Bisnis

Cara Memanfaatkan Digital Native Vertical Brand dalam Bisnis

Pretty Angelia Wuisan-

30 Jun 2021

Cara Memanfaatkan Digital Native Vertical Brand dalam Bisnis

Kehadiran internet, membuat bentuk promosi jadi berbagai macam. Salah satunya adalah dengan mengandalkan digital native vertical brand. Bentuk promosi ini juga diandalkan oleh banyak perusahaan. Tidak hanya bisnis besar, bisnis kecil pun bisa memanfaatkannya sebagai bentuk promosi yang dapat membuat produknya lebih dikenal oleh masyarakat.

Anda yang baru memulai bisnis, mungkin belum memahami model promosi ini, yang tentu saja bisa Anda andalkan juga untuk bisnis Anda. Di artikel ini Anda akan lebih jauh mengenal digital native vertical brands.

 

Baca juga: Womenpreneur Pemula, ini Tips Sukses untuk Anda

 

Pengertian Digital Native Vertical Brand

Dikutip dari Salsify, digitally native vertical brand (DNVB) adalah metode promosi digital yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara memproses langsung kegiatan bisnisnya sendiri, mulai dari produksi hingga menyampaikannya pada konsumen.

Intinya, perusahaan mengatur mulai dari proses produksi hingga menyalurkan produknya kepada pelanggan tanpa mengandalkan pihak yang lainnya, misalnya menggunakan marketplace, reseller, dan berbagai perantara lainnya.

DNVB tidak hanya bisa dipraktikkan oleh bisnis besar, bisnis yang baru dirintis pun bisa mengandalkannya.

Salah satu cara untuk mempraktikkan DNVB adalah dengan membangun situs web untuk bisnis sendiri. Membangun situs web sebenarnya cukup murah karena bisa dimodifikasi tergantung pada kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu, harganya pasti bisa dijangkau oleh bisnis yang baru berdiri.   

 

Kelebihan Digital Native Vertical Brands

Ada banyak kelebihan yang ditawarkan oleh DNVB untuk pebisnis yang mengandalkan metode ini. Inilah manfaatnya untuk Anda, yang dikutip dari Rakuten SL.

1. Perusahaan memiliki kontrol penuh terhadap bisnisnya

Kontrol penuh di sini maksudnya adalah perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya lain untuk rekanan, misalnya membayar biaya administrasi yang wajib dibayar oleh penjual yang memanfaatkan sebuah marketplace.

Oleh karena itu, perusahaan pun jadi bisa mengambil sepenuhnya keuntungan tanpa mengeluarkan biaya tambahan lainnya.

2. Perusahaan jadi lebih mudah mendapatkan data dari pelanggan

Alasannya karena data-data itu akan masuk ke informasi situs web yang dapat diakses bebas oleh perusahaan. Apabila perusahaan menghasilkan dua jenis barang, perusahaan akan tahu barang yang mana yang paling laku.

Perusahaan juga akan tahu barang apa yang paling dicari oleh pelanggan dari input data kata kunci di pencarian yang ada di situs web.

Selain itu, data-data tersebut bisa digunakan untuk bahan evaluasi perusahaan, rencana promosi yang lebih baik, dan meningkatkan keuntungan perusahaan.

3. Perusahaan jadi lebih mudah menyesuaikan produk dengan keinginan pelanggan

Hal itu karena data-data yang masuk di situs web perusahaan. Perusahaan akan lebih mudah melakukan personalisasi produk menyesuaikan dengan karakteristik customer-nya.

 

Kekurangan Digital Native Vertical Brand

Walaupun ada kelebihan, DNVB juga mempunyai kekurangan yang perlu Anda pertimbangkan baik-baik, sehingga nanti Anda bisa menemukan solusinya. Seperti inilah kekurangan dari DNVB.

1. Perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk promosi

Hal itu karena perusahaan melakukan strategi pemasaran yang cukup rumit, yaitu melibatkan personalisasi marketing sesuai dengan karakter customer-nya.

2. Harga yang dipatok termasuk rendah karena proses bisnis dikuasai sendiri

Perusahaan tidak bisa mematok harga yang tinggi karena semua proses produksi hingga promosi perusahaan lakukan sendiri.

 

Cara Kerja Digital Native Vertical Brand

Agar Anda memiliki bayangan bagaimana cara kerja DNVB, berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan.

1. Memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan

DNVB digunakan untuk mengetahui karakteristik pelanggan. Oleh sebab itu, perusahaan akan berusaha mengikuti kebutuhan pelanggan. Itu menyebabkan produk tersebut jadi lebih mudah mengambil hati pelanggan.

Hal ini juga dilakukan untuk membangun loyalitas customer, hingga bersedia membeli produknya berkali-kali. Dengan begitu brand perusahaan juga nilainya akan semakin meningkat dan semakin dikenal oleh pelanggan. Lalu, jumlah customer-nya juga ikut naik.

2. Melakukan kontrol penuh terhadap supply chain

Dikutip dari DHL, bisnis menggunakan DNVB memiliki pola kontrol terintegrasi secara vertikal. Dari proses produksi, hingga menyampaikan produk ke konsumen dengan mengandalkan perusahaan saja. Perusahaan berupaya memotong rantai bisnis yang sekiranya tidak diperlukan, seperti menggunakan jasa perusahaan lain untuk distribusi.

3. Membangun situs web sendiri

Bisnis DNVB sangat bergantung pada situs web karena dari sana data-data yang dibutuhkan bisa tersedia tanpa harus menyapa pelanggan satu per satu. Situs web-nya dibuat yang ramah pengguna, artinya pengguna tidak bingung mengaksesnya di kunjungan pertama.  

Ada berbagai macam fitur yang bisa ditambahkan di situs web itu, tapi yang tidak boleh dilupakan adalah kontak agar pelanggan bisa menyampaikan keluhan secara langsung. Hal ini harus diperhatikan dengan baik karena menjadi salah satu cara untuk mendapatkan loyalitas pelanggan.

4. Menyiapkan SDM yang memadai

Perusahaan wajib menyediakan SDM yang memadai untuk menunjang proses bisnis yang semuanya dikontrol sendiri. Semua SDM di sini penting, tapi harus tetap menyediakan divisi digital khusus yang mengatur proses bisnis digital perusahaan. SDM yang dipilih tentunya yang sudah ahli dalam bidang digital.

Dengan pengadaan divisi yang fokus di satu bidang tersebut, proses bisnis yang dilakukan perusahaan akan terasa lebih efektif.

 

Baca juga: Cek Kelebihan dan Kekurangan WhatsApp Business di Sini

 

Perbedaan DNVB dan DTC

Di promosi bisnis, Anda akan mengenal istilah DNVB dan DTC atau direct to customer. Kedua metode promosi ini sudah diterapkan banyak perusahaan.

DNVB dan DTC sama-sama memiliki metode penjualan langsung ke konsumen tanpa perantara. Oleh karena itu, keduanya sering dikira sama. Padahal keduanya punya perbedaan yang signifikan.

DNVB, sesuai dengan namanya adalah bisnis berbasis digital. Pelanggan harus mengakses situs web yang disediakan perusahaan untuk dapat membeli produknya.

Sedangkan, DTC jangkauannya lebih luas. Produk-produk yang dijual di pop up store yang didirikan sendiri oleh perusahaan dan situs web perusahaan, termasuk ke dalam DTC.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa DNVB adalah bagian dari DTC. Semua perusahaan DNVB adalah perusahaan yang menggunakan metode DTC. Namun, tidak semua DTC adalah DNVB untuk perusahaan yang tidak memanfaatkan digital atau internet dalam penjualan produknya.

 

UMKM Mudah Mendapatkan Modal dengan Mengandalkan Modal Rakyat

Anda bisa membangun UMKM dengan mengajukan pinjaman modal di Modal Rakyat. P2P Lending Modal Rakyat akan mempertemukan Anda dengan investor yang bersedia menyalurkan dana untuk Anda. Anda dapat melakukan pengajuan pinjaman sebesar Rp500 ribu hingga Rp2 miliar yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Tidak perlu mengkhawatirkan besar bunganya karena akan disesuaikan dengan risiko usaha Anda. Proses pengajuan pinjaman termasuk mudah karena bisa melalui online. Modal Rakyat juga sudah memperoleh izin dari OJK, jadi aman dan terpercaya. Anda bisa memulai pengajuan pinjaman dengan berkunjung ke halaman berikut ini.

 



Artikel Terkait
image image
Artikel Baru