Finansial

Deflasi adalah: Pengertian, Dampak, hingga Cara Mengatasinya

Brigitta Winasis-

11 Jun 2021

Deflasi adalah: Pengertian, Dampak, hingga Cara Mengatasinya

Deflasi adalah istilah yang lazim didengar dalam perekonomian. Tingkat deflasi akan berpengaruh besar pada kondisi ekonomi negara. Pengaruhnya menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Deflasi bisa disebut sebagai mimpi buruk. Secara sederhana, deflasi adalah kondisi harga yang mengalami penurunan secara berkelanjutan dalam suatu periode.

Mungkin Anda mengira deflasi berarti segala barang yang dijual akan menjadi murah dan hidup lebih nyaman. Namun tidak demikian. Kondisi tersebut justru akan menimbulkan kekacauan. Simak penjelasan berikut ini.


Baca juga: Apa itu Inflasi? Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini


Apa itu Deflasi?

Kebalikan dari inflasi, deflasi adalah berkurangnya harga barang besar-besaran dan berkelanjutan. Penurunan harga barang terjadi bersamaan. Akibatnya, kinerja keuangan negara terdampak.

Deflasi juga berarti peredaran uang terlalu sedikit. Sehingga tingkat konsumsi menurun. Saat mula masa deflasi, masyarakat relatif ingin membeli banyak barang karena harganya turun drastis.

Namun seiring berjalannya waktu, aktivitas jual beli bisa melesu. Perusahaan sebagai produsen menjadi tertekan karena mereka rugi.

Perusahaan harus terus fokus ke manajemen anggaran supaya kinerjanya tetap efektif. Mereka terpaksa memproduksi barang dengan kualitas rendah dan harga miring demi keberlangsungan mereka.

Saat inflasi terjadi, harga naik secara bersamaan. Jumlah uang yang beredar saat inflasi terlalu banyak, berbeda dengan deflasi.

Contoh inflasi di Indonesia adalah krisis moneter 1998. Sementara itu contoh deflasi di Indonesia terjadi di daerah, yakni pada September 2019. Deflasi tertinggi tercatat di Sibolga, Sumatera Utara dengan angka 0,94 persen.

Dampak lainnya akibat deflasi adalah investor menarik uangnya. Mereka takut turut rugi apabila tidak menarik modalnya. Biasanya mereka menunggu deflasi berkurang lalu melakukan aktivitas transaksi saham kembali.

Lesunya peminat saham membuat harga saham turun. Jika dibiarkan, kegiatan perekonomian di negara tersebut dapat terhenti.


Jenis Deflasi

Terdapat dua jenis deflasi, yakni strategis dan sirkulasi. Simak penjelasan di bawah ini.

Deflasi Strategis

Deflasi ini terjadi sebagai dampak kebijakan moneter pemerintah untuk mengatur gejala konsumsi berlebihan di masyarakat. Pemerintah berupaya menurunkan suku bunga lewat bank sentral.

Suku bunga yang rendah membuat masyarakat akan meminjam uang di bank. Sebaliknya, perusahaan berupaya menabung uang di bank untuk mendapat bunga yang tinggi.

Akibatnya peredaran uang terlalu sedikit. Harga barang dan jasa menurun. Dampak lebih jauhnya, kondisi ekonomi negara tidak kokoh.

Deflasi Sirkulasi

Deflasi sirkulasi terjadi karena kemampuan produksi dengan konsumsi tidak seimbang. Akibatnya harga barang dan jasa menjadi turun.

Deflasi terjadi karena menurunnya kebutuhan masyarakat terhadap barang yang ekonomis. Hal ini disebabkan produksi berlebih terhadap barang yang serupa.


Baca juga: Inilah Peluang Usaha Berjualan di e-Commerce


Faktor yang Menyebabkan Deflasi

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab deflasi. Berikut penjelasannya.

Produksi Barang yang Sama Terlalu Banyak

Perusahaan yang berbeda membuat barang yang sama akibat persaingan dengan perusahaan lain. Hal ini wajar terjadi dalam persaingan bisnis.

Misalnya, mereka melihat minat masyarakat terhadap suatu barang tengah tinggi. Lalu mereka berlomba-lomba memproduksi atau mengimpor barang tersebut. Persaingan juga dilakukan dengan memotong harga agar lebih murah.

Biaya produksi terus ditekan, misalnya dengan mengurangi karyawan. Namun permintaan tidak kunjung naik karena masyarakat sudah telanjur jenuh.

Kompetitornya juga akan bersaing dalam upaya menjual produk untuk mengimbangi minat masyarakat. Padahal minat masyarakat hanya bersifat sementara saja.

Akhirnya persediaan barang menumpuk, sementara permintaan terus menurun. Perusahaan lalu merugi dan terpaksa menjual produk dengan harga terlalu murah daripada ongkos produksi.

Permintaan Produksi Menurun

Dengan banyaknya jumlah produk di pasaran, pengusaha akan mengurangi produksi barang. Hal ini akan memengaruhi perekonomian.

Perusahaan tentu membutuhkan perusahaan supplier lainnya. Hal ini terjadi demi memenuhi aktivitas produksinya. Setiap perusahaan saling membutuhkan.

Berhentinya aktivitas produksi berdampak pada satu perusahaan supplier ke perusahaan lain. Hal ini dapat terjadi karena salah perkiraan keinginan konsumen yang meningkat sesaat. Akhirnya produksi terhenti karena persediaan masih banyak.

Perusahaan berupaya menjual produksinya daripada membuat produksi baru. Akibatnya deflasi terjadi. Perusahaan memutuskan gulung tikar karena terus merugi.

Berkurangnya Peredaran Uang

Hal ini memang tidak terjadi secara kasat mata dirasakan masyarakat. Apalagi bagi mereka yang masih awam dengan istilah-istilah ekonomi. Padahal uang yang mereka belanjakan berpengaruh kepada perekonomian bangsa.

Kasus ini dapat terjadi jika masyarakat sadar untuk menabung. Mereka lalu enggan membelanjakan uangnya. Akibatnya, tidak ada kegiatan transaksi oleh negara.

Sekalipun ada, jumlahnya sedikit. Hal ini mengakibatkan peredaran uang di masyarakat lebih sedikit daripada di bank.

Namun bagi masyarakat, hal ini justru positif. Artinya mereka tidak lagi bersikap konsumtif. Uang hasil menabung itu digunakan untuk masa depan.

Namun menurunnya peredaran uang di masyarakat membuat deflasi terjadi. Banyak pengusaha yang merugi karena masyarakat tidak membelanjakan uangnya untuk membeli produk mereka.

Pemilik usaha berupaya menurunkan harga. Namun hal ini belum tentu menolong pemasukannya.

Surplus APBN

Surplus terjadi ketika pengeluaran dan pendapatan menjadi berlebih atau positif. Surplus APBN harus ditahan dan tidak dibelanjakan dalam periode cukup lama.

Jika APBN harus dikeluarkan, tujuannya hanya untuk membayar utang kepada bank. Namun bank juga akan menahan uang dan tidak kunjung meminjamkannya ke masyarakat.


Cara Mengatasi Deflasi

Saat deflasi terjadi, pemerintah dan bank sentral harus berupaya menekannya. Mereka akan berusaha memperbaiki siklus peredaran uang, sebelum rugi berkepanjangan.

Ada dua jenis kebijakan oleh pemerintah dan bank sentral. Berikut penjelasannya.

Kebijakan Moneter

Kebijakan ini dilakukan dengan bank sentral memerintahkan semua bank mengurangi suku bunga. Semakin kecil suku bunga, masyarakat akan berpikir ulang untuk menabung.

Mereka akhirnya menarik uangnya karena berpikir menabung tidak menguntungkan. Uang yang ditarik tersebut akan dibelanjakan daripada dibiarkan mengendap di bank.

Kebijakan Non-Moneter

Kebijakan ini dianggap lebih ampuh. Dalam hal ini perlu kerja sama antara bank sentral dengan pemerintah.

Ada beberapa hal yang dapat diupayakan, berikut penjelasannya.

a. Meminimalkan Suku Bunga Pinjaman Usaha

Beban perusahaan dapat berkurang karena pengeluaran mereka untuk membayar suku bunga tidak terlalu banyak.

b. Mengurangi Pajak

Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat memutar kembali uang yang harusnya dianggarkan untuk pajak. Dengan begitu, kegiatan jual beli masyarakat dapat terselamatkan.

c. Menaikkan Upah

Dengan menaikkan upah, masyarakat semakin aktif melakukan jual beli barang dan jasa, sehingga menggerakkan perekonomian.

d. Kebijakan Fiskal

Pemerintah mengambil kendali penuh pengelolaan perekonomian. Dengan demikian ekonomi negara dapat kembali kokoh.


Demikian penjelasan tentang deflasi. Jika Anda ingin membantu perekonomian mulai dari skala UMKM, Anda dapat menjadi pendana bagi pengusaha kecil.

Caranya adalah dengan mendaftarkan diri sebagai pemberi pinjaman di P2P lending Modal Rakyat. Layanan ini menawarkan imbal hasil hingga 18% per tahun dengan minimal pendanaan yang rendah, yakni mulai dari Rp25.000. Selain itu pembiayaan di Modal Rakyat likuid, sehingga memudahkan Anda mengelola pendanaan.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru