Gaya Hidup

8 Kesalahan dalam Public Speaking yang Harus Anda Hindari

Brigitta Winasis-

05 Jul 2021

8 Kesalahan dalam Public Speaking yang Harus Anda Hindari

Berbicara di depan umum adalah kemampuan yang harus dimiliki dalam banyak kesempatan. Namun tidak jarang saat harus melakukan public speaking, kita membuat kesalahan.

Penyebab yang paling umum adalah rasa panik dan cemas karena gugup. Menurut survei di Amerika Serikat, sebanyak 74 persen orang merasa gugup saat hendak berbicara di depan umum.

Apakah Anda juga merasakannya? Untuk menghindari kesalahan dalam public speaking, sebaiknya Anda memperhatikan beberapa tanda berikut ini. Simak penjelasannya.


Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Percaya Diri saat 'Remote Interview'


1. Tidak Berlatih

Pembicara publik yang baik selalu mempersiapkan diri. Mereka tahu topik yang hendak dibahas, mengorganisasi isi kontennya, membuat slide presentasi, dan mempelajari catatan kecil yang sudah disiapkan.

Sayangnya, tidak semua public speaker berlatih terlebih dulu. Kebiasaan buruk ini berakibat pada audiens menonton penampilan yang tidak mulus dan kurang persiapan, alih-alih performa yang memuaskan.

Untuk memaksimalkan persepsi penonton dan memperoleh tanggapan yang diinginkan, cobalah untuk melatih public speaking Anda keras-keras setidaknya tiga kali.


2. Tidak Mengenali Audiens

Audiens menyukai pembicaraan yang relevan dengan diri mereka. Namun seringkali pembicara melakukan kesalahan dengan tidak mengaitkan topik pembicaraan dengan audiens.

Akibatnya, penonton menjadi bosan dan tidak akan mendengarkan Anda. Percaya atau tidak, penonton tahu persis apakah Anda sudah mempersiapkan dengan baik presentasi tersebut. Ketika tidak mendapat apa yang ingin mereka dengar, penonton akan kecewa.

Untuk menghindari hal ini, tanyakan kepada diri sendiri, siapakah audiens saya? Apa persoalan yang mereka hadapi?

Bagaimana pesan saya dapat membantu menolong mereka? Seberapa dalam pemahaman mereka tentang topik yang saya bahas? Bagaimana respons yang saya minta dari mereka? Dengan demikian, Anda akan lebih memahami audiens Anda.


3. Pembukaan yang Biasa Saja

Pembukaan adalah bagian yang paling penting. Namun seringkali public speaker menghabiskan beberapa menit pertama yang berharga dengan menyampaikan hal-hal yang tidak perlu.

Misalnya membuat lelucon, membacakan agenda acara, atau lainnya. Akibatnya, pembicara tersebut gagal menarik perhatian audiens.

Sebagai gantinya, buatlah pembukaan yang kuat. Contohnya adalah menceritakan kisah yang relevan, mengungkapkan angka statistic, atau menanyakan pertanyaan yang membuat audiens berpikir.


4. Terlalu Banyak Membuat Lelucon

Tidak ada rumusan khusus terkait seberapa banyak humor yang sebaiknya disampaikan dalam public speaking. Terutama jika Anda tidak mengetahui betul siapa audiens Anda.

Humor memang dapat mencairkan suasana yang membosankan. Namun ingat, Anda juga tidak ingin tampak terlalu keras berusaha menjadi komika.

Jadilah diri sendiri. Anda dapat membubuhkan sedikit humor dalam jumlah yang pantas.


5. Membaca dari Slide Presentasi

Membuat materi dalam bentuk slide presentasi dapat membantu Anda mengingat-ingat poin penting. Namun jika penonton melihat Anda terus-menerus membaca slide presentasi, maka akan timbul kebosanan. Pasalnya mereka mendapat informasi secara verbal dan visual yang sama dua kali.

Gunakanlah slide sebagai sarana visual dari presentasi Anda. Bukannya menuliskan rangkuman dari isi pembicaraan Anda.


Baca juga: Butuh Motivasi Kerja Keras? Bacalah Quotes Berikut ini


6. Kontak Mata Kurang Fokus

Dari pemula sampai ahli, kebanyakan public speaker gagal melakukan kontak mata terus-menerus dengan audiens. Tanpa sadar mereka berkontak mata dari satu orang ke orang lainnya, tanpa pernah berhenti untuk melihat apakah penonton benar-benar menangkap isi pembicaraan.

Kurangnya kontak mata menunjukkan ketidaktulusan, kurangnya minat, kurang tertarik, rasa gugup, bahkan sikap arogan. Untuk itu, pertahankan kontak mata setidaknya dua hingga tiga detik per orang, yakni cukup lama untuk menyelesaikan satu kalimat.

Komunikasi lewat kontak mata adalah bentuk komunikasi nonverbal paling penting yang wajib dimiliki public speaker.


7. Terlalu Banyak Data

Memang presentasi yang baik membutuhkan riset dan data yang cukup. Hal tersebut menunjukkan kredibilitas Anda sebagai public speaker.

Terkadang public speaker mencari jalan aman dalam menyampaikan pesannya. Yaitu dengan berfokus pada logika, bahasa, analisis, alasan, berpikir kritis, dan data.

Ketika Anda terlalu mengandalkan isi konten seperti ini, ujung-ujungnya Anda akan berbicara terlalu panjang, membaca terlalu banyak slide, dan mengabaikan poin utama dari publik speaking, yakni audiens itu sendiri.

Hilangkan kebiasaan terlalu banyak menggunakan data. Hal ini membuat audiens kehilangan minat dan keyakinan bahwa Anda mampu menginspirasi mereka.

Di sisi lain, gunakan isi konten yang banyak memanfaatkan aktivitas otak kanan. Misalnya emosi, gambar, cerita, contoh, empati, humor, imajinasi, warna, suara, sentuhan, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan studi yang menyebutkan manusia cenderung mengambil keputusan berdasarkan emosi terlebih dahulu.

Demikian pula audiens. Dengan kata-kata, Anda dapat menimbulkan emosi dalam diri audiens. Lalu sampaikan analisis untuk memvalidasi emosi mereka. Presentasi yang berkesan dan persuasif selalu berimbang antara informasi dan inspirasi.


8. Kurang Berenergi

Penampilan yang tampak antusias akan menarik perhatian para penonton. Sementara itu, penyampaian presentasi yang membosankan adalah yang paling tidak disukai. Ciri-cirinya adalah suara rendah yang monoton, ekspresi yang membosankan, dan kurang berenergi.

Buatlah presentasi Anda lebih berenergi. Caranya adalah dengan berbicara secara lebih ekspresif, tersenyum dengan tulus, bergerak secara natural, dan nikmati momen presentasi tersebut.


9. Terlalu Terburu-buru

Di sisi lain, bisa jadi si pembicara terlalu terburu-buru dalam menyampaikan materi mereka. Mereka tidak mengontrol kecepatan berbicara dan tidak berhenti pada poin-poin yang penting.

Penyebabnya adalah rasa gugup, adrenalin, atau waktu yang mepet. Walaupun begitu, ada tips yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi kebiasaan buruk ini.

Pertama, berhenti sejenak sebelum mengatakan sesuatu yang sangat penting. Anda ingin audiens mengingatnya.

Kedua, berhenti sejenak sebelum dan sesudah membicarakan poin yang berbeda. Terakhir, berhenti sejenak setelah menyampaikan pembukaan, isi materi, dan penutupan.

Anda akan menjadi lebih percaya diri jika mampu memanfaatkan saat-saat keheningan tersebut. Pesan yang Anda sampaikan menjadi lebih berpengaruh. Audiens juga lebih mengingat apa yang Anda sampaikan.


Jadilah Pendana UMKM Melalui P2P Lending Modal Rakyat

Salah satu layanan P2P lending yang ada di Indonesia adalah Modal Rakyat. Melalui layanan P2P lending ini, Anda dapat membantu pendanaan bisnis skala UMKM.

P2P lending ini sudah berizin OJK, sehingga aset Anda dijamin keamanannya. Imbal hasil yang ditawarkan menarik, yakni mencapai 18 persen per tahun.

Keuntungan lain yang ditawarkan yaitu Anda dapat berinvestasi mulai dari Rp25.000 saja. Likuiditas yang ditawarkan juga tinggi. Durasi pendanaan beragam, mulai dari satu bulan sehingga memudahkan Anda mengelola pendanaan.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru