Finansial

Investasi Properti atau Pasar Saham? Ini Pembahasannya

Kabrina Rian Ferdiani-

29 Jan 2021

Investasi Properti atau Pasar Saham? Ini Pembahasannya

Properti dan saham merupakan dua jenis instrumen investasi sangat menarik. Keduanya menawarkan keuntungan finansial menggiurkan sehingga banyak orang ingin memilikinya. Properti atau real estate adalah aset yang memiliki potensi pertumbuhan cukup menjanjikan dalam jangka waktu lama. Banyak sekali pemilik modal yang menempatkan uangnya dalam bentuk aset properti.

Sementara itu, saham juga mampu memberikan imbal hasil tinggi dibanding instrumen investasi lain di pasar modal. Meskipun dengan modal terbatas, siapa saja kini dapat memiliki kepemilikan berbagai perusahaan publik dengan pemodalan. Namun banyak orang bertanya-tanya manakah yang lebih menguntungkan antara properti dan saham. Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini.


Baca juga: 4 Investasi Terbaik Jangka Pendek untuk Anda


Potensi Keuntungan yang Bisa Diperoleh

Tujuan seseorang menempatkan dana di berbagai jenis instrumen tentunya ingin mendapatkan keuntungan. Properti dan saham sama-sama berpotensi memberikan keuntungan yang cukup besar bagi investor. Keuntungan penanaman modal di properti atau real estate tidak melulu dari penjualan rumah, tanah, atau apartemen.

Pelaku investasi juga dapat memperoleh keuntungan dengan cara menyewakan aset mereka. Misalnya menyewakan apartemen, indekos, rumah kontrakan, ruko, gedung perkantoran, dan sebagainya. Pertumbuhan aset real estate di masa depan juga cukup meyakinkan. Namun Anda tentu harus mampu melihat beberapa aspek penting untuk mencapai pertumbuhan aset yang diharapkan.

Misalnya lokasi strategis, jauh dari kemungkinan banjir, aman dari risiko kejahatan, dan sebagainya. Di sisi lain, investasi saham juga menawarkan keuntungan yang tidak kalah menggiurkan. Imbal hasil dari instrumen ini bisa mencapai 20% atau lebih per tahunnya, jauh di atas deposito atau reksadana pasar uang.

Kendati demikian, investor saham juga harus melek tentang berbagai pengetahuan terkait instrumen ini. Mengenali emiten yang akan dibeli sahamnya adalah hal wajib. Misalnya mengetahui kondisi keuangannya, track record pertumbuhan bisnisnya, kualitas produknya, dan lain-lain. Dengan begitu, investor bisa mendapatkan keuntungan maksimal baik dari capital gain maupun yield.


Baca juga: 4 Alasan Mengapa Anda Harus Memilih Investasi Emas Batangan


Risiko Investasi yang Harus Diketahui

Biar bagaimanapun, setiap penanaman modal pasti memiliki risiko tersendiri dan harus diketahui oleh para investor. Risiko yang perlu diketahui oleh pemilik aset berupa properti seperti beban perawatan. Pemilik real estate mau tidak mau harus menanggung beban perawatan untuk menjaga asetnya dalam kondisi baik agar keuntungan juga selalu bertumbuh.

Investasi ini juga mengharuskan modal dalam jumlah besar. Berbeda dari saham yang bisa dibeli dengan modal tidak terlalu besar. Jadi jika Anda berminat memiliki aset jenis ini, modal awalnya juga harus besar. Risiko lainnya jika terjadi bencana alam seperti banjir atau gempa bumi sehingga dapat merusak aset Anda.

Tidak berbeda dengan properti, penanaman modal di pasar saham juga memiliki beberapa risiko. Pertama adalah capital loss alias kerugian modal, yaitu kondisi di mana harga jual saham lebih rendah dibanding harga belinya. Perlu dicatat bahwa pergerakan harga saham sifatnya sangat fluktuatif. Sehingga hal ini patut diwaspadai.

Risiko lainnya adalah adanya suspensi, yaitu kondisi di mana aktivitas transaksi atas suatu saham dihentikan sementara akibat beberapa alasan. Investasi ini juga bisa merugikan apabila perusahaan bangkrut sehingga investor hanya akan menerima pembagian aset di saat terakhir. Dalam kondisi-kondisi tertentu, pemilik saham juga berisiko tidak mendapatkan dividen jika perusahaan merugi.


Baca juga: Mengenal Reksa Dana, Investasi yang Cocok untuk Milenial


Modal yang Harus Dipersiapkan

Untuk memiliki aset properti seperti hunian, apartemen, perkantoran, kost-kostan, dan sebagainya, Anda harus menyiapkan modal tidak sedikit. Jumlahnya bisa menyentuh angka ratusan juta atau bahkan miliaran. Besarnya modal sebenarnya bisa disesuaikan dengan jenis real estate. 

Namun pada prinsipnya, semakin besar modal investasi Anda maka keuntungannya juga lebih tinggi. Apalagi jika Anda memilih lokasi real estate secara tepat sehingga nilainya semakin bertumbuh selama beberapa tahun kemudian. Seperti kita ketahui, pertumbuhan harga tanah maupun bangunan semakin melonjak namun permintaannya tetap ramai. Jadi, bisa diperkirakan sendiri keuntungannya.

Di sisi lain, modal untuk pendanaan di pasar saham bisa jadi tidak sebesar properti. Anda dapat membeli instrumen ini dengan modal terbatas. Caranya yaitu mencicil beberapa lot saham tiap bulannya. Apalagi kecanggihan financial technology yang kian berkembang di era sekarang.

Siapa saja bisa memulai investasi saham dengan modal Rp100.000 sekalipun. Bahkan kini kaum millenial mulai dari pelajar atau mahasiswa juga banyak tertarik menempatkan uang mereka di pasar saham. Tidak berbeda jauh dari prinsip pendanaan di aset lain, semakin besar modal Anda maka kesempatan memperoleh keuntungan tinggi juga lebih besar.


Baca juga: Ingin Membeli Saham? Ini 5 Hal yang Harus Dipahami


Jenis Investasi Jangka Panjang

Penanaman modal adalah aktivitas menempatkan uang di berbagai jenis instrumen permodalan yang bertujuan menumbuhkan nilai uang tersebut sehingga terhindar dari gerusan inflasi. Baik properti maupun saham adalah jenis permodalan ideal untuk dilakukan dalam jangka panjang. Pertumbuhan nilai aset real estate tidak bisa dirasakan dalam waktu dua atau tiga bulan.

Sama halnya dengan nilai aset di pasar saham. Pergerakan harga yang sangat fluktuatif sangat tidak direkomendasikan bagi investor yang memilih investasi jangka pendek karena risiko terlalu besar. Sebaliknya, jenis permodalan ini sangat ideal jika dipegang dalam waktu beberapa tahun untuk menghasilkan keuntungan signifikan.

Menjawab pertanyaan manakah investasi yang lebih menguntungkan, properti atau saham. Tidak terdapat satu jawaban pasti yang sesuai dengan pertanyaan tersebut. Karena setiap investor memiliki tujuan keuangan dan profil risiko yang berbeda-beda. Jadi, Anda dapat memilih satu dari keduanya sesuai preferensi pribadi dengan memperhatikan berbagai pertimbangan.

Selain properti dan saham, ada jenis pendanaan lain yang juga menarik yaitu P2P Lending. Modal Rakyat sebagai platform P2P Lending terpercaya memungkinkan Anda mendapatkan imbal hasil 15-25% per tahun Dengan modal awal mulai Rp25.000 saja, Anda sudah bisa investasi P2P Lending di Modal Rakyat.


Baca juga: Yuk, Kenali Berbagai Jenis Peer-to-Peer Lending!

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru