Bisnis

Apa Bedanya Cost dengan Expense? Ini Penjelasannya

Brigitta Winasis-

02 Aug 2021

Apa Bedanya Cost dengan Expense? Ini Penjelasannya

Akuntan yang sudah sering membuat laporan keuangan tentu memahami variabel biaya (cost) maupun beban (expense). Hal ini penting agar jangan sampai terlewatkan.

Namun apakah sebenarnya definisi masing-masing cost dengan expense tersebut? Berikut penjelasannya.


Pengertian Cost

Cost atau biaya adalah pembelanjaan yang dilakukan dalam rangka produksi barang atau jasa. Tujuan produksi yaitu memperoleh keuntungan atau mendapat manfaat bernilai ekonomis di kemudian hari.

Contohnya adalah pembelian aset. Dalam melakukan pembelian, harus dilakukan terlebih dahulu biaya untuk mendapatkan aset tersebut.

Pembelian ini tentu akan mengakibatkan kas berkurang. Namun ingat akan manfaatnya di masa depan yang mendatangkan keuntungan ekonomis.

Tugas akuntan adalah mengatur akun biaya untuk dibuat menjadi aset perusahaan, bahkan saat mengkalkulasi penyusutan aset. Pada variabel ini, disebutkan pula sumber biayanya.

Biaya pembelian aset dapat dilihat di laporan neraca. Biaya yang dicantumkan dan membuat akumulasi akan dikurangi, sehingga hasilnya nanti dapat ditampilkan di nilai buku aset.


Baca juga: Biaya Overhead adalah: Fungsi dan Contohnya


Pengertian Expense

Beban atau expense berarti berkurangnya nilai ekonomi dalam jangka waktu satu periode akuntansi. Penurunan itu berbentuk pengeluaran aset. Dengan kata lain, terjadi kondisi liabilitas yang mengakibatkan berkurangnya nilai ekuitas, walaupun tidak berkaitan dengan distribusi ke investor.

Secara sederhana, expense merupakan pengorbanan yang harus dikeluarkan sekaligus dibutuhkan yang nantinya bermanfaat dalam pendapatan. Expense dihitung dalam satu periode akuntansi.


Perbedaan Cost dengan Expense

Terdapat empat cara mudah untuk membedakan cost dengan expense. Berikut penjelasannya.

Pada Laporan Keuangan

Perbedaan menonjol terletak pada posisi keduanya dalam laporan keuangan. Cost ditampilkan dalam laporan pada saat pembuatan neraca umumnya juga mempunyai bentuk yang belum bisa dipakai dan/atau belum bisa diprediksi. Sehingga hal tersebut dianggap dapat memberikan manfaat.

Sementara itu expense muncul dalam laporan laba rugi. Expense berbentuk pembelanjaan yang sudah dilakukan dan tidak akan memberikan manfaat di masa depan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

Pada Periode Akuntansi

Perbedaan antara cost dengan expense juga dilihat dari periode akuntansi. Cost dihitung lebih dari satu periode. Maka dari itu, cost masih dinilai sebagai pembelanjaan atas modal.

Sementara itu expense, seperti disinggung di atas, muncul pada kurang dari satu periode akuntansi. Expense dianggap sebagai pembelanjaan yang dapat menghasilkan pemasukan. Kedua hal ini dapat disebut sebagai expense recognition.

Sumber

Cost dikeluarkan dari modal atau aset perusahaan. Dengan demikian pembelanjaan yang sudah dikeluarkan menjadi lebih tinggi. Bahkan bisa jadi cost jumlah dan nilainya sama dengan aset lainnya yang periodenya berkelanjutan.

Sementara itu expense bersumber dari nilai pendapatan. Selain itu expense juga tidak ada dalam periode akuntansi berikutnya. Namun nilai expense umumnya relatif lebih kecil daripada cost.

Manfaat

Cost bertujuan dan memengaruhi pemasukan, sedangkan expense bertujuan memberi manfaat pada sumber daya.

Manfaat pada expense juga akan memberi efek pada modal yang diterima setelahnya. Namun expense memberi efek yang lebih besar daripada cost terkait keuangan perusahaan.


Jenis Cost

Terdapat dua jenis cost atau biaya, yaitu manufacturing cost atau biaya produksi dan non-manufacturing cost atau biaya non produksi.

1. Biaya Produksi

Biaya produksi berpengaruh ke proses produksi barang atau jasa. Tanpa adanya biaya produksi, barang dan jasa tidak mungkin dijual.

a. Biaya Bahan Baku

Biaya ini merupakan pengeluaran yang bermanfaat memproduksi barang atau jasa yang ditawarkan. Setiap produk akan dibebani biaya bahan baku yang selanjutnya disebut nilai modal.

Biaya bahan baku ini dapat dihitung secara fisik. Misalnya pada perusahaan garmen dan tekstil, bahan bakunya adalah kain, benang, pewarna, dan lain-lain.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya ini dikeluarkan untuk memberi upah kepada sumber daya manusia (SDM) yang terkait secara langsung dalam proses produksi barang atau jasa. Umumnya SDM inilah yang memproses bahan baku agar menjadi barang yang siap dijual.

Setiap barang dan jasa yang diproduksi dibebani biaya tenaga kerja langsung. Biaya yang dikeluarkan juga dapat dihitung secara fisik.

Contohnya pada perusahaan garmen atau tekstil, SDM yang terlibat adalah desainer, penjahit, hingga karyawan yang bekerja di kantor.

c. Biaya Overhead

Biaya overhead adalah biaya yang ada di luar pengeluaran bahan baku dan upah SDM. Biaya ini sulit ditelusuri karena lebih luas dan rumit.

Contohnya adalah biaya tenaga kerja tak langsung, bahan mentah di luar bahan baku, pajak, asuransi, dan lain-lain.

2. Biaya Non Produksi

Biaya ini menyangkut perencanaan, pengembangan, penyaluran produk, pemasaran, administrasi, hingga layanan konsumen. Ada dua jenis biaya non produksi.

a. Biaya Pemasaran

Biaya ini dikeluarkan sehubungan dengan upaya pemasaran, distribusi, dan pelayanan barang atau jasa.

b. Biaya Administrasi

Biaya ini berkaitan dengan perencanaan, pengembangan, serta administrasi lainnya di sebuah perusahaan. Biaya administrasi tidak dibebankan ke biaya pembuatan atau pemasaran.

Mengapa administrasi termasuk pengeluaran biaya? Pasalnya biaya ini dikeluarkan untuk memperlancar proses produksi dan jual beli. Dengan demikian, tujuan perusahaan terpenuhi.


Baca juga: Biaya Variabel dan Biaya Tetap: Penjelasan Secara Lengkap


Jenis Expense

Berdasarkan fungsinya, expense atau beban dibagi menjadi lima jenis. Berikut penjelasannya.

1. Beban Akrual

Beban ini harus dilunasi pada periode akuntansi berikutnya.

2. Beban Kredit Macet

Beban ini ada karena piutang tak tertagih (bad debts). Ada berbagai kemungkinan hal ini muncul, misalnya pihak debitur bangkrut dan tidak mungkin membayar utangnya.

3. Beban Operasional

Beban ini muncul berkaitan dengan operasional bisnis, seperti beban pemasaran.

4. Beban Penyusutan

Beban penyusutan muncul karena berkurangnya nilai guna akibat penggunaan aktiva fisik. Misalnya beban penyusutan akibat penggunaan mesin produksi.

5. Beban Ditangguhkan

Beban ditangguhkan atau beban dibayar di muka adalah beban yang sudah dilunasi tetapi belum terasa manfaatnya.


Contoh Pembukuan

Berikut ini dijelaskan contoh kasus pembukuan dari cost dan expense.

Sebuah perusahaan tekstil yang memproduksi kain setiap harinya membutuhkan mesin untuk memproduksi barang mereka. Tahun ini perusahaan tersebut ingin membeli mesin baru seharga Rp400.000.000 dengan penyusutan diperhitungkan Rp60.000.000 per tahun.

Dari kasus tersebut dapat diklasifikasikan pembelian mesin merupakan cost karena mengeluarkan modal dan dipakai dalam jangka waktu lama, yakni lebih dari satu periode akuntansi. Sementara itu beban penyusutan dan perawatan hanya mengurangi pemasukan serta tidak melebihi satu periode.

Begini contoh pembukuannya.

Cost (Biaya)

Mesin (aset) Rp400.000.000

Kas Rp400.000.000

Expense (Beban)

Beban Penyusutan Mesin Rp60.000.000

Akumulasi Penyusutan Mesin Rp60.000.000


Kembangkan Bisnis Anda Menggunakan Dana dari Modal Rakyat

Anda ingin memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada, tetapi membutuhkan dana tambahan? P2P lending Modal Rakyat bisa menjadi solusi Anda.

Layanan ini sudah berizin OJK, sehingga dijamin keamanannya. Bunga yang ditawarkan relatif lebih kompetitif dibandingkan dibandingkan alternatif pinjaman lainnya.

Proses persetujuan cepat. Pinjaman Anda dapat disetujui dalam lima hari kerja jika syarat-syaratnya sudah terpenuhi. Selain itu, proses pengajuan pinjaman dilakukan secara online, sehingga lebih mudah dijangkau.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru