Finansial

Bisnis

Enterprise Value: Fungsi, Komponen, dan Cara Menghitungnya

Pretty Angelia Wuisan-

16 Jul 2021

Enterprise Value: Fungsi, Komponen, dan Cara Menghitungnya

Sebuah perusahaan nilainya dapat diukur dengan melihat beberapa unsur, mulai dari laba bersih, revenue, valuasi, dan yang tidak bisa dilewatkan adalah enterprise value.

Untuk Anda yang baru berbisnis atau ingin berinvestasi di sebuah perusahaan, enterprise value adalah salah satu hal yang akan sangat Anda perhitungkan. Perusahaan yang bagus tentunya yang memiliki enterprise value tinggi.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai enterprise value dari pengertian, faktor yang mempengaruhinya, manfaat, dan cara menghitungnya

 

Baca juga: Equity adalah: Jenis-jenis dan Cara Menghitungnya

 

Apa itu Enterprise Value?

Enterprise value atau EV adalah nilai total yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang perhitungannya diambil dari kapitalisasi pasar perusahaan itu. Bisa dikatakan nilai ini lebih kompleks dibandingkan kapitalisasi pasar.

Anda seorang investor, pasti mengenal kapitalisasi pasar yang biasanya akan Anda cari selain harga sahamnya. Nilai kapitalisasi juga akan selalu muncul di halaman informasi emiten.

Ternyata selain nilai kapitalisasi, Anda juga bisa memanfaatkan EV untuk mengetahui penilaian perusahaan yang lebih lengkap. Dalam EV Anda tidak hanya melihat kapitalisasinya, tapi juga melihat nilai seluruh utang perusahaan dan kasnya.

Ketika ada proses pengambilalihan perusahaan dengan alasan tertentu, rumus EV yang paling sering digunakan karena komponennya yang lebih lengkap. Selain itu, menjadi penilaian yang paling efektif jika dibandingkan dengan PER (price earnings ratio).

Sebenarnya investor bisa saja menilai perusahaan dari aset-aset yang dimilikinya, tapi hal itu dirasa kurang karena belum termasuk utang. Apabila kapitalisasi besar dan utangnya besar, investor bisa saja terkecoh. Perusahaan yang memiliki utang yang besar berarti memiliki kewajiban yang besar.

Enterprise value menjadi cara lain dalam menilai fundamental sebuah perusahaan yang selalu investor lakukan sebelum membeli saham-sahamnya.

 

Faktor yang Mempengaruhi Enterprise Value

Ada beberapa komponen yang mempengaruhi hasil dari EV. Komponen ini hasilnya juga harus tersedia dulu agar bisa menghitung EV dengan tepat. Inilah komponen-komponennya.

1. Nilai ekuitas atau kapitalisasi pasar

Nilai ekuitas atau kapitalisasi pasar menunjukkan jumlah aset total perusahaan dilihat dari sahamnya. Cara untuk memperoleh hasilnya sangat mudah, Anda bisa mengalikan harga saham emiten di pasaran dengan jumlah saham yang tersebar.

2. Total utang

Perusahaan biasanya akan berutang untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dan pendeknya. Rasanya sulit menemukan perusahaan yang tidak mempunyai utang. Untuk itu yang perlu Anda perhitungkan adalah besaran utangnya, apakah utang itu besar atau kecil. Anda jangan sampai melewatkan utang karena penting juga dalam menilai perusahaan.

Emiten yang layak Anda pilih adalah emiten yang tidak terlalu memiliki banyak utang. Hal itu berarti perusahaan berhasil mengatur keuangan dengan baik, sehingga utang-utangnya bisa dibayar.

Utang ini juga perlu dihitung ketika perusahaan ingin mengakuisisi perusahaan lain. Karena syarat diperbolehkannya akuisisi adalah perusahaan harus bersedia membayar utang perusahaan yang akan diakuisisi itu.

3. Saham preferen

Bagi perusahaan yang menyediakan saham preferen, saham jenis ini juga menjadi komponen penting untuk perhitungan enterprise value. Alasannya karena saham preferen bentuknya sama seperti utang yang wajib dibayar oleh perusahaan.

Perusahaan yang menyediakan saham preferen, memiliki kewajiban membagikan dividen secara rutin. Selain itu, ketika perusahaan diakuisisi oleh perusahaan lain, perusahaan itu wajib membayar aset kepada investor sesuai dengan saham preferen yang dimilikinya.

 

Fungsi Enterprise Value

EV akan sangat berguna untuk investor dan pebisnis dalam kegiatan yang berkaitan dengan investasi. Seperti inilah penjelasannya.

1. Menentukan nilai yang tepat untuk akuisisi

Ketika investor berbentuk badan usaha ingin mengakuisisi perusahaan lain, badan usaha itu harus mengetahui nilai perusahaan yang akan diakuisisinya. Dengan begitu, badan usaha itu akan mudah mengukur berapa jumlah modal yang dibutuhkan untuk mengakuisisinya.

2. Mengetahui kas perusahaan

Penilaian dari kapitalisasi pasar belum lengkap karena tidak mencantumkan utang dan kas perusahaan. Padahal kedua komponen itu penting untuk diketahui.

Perusahaan yang jumlah kasnya ideal akan mampu melunasi utang-utangnya dengan baik. Itu artinya kinerja keuangannya juga bagus, sehingga layak dipilih untuk dibeli sahamnya.

3. Menilai kinerja perusahaan

EV juga bisa digunakan untuk mengetahui nilai rasio keuangan perusahaan. Dengan begitu investor bisa tahu bahwa perusahaan yang hendak dipilihnya itu punya kinerja yang sesuai ekspektasinya atau tidak.

4. Menetralkan risiko

Bagi pebisnis, EV dapat digunakan untuk menetralkan risiko saham yang dimilikinya di pasar modal. Anda pasti sudah tahu bahwa harga saham bisa naik ketika banyak yang membelinya, tapi akan jatuh ketika banyak yang menjualnya. Caranya adalah membandingkan struktur modal yang berbeda dengan perusahaan lain.

 

Cara Menghitung Enterprise Value

Ketika menganalisis fundamental perusahaan, biasanya Anda akan mencari nilai intrinsik sebuah saham, apakah harga yang beredar di pasaran lebih tinggi atau rendah dibandingkan nilai intrinsiknya.

Apabila nilai intrinsik sahamnya lebih tinggi, maka prediksinya saham tersebut terlalu murah dan bisa naik suatu saat nanti. Sebaliknya, apabila nilai intrinsik saham lebih rendah dibandingkan harga saham di pasaran, itu artinya harga sahamnya terlalu mahal dan bisa turun.

Selain menentukan nilai intrinsik, Anda juga bisa memanfaatkan EV. Sekarang, kita akan membahas bagaimana cara menghitungnya. Rumus enterprise value adalah:

EV = Kapitalisasi + Utang – Kas dan Setara Kas

Atau jika investor memiliki saham preferen di suatu perusahaan, rumusnya adalah:

EV = Saham Preferen + Utang + Saham Biasa + Bunga Minoritas – Kas dan Setara Kas

Sekarang, mari perhatikan contoh perhitungan berikut ini.

Misalnya, perusahaan C yang sedang Anda pelajari karena Anda tertarik menanamkan modal padanya, memiliki profil fundamental berikut ini:

  1. Harga saham = Rp300 per lembar
  2. Jumlah saham yang tersebar = 1 miliar lembar
  3. Jumlah kas perusahaan = Rp50 miliar
  4. Utang perusahaan = Rp70 miliar.
  5. Profit/Laba Bersih = Rp200 miliar
  6. Cash Flow Operasional = Rp50 miliar

Berapakah nilai EV-nya?

Dari profil yang berhasil Anda dapatkan di atas, Anda perlu menghitung kapitalisasi pasar terlebih dahulu.

Kapitalisasi = harga saham x total saham yang tersebar

Kapitalisasi pasar = 300 x 1 milar

Kapitalisasi pasar = Rp300 miliar

Dari sini Anda bisa mengetahui jumlah PER (price earnings ratio) yang diambil dari laba bersih:

PER = Kapitalisasi pasar : Profit

PER = Rp300 miliar : Rp200 miliar

PER = 1,5X

Nilai PER-nya menunjukkan Anda akan memperoleh keuntungan di 1,5 tahun yang akan datang, ini menandakan bahwa Anda bisa meraih keuntungan dalam waktu yang cukup cepat.

Namun, hal itu belum cukup karena PER biasanya hanya menghitung komponen profit dan mengabaikan utang, Anda bisa melanjutkan perhitungannya dengan menggunakan enterprise value agar bisa memasukkan utang.

Jadi, ketika Anda ingin mengakuisisi sebuah perusahaan, Anda tidak menyediakan dana yang sama dengan kapitalisasi pasarnya. EV adalah rumus yang tepat Anda pilih untuk proses akuisisi.

EV = Kapitalisasi + Utang – Kas dan Setara Kas

EV = 300 miliar + 70 miliar – 50 miliar

EV = Rp320 miliar

Maka, rasio enterprise value-nya adalah:

Rasio EV = EV : Cash Flow Operasional

Rasio EV = 320 miliar : 50 miliar

Rasio EV = 6,4X

Dari perhitungan rasio EV ini, Anda akan mendapatkan imbal hasil lebih lama karena perusahaan harus membayar utang juga. Untuk menghitung EV ini Anda juga harus memperhatikan arus kas operasional.

Apabila arus kasnya positif, maka itu menjadi kabar yang baik untuk Anda. Apabila sebaliknya, Anda harus berpikir dua kali apakah harus memilih perusahaan itu atau pindah ke lain hati.

 

Baca juga: Valuasi adalah: Pengertian, Faktor, dan Cara Menghitungnya

 

Kesimpulan

Ketika memilih perusahaan yang Anda sahamnya ingin Anda beli, jangan hanya perhatikan kapitalisasinya. Anda harus menggali perusahaan itu lebih dalam lagi mulai dari keuntungan, rasio keuangan, harta, dan utang.

Tujuan Anda adalah memperoleh imbal hasil yang untung. Tentunya Anda tidak ingin menyia-nyiakan modal Anda pada perusahaan yang sulit mendatangkan keuntungan di masa depan. Manfaatkan rumus enterprise value sebaik-baiknya supaya Anda tidak salah pilih.

 

Mendanai di Modal Rakyat untuk Imbal Hasil yang Memuaskan

Anda yang ingin meraih keuntungan yang digunakan untuk berbagai keperluan, bisa mendaftar sebagai pendana di P2P Lending Modal Rakyat. Modal yang Anda salurkan akan dipinjamkan pada pelaku UMKM yang membutuhkan modal. Anda pun bisa sekalian membantu UMKM yang ingin mengembangkan bisnisnya.

Potensi imbal hasil yang Anda raih bisa mencapai 18% per tahun. Mendanai di Modal Rakyat juga aman karena kami sudah memperoleh izin dari OJK. Yuk, mulai mendaftarkan diri Anda sebagai pendana di halaman berikut ini. Gunakan kode BLOG25 untuk mendapatkan saldo gratis senilai Rp25.000.

 



Artikel Terkait
image image
Artikel Baru