Bisnis

Apa itu Forecasting? Begini Cara Kerjanya dalam Bisnis

Brigitta Winasis-

26 Jul 2021

Apa itu Forecasting? Begini Cara Kerjanya dalam Bisnis

Saat berbisnis, produsen harus memperkirakan jumlah produk yang dibuatnya agar tidak merugi. Perkiraan ini dapat dilakukan dengan cara forecasting.

Apa itu forecasting? Istilah ini lazim digunakan dalam bisnis, terutama bagi mereka yang bergerak di bidang sales dan business development.

Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang forecasting dan pemanfaatannya dalam bisnis.


Baca juga: Market Share adalah: Pengertian, Jenis, dan Upaya Peningkatan


Pengertian Forecasting

Forecasting adalah teknik yang memanfaatkan data riwayat masa lalu untuk mengestimasi arah tren bisnis di masa depan. Bisnis memanfaatkan forecasting untuk menentukan bagaimana mengalokasikan anggaran atau rencana untuk mengantisipasi biaya produksi di masa depan.

Hal ini biasanya dilakukan berdasarkan jumlah permintaan yang sudah diperhitungkan untuk barang dan jasa yang ditawarkan. Dengan melihat riwayat permintaan masa lalu, produsen dapat memperkirakan permintaan di masa mendatang dengan asumsi kondisi bisnis yang terjadi sama.

Sebagai contoh, pada perayaan Idulfitri permintaan produk dari bisnis Anda meningkat. Di tahun depan, Anda dapat memprediksikan hal yang sama terjadi.

Dengan demikian Anda mempersiapkan jumlah produk yang banyak supaya dapat memenuhi permintaan konsumen. Semua prediksi dilakukan berdasarkan data dari masa lalu pada situasi bisnis yang sama, yakni periode Idulfitri.

Forecasting dapat menjadi sarana perusahaan memutuskan tindakan selanjutnya dalam menjalankan bisnisnya. Mereka dapat menentukan anggaran yang harus disiapkan dan memprediksi kemungkinan kerugian jika barang diproduksi dengan jumlah tertentu.


Manfaat Forecasting

Melihat pengertiannya, ada sejumlah manfaat yang diperoleh dari melakukan forecasting dalam bisnis.

Membantu Memprediksi Masa Depan

Forecasting membantu memberikan gambaran umum tentang apa yang bisa diharapkan di masa depan. Perusahaan dapat mengambil keputusan agar bisnis berjalan lebih baik di pasar.

Baik untuk Konsumen

Jika perusahaan dapat memprediksi permintaan, ada kemungkinan lebih besar produk akan selalu tersedia sesuai jumlah permintaan. Ada kesempatan lebih besar penjualan akan tepat sasaran.

Membuat Perusahaan Tetap Up-to-date

Bisnis yang melakukan forecasting secara reguler cenderung lebih visioner. Mereka selalu berpikir ke depan.

Hal ini membantu mereka mengantisipasi perubahan tren pasar. Selain itu, forecasting membantu bisnis bisa berkompetisi lebih baik dengan kompetitor.

Belajar dari Pengalaman Masa Lalu

Menganalisis data masa lalu membantu dalam mengingat keberhasilan dan kegagalan. Demikian pula dalam bisnis.

Forecasting mengandalkan data masa lalu. Anda dapat menganalisis apa yang mendatangkan profit dan kerugian bagi Anda, lalu mempraktekkannya kembali di masa depan.

Menjaga Kondisi Finansial

Jika Anda dapat memprediksi permintaan di masa mendatang, Anda dapat merencanakan level produksi. Manfaatkanlah data ini untuk memutuskan apakah Anda membutuhkan lebih banyak atau lebih sedikit sumber daya manusia.

Selain itu, proses produksi juga berkaitan dengan bahan baku yang harus dibeli. Hal ini akan memengaruhi keseluruhan biaya produksi.

Mendapat Pendanaan

Jika sebuah perusahaan membutuhkan pendanaan dari utang, investor akan meminta prediksi kelanjutan bisnis tersebut. Misalkan prediksi penjualan dan keuntungannya. Investor akan meminta data tersebut sebelum mempertimbangkan memberikan pinjaman.


Baca juga: Kenapa Asuransi Bisnis Dibutuhkan dan Apa Manfaatnya?


Cara Kerja Forecasting

Investor memanfaatkan forecasting untuk menentukan apakah suatu kondisi berdampak terhadap perusahaan. Misalnya apakah ekspektasi penjualan akan meningkatkan atau mengurangi harga saham dalam perusahaan.

Forecasting juga menjadi tolok ukur penting bagi perusahaan. Bisnis harus memiliki proyeksi operasional jangka panjang.

Analis saham menggunakan forecasting untuk meramalkan berbagai kemungkinan yang akan berubah pada periode berikutnya. Semakin jauh dari perkiraan, semakin tinggi kemungkinan prediksinya tidak akurat.

Analis dapat memanfaatkan forecasting untuk menganalisis dampak potensial suatu perubahan pada operasional bisnis. Sebagai contoh, data yang dikumpulkan dapat mengenai kepuasan konsumen dengan perubahan jam layanan. Contoh data lain yang dapat dikumpulkan adalah bagaimana produktivitas karyawan berubah seiring dengan situasi kerja tertentu.

Berdasarkan forecasting yang ditentukan, sederet data dipilih dan digunakan untuk memanipulasi informasi. Data dianalisis, forecast ditentukan.

Akhirnya, hasil forecast dibandingkan dengan hasil nyata untuk membuat model forecasting yang lebih akurat di masa mendatang.


Apa Saja yang Berpengaruh Terhadap Forecasting

Terdapat beberapa hal yang memengaruhi forecasting, yaitu tingkat persaingan, sifat produk, dan riwayat data.

1. Tingkat Persaingan

Perusahaan harus mengetahui kompetisi di pasar dan rivalnya. Aspek yang harus diketahui adalah posisi perusahaan jika disandingkan dengan kompetitor.

Apakah perusahaan Anda mendominasi? Atau justru kalah dari kompetitor? Hal ini harus Anda perhitungkan baik-baik.

2. Sifat Produk

Perusahaan harus mengenali bagaimana sifat produk yang dihasilkannya. Apakah produk tersebut dapat bertahan dalam kompetisi atau tidak?

3. Riwayat Data

Yang dimaksud adalah segala data historis masa lalu yang dikumpulkan dalam proses forecasting. Data yang dikumpulkan minimal mulai lima tahun yang lalu.


Metode Forecasting

Secara mendasar, ada dua metode forecasting yang digunakan untuk memprediksi masa depan, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.

1. Metode Kualitatif

Metode ini juga disebut judgmental method. Forecasting kualitatif menawarkan hasil subjektif, karena di terdiri dari penilaian pribadi oleh analis atau forecaster.

Forecast yang dihasilkan seringkali bias karena didasarkan pada pengetahuan, intuisi, dan pengalaman analis itu sendiri. Forecast kualitatif tidak didasarkan pada data dan menggunakan proses non-matematis.

Salah satu contohnya adalah forecast untuk memprediksi siapa yang memenangkan suatu pertandingan olah raga. Prediksi tersebut tentu berdasarkan motivasi dan interest personal.

Kekurangan metode ini yaitu kemungkinan kurang akurat.

2. Metode Kuantitatif

Dalam metode ini digunakan proses matematis. Hal ini membuat hasilnya lebih konsisten dan objektif.

Metode kuantitatif menghindarkan hasil yang berdasarkan opini dan intuisi. Namun memanfaatkan banyak data yang kemudian ditafsirkan.


Sifat-sifat Forecasting

Berikut beberapa sifat yang muncul dalam pembuatan forecasting.

1. Melibatkan Kejadian di Masa Mendatang

Forecast dibuat untuk memprediksi masa depan, sehingga penting dilakukan dalam perencanaan bisnis.

2. Berdasarkan Kondisi Masa Lalu dan Masa Sekarang

Forecast dibuat berdasarkan opini, intuisi, prediksi, tetapi juga fakta dan data relevan lainnya. Semua faktor tersebut digunakan untuk memperkirakan apa yang terjadi di masa mendatang sesuai apa yang sudah terjadi dulu.

3. Menggunakan Metode Forecasting

Kebanyakan bisnis menggunakan metode kuantitatif, terutama pada perencanaan dan penentuan anggaran.


Baca juga: Pengertian Rumus ROI Beserta Fungsinya Bagi Pebisnis


Proses Forecasting

Forecaster harus mengikuti proses dengan cermat untuk memperoleh hasil yang akurat. Berikut penjelasan prosesnya.

1. Mengembangkan Dasar Forecasting

Proses pertama adalah mengembangkan dasar forecasting. Caranya adalah mengidentifikasi kondisi perusahaan dan bisnis lainnya yang bergerak di sektor yang sama di pasar.

2. Prediksi Masa Depan Bisnis

Berdasarkan identifikasi pada langkah pertama, estimasikan kondisi di masa depan dari industri tersebut. Prediksikan bagaimana bisnis akan berjalan berdasarkan hasil analisis.

3. Sesuaikan Forecast

Proses ini melibatkan hasil forecast lainnya di masa lalu. Bandingkan dengan apa yang terjadi sesungguhnya dengan bisnis tersebut.

Perbedaan dari hasil di masa lalu dengan forecast saat ini harus dianalisis untuk mencari tahu di mana selisihnya.

4. Ulas Kembali Proses Forecasting

Teliti kembali setiap langkah dalam melakukan forecasting, apakah ada yang perlu dimodifikasi atau disempurnakan.


Sumber Data Forecasting

Ada dua sumber data dalam melakukan forecasting. Berikut penjelasannya.

1. Data Primer

Biasanya dibutuhkan waktu untuk mengumpulkan data primer karena informasinya berasal dari tangan pertama. Data ini disebut sebagai data yang paling dapat dipercaya dan diandalkan.

Forecaster akan mengumpulkan data dari wawancara, kuestioner, dan lain-lain.

2. Data Sekunder

Data sekunder menyediakan informasi yang sudah dikumpulkan dan dipublikasikan entitas lain. Contohnya laporan industri. Informasi dalam laporan tersebut sudah dikumpulkan dan dianalisis, sehingga membuat proses lebih cepat.


Butuh Dana Tambahan untuk Bisnis Anda? Modal Rakyat Solusinya

Anda membutuhkan dana tambahan untuk bisnis Anda? Anda bisa mendapatkannya di P2P lending Modal Rakyat. Apa saja keunggulannya?

Layanan ini sudah berizin OJK, sehingga dijamin keamanannya. Bunga yang ditawarkan relatif lebih kompetitif dibandingkan dibandingkan alternatif pinjaman lainnya.

Proses persetujuan cepat. Pinjaman Anda dapat disetujui dalam lima hari kerja jika syarat-syaratnya sudah terpenuhi. Selain itu, proses pengajuan pinjaman dilakukan secara online, sehingga lebih mudah dijangkau.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru