikologi Investor Sukses

Salah satu faktor yang berperan besar dalam keberhasilan investasi di instrumen satu ini adalah psikologis investor. Seorang investor sukses dunia yaitu Warren Buffet mengungkapkan sebuah prinsip dan dikenal luas oleh para pemodal. Bunyinya “be fearful when others are greedy and greedy when others are fearful”. 

Artinya, ketika kebanyakan orang menghabiskan uang untuk membeli lot saat itulah Anda harus waspada dan tidak gegabah. Sebaliknya, saat kebanyakan investor merasa panik dan menjual asetnya karena harga anjlok, inilah saat yang tepat untuk “menyerok” aset karena harganya murah. Namun prinsip ini sulit diwujudkan jika tidak memahami strategi investasi secara tepat. 

Tetapi perlu diketahui bahwa prinsip ini bisa diterapkan jika Anda sudah tahu betul kualitas emiten yang sudah dimodali. Dengan pertimbangan kuat dan track record kinerja perusahaan yang baik, Anda tidak perlu ragu menempatkan dana di emiten tersebut. Itulah mengapa sebelum membeli saham suatu emiten, Anda harus mengenali fundamentalnya.

Untuk mendapatkan profit, saham bukan satu-satunya instrumen penanaman modal. Cara lain mendapat keuntungan yaitu dengan P2P Lending di Modal Rakyat. Cara ini memungkinkan Anda memperoleh imbal hasil 15-25% per tahun. Bahkan modal bisa dimulai dari Rp25.000 saja.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru