Bisnis

Finansial

Dividen adalah Bagian Laba Milik Investor, Ini Penjelasannya

Brigitta Winasis-

18 Jun 2021

Dividen adalah Bagian Laba Milik Investor, Ini Penjelasannya

Dividen termasuk salah satu laba yang didapat dalam investasi. Dividen dibayarkan dari pemasukan badan usaha kepada pemegang saham.

Pemilik saham nantinya dapat mencairkan laba yang diperoleh dari hasil investasinya itu atau menginvestasikan ulang. Umumnya ditetapkan pajak atas dividen yang dibayarkan pihak pemilik saham.


Baca juga: Istilah Investasi Saham yang Unik bagi Investor


Apa itu Dividen

Dividen layaknya pengembalian oleh perusahaan terbuka kepada pada pemilik saham. Dividen bersumber dari keuntungan atau laba bersih.

Pengembalian tersebut dapat berupa tunai, setara tunai, saham, atau yang lainnya. Sebagian besar dari laba diserahkan setelah beban biaya terbayar. Pihak yang menentukan pembagian tingkat dividen adalah dewan direksi. Keputusan pemegang saham mayoritas juga dipertimbangkan.

Perusahaan dapat menentukan apakah hendak mempertahankan keseluruhan laba yang didapat untuk diinvestasikan kembali atau disimpan demi kebutuhan di masa mendatang. Pengumuman tentang pendapatan tersebut meliputi kenaikan atau penurunan pada nilai saham.

Banyak investor yang berharap uang yang telah ditanamkan akan kembali sebagai bentuk kompensasi mereka. Kemudian setiap perusahaan juga harus terbuka tentang seberapa besar laba ditahan dan yang dikembalikan kepada investor.

Mengapa ada laba ditahan? Tujuannya untuk diinvestasikan kembali agar bertumbuh di masa depan.

Saat perusahaan menentukan pembayaran dividen, maka ditentukan pula jadwal serta jumlah yang dibayar tiap lembar sahamnya. Misalkan dividen kuartal dinilai Rp20 per lembar saham. Investor yang memiliki 1.500 lembar saham akan mendapat keuntungan dari peningkatan nilai saham serta dividen kuartal senilai Rp30.000.

Pemilik saham dapat menentukan apakah uang tersebut hendak dicairkan. Atau bisa juga diinvestasikan kembali.


Jenis-Jenis Dividen

Ada dua jenis dividen utama, yakni khusus dan preferred. Jenis ini dibagikan sesuai frekuensi deklarasi.

Dividen Khusus

Dividen khusus diserahkan pada saham biasa. Dividen ini kerap diserahkan dalam keadaan tertentu, di mana perusahaan sudah memperoleh laba besar dalam kurun waktu beberapa tahun.

Keuntungan itu dianggap sebagai kelebihan uang tunai. Kelebihan ini dinilai tidak perlu digunakan dalam waktu dekat.

Preferred Dividend

Dividen jenis ini diserahkan kepada pemegang saham preferen. Biasanya mereka mendapat jumlah tetap yang dibayar per tiga bulan. Dividen ini didapat dari saham yang lebih beroperasi layaknya obligasi.

Selain itu, ada juga jenis-jenis dividen lainnya.

Tunai

Banyak perusahaan yang lebih suka membagikan dividen dalam bentuk tunai. Pemasukan itu lazimnya akan ditransfer ke rekening pemilik saham atau dalam bentuk cek.

Aset

Ada pula perusahaan yang memberikan imbal hasil ke investor dalam bentuk aset berupa fisik. Selain itu bisa juga dalam bentuk sekuritas investasi atau real estate. Walaupun begitu, aset sebagai bentuk penawaran dividen masih jarang terjadi.

Saham

Banyak perusahaan yang menawarkan saham sebagai bentuk dividen. Caranya dengan mengeluarkan saham baru.

Saham akan dibagikan merata. Masing-masing investor akan memperoleh dividen, sesuai jumlah saham yang dipunyai perusahaan.

Saham Biasa

Keuntungan berbentuk saham biasa ditawarkan kepada pemilik saham sebagai bagian dari perhitungan keuntungan. Bagian dari dividen ini ditentukan peraturan perundang-undangan, terutama jika dibayar secara tunai serta bisa membuat perusahaan terlikuidasi.

Perusahaan juga bisa menawarkan dividen dalam bentuk lain, misalnya saham perusahaan baru (waran) dan aset keuangan lain. Harga dividen nantinya akan berdampak ke harga saham perusahaan.


Baca juga: P2P Lending, Reksa Dana dan Deposito: Mana Paling Profit?


Cara Menghitung Pendapatan

Dividen dihitung menggunakan rumus rasio pembayaran dividen. Caranya adalah membagi dividen yang dibayar dengan laba bersih.


Rasio Pembayaran Dividen = Dividen Dibayarkan / Laba Bersih Terlapor


Rasio pembayaran dividen dapat menjadi nol persen jika perusahaan memang tidak menawarkan dividen kepada pemilik saham. Jika perusahaan tersebut membayar keuntungan bersih untuk dividennya, rasio pembayaran dividen adalah nol.

Rasio retensi juga dapat dihitung. Caranya adalah dengan membagi dividen per saham dengan pemasukan per saham.


Rasio Retensi = Dividen per Saham / Pemasukan per Saham


Melalui perhitungan di atas, seseorang akan mengetahui jumlah uang yang dikembalikan kepada pemegang saham. Rasio juga bermanfaat agar dalam perhitungan uang yang diinvestasikan kembali untuk menambah operasional perusahaan, membuat cadangan kas, serta membayar utang.

Hal ini terbukti bermanfaat agar memperlancar kinerja perusahaan. Misalnya perusahaan dengan rasio lebih dari 100 persen menunjukkan ia dapat mengembalikan lebih daripada hak pemilik saham.

Pembagian dividen ini membuat perusahaan meminimalkan penawaran atau bahkan dihentikan. Namun sebaliknya perusahaan yang rasio pembayarannya stabil berarti memiliki posisi keuangannya kuat.


Mekanisme Pembayaran

Dalam pembayaran dividen, ada mekanismenya sendiri. Pengumuman pembagian disertai ex date, payment date, dan cum date.

Cum date adalah hari terakhir perdagangan saham. Hal ini memungkinkan pedagang bisa mendapat dividen dalam bentuk tunai atau saham.

Ex date adalah tanggal yang menjadi batas pembelian saham untuk mendapat dividen di periode yang berlaku. Payment date adalah tanggal saat perusahaan membayar dividen kepada para pemilik saham sesuai yang ditetapkan dalam RUPS.

Dividen nantinya akan ditransfer langsung kepada rekening investor. Dividen juga dikenai Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 10 persen.

Rekening yang digunakan untuk menerima dividen bukan rekening biasa, tetapi Rekening Dana Nasabah alias RDN atau Rekening Dana Investor alias RDI. Kedua rekening ini bisa dibuat di bank atau perusahaan sekuritas.


Pengaruh Dividen kepada Harga Saham

Pembagian dividen kepada para pemegang saham dapat memengaruhi harga saham dan nilai bisnis itu sendiri. Hal ini dapat menurunkan nilai ekuitas karena dana yang diambil untuk membayar dividen.

Dividen yang sudah didebit dalam pembukuan adalah hal yang permanen. Ketika perusahaan mengumumkan dividennya, harga saham akan mengalami kenaikan yang disebabkan kegiatan pasar.

Investor yang sudah membayar premi berharap mendapat dividen. Namun menjelang tanggal hak dividen usai, harga saham mulai turun.

Penurunan terjadi karena investor baru dianggap tidak memenuhi syarat mendapat dividen. Maka dari itu, perusahaan enggan mengembalikan premi.

Apabila pasar diperkirakan tetap positif sampai ex date, kenaikan harga saham bisa jadi lebih tinggi daripada yang ditawarkan. Hal ini dapat membuat kenaikan nilai keseluruhan saham.


Demikian penjelasan tentang dividen dalam investasi saham. Selain saham, ada bentuk investasi lain yang bisa Anda lakukan. Misalnya P2P lending yang tengah populer di kalangan milenial.

Anda dapat mendaftarkan diri dengan menjadi pendana di P2P lending Modal Rakyat. Dengan imbal hasil yang menarik, kini Modal Rakyat sudah berizin OJK sehingga dapat dijamin keamanannya.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru