Bisnis

Leverage adalah: Jenis, Cara Kerja, dan Risikonya

Pretty Angelia Wuisan-

21 Jun 2021

Leverage adalah: Jenis, Cara Kerja, dan Risikonya

Leverage adalah salah satu istilah yang akan sering Anda temukan pada bisnis dan investasi. Ketika Anda memutuskan berbisnis, Anda akan berusaha dulu memenuhi modal. Anda bisa mengumpulkan modal dari mana saja. Namun, ada kalanya karena Anda berpacu dengan waktu, Anda pun mengajukan pinjaman modal ke suatu lembaga keuangan.

Leverage merupakan salah satu jalan yang dapat Anda tempuh untuk memperoleh modal yang dibutuhkan itu. Melakukan pinjaman untuk usaha bukan sesuatu hal yang dilarang, jadi Anda tidak perlu khawatir soal itu. Untuk itulah, Anda yang seorang pebisnis atau investor perlu mengenal leverage yang akan dibahas di sini.

 

Baca juga: Strategi Bisnis Rumahan Agar Menjangkau Pasar Lebih Luas

 

Apa itu Leverage?

Leverage bukan hal yang asing lagi bagi para pebisnis dan investor karena mereka sering berhadapan dengan utang. Jadi, leverage adalah pinjaman atau dana utang yang digunakan oleh perusahaan atau investor demi memaksimalkan keuntungan yang mereka harapkan

Utang itu bisa juga digunakan untuk tujuan menyelamatkan perusahaan yang sedang mengalami keadaan gawat akibat merugi terus-menerus.

Bukan hal yang aneh ketika seorang pebisnis berutang untuk meningkatkan bisnisnya. Saat mendesak, utang perlu dilakukan demi menjaga perputaran bisnis yang lancar. Bisa juga digunakan untuk membeli aset perusahaan sehingga memberi keuntungan karena kinerja perusahaan setelah itu akan naik.

Namun, tentu penggunaan leverage ini harus diatur sebaik-baiknya agar hasilnya pun akan baik. Biasanya sebelum berutang, perusahaan akan membuat rencana yang cukup matang untuk pengelolaan leverage tersebut supaya tepat sasaran. Perusahaan akan mengelola leverage sesuai dengan kebutuhan yang dikaitkan dengan jenisnya.

 

Leverage dalam Dunia Investasi

Leverage bisa juga digunakan untuk keperluan investasi jangka pendek atau trading. Alasan leverage paling pas digunakan untuk trading karena tenor pinjaman yang disediakan oleh pihak broker juga tidak begitu lama.

Leverage biasanya akan Anda temukan di trading valuta asing atau forex. Trading forex merupakan trading paling aktif di dunia. Perputaran transaksinya sangat cepat. Ketika pasar valuta asing sedang bergerak dalam posisi yang positif, trader biasanya ingin mengambil keuntungan secara maksimal.

Untuk itu mereka akan menambah modal dengan sistem leverage. Ditambah lagi broker valuta asing menyediakan fitur ini untuk para kliennya. Trader diuntungkan dengan sistem pengajuan leverage yang sangat mudah.

Cara kerjanya adalah seperti ini, misalnya Anda memilih membuka rekening trading yang punya leverage dengan rasio 1 : 200. Jadi, dengan modal US$1 yang Anda miliki, Anda bisa menggunakan modal US$200.

Sisanya US$199 adalah pinjaman dan harus Anda kembalikan sebelum jatuh tempo. Tentunya agar bisa mengembalikan utang itu, Anda harus mendapatkan keuntungan terlebih dahulu.

Untuk bisa mendapatkan keuntungan, Anda perlu tahu dulu bagaimana caranya biar sukses dalam trading valuta asing. Sebelum terjun ke dunia trading ini, Anda perlu mempelajarinya secara mendalam terlebih dahulu.

Lalu, persiapan mental juga perlu. Mata uang dunia yang dijadikan sebagai instrumen adalah salah satu instrumen yang nilainya paling sering naik-turun. Sangat bergantung pada keadaan ekonomi global. Anda pun perlu melakukan inspeksi setiap saat karena pasar ini buka 24 jam, tidak seperti pasar modal yang jam kerjanya hanya ada di waktu tertentu.

 

Jenis Leverage

Dalam dunia bisnis, leverage dibagi menjadi 3 jenis. Seperti ini penjelasannya.

1. Financial Leverage

Atau dikenal juga dengan Leverage Keuangan merupakan jenis leverage yang digunakan untuk kepentingan finansial perusahaan. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan keuntungan dari modal yang perusahaan miliki. Misalnya, pihak manajemen keuangan yang meminjam dana atau modal di perbankan.

Leverage jenis ini biasanya menjadi beban tetap karena harus dibayarkan secara rutin sesuai dengan dana yang dipinjam. Dengan melakukan leverage jenis ini, perusahaan berharap bisa mendapatkan keuntungan yang melebihi fixed cost.

2. Operating Leverage

Merupakan jenis leverage yang digunakan untuk kepentingan produksi atau operasional perusahaan. Tujuan dari leverage jenis ini adalah untuk meningkatkan jumlah penjualan barang dan jasa perusahaan. Dengan meningkatnya produksi, diharapkan perusahaan dapat meraup keuntungan lebih besar.

Operating Leverage juga digunakan untuk menutupi fixed cost yang biasanya diambil dari biaya operasi.

3. Combination Leverage

Merupakan leverage gabungan dari Leverage Operasional dan Leverage Finansial. Keduanya bisa dilakukan secara bersamaan apabila perusahaan memang memiliki dana yang cukup untuk itu. Hal itu karena pinjamannya akan berjumlah besar. Perusahaan harus memikirkan juga bunga yang dibebankan padanya.

Dengan menjalankan keduanya, perusahaan akan mampu mendapatkan keuntungan yang berkali lipat. Para pemegang saham dari perusahaan yang melakukan Combination Leverage juga akan menikmati keuntungannya.

 

Cara Kerja Leverage

Perusahaan terkadang dihadapkan pada posisi ingin membeli suatu aset, tapi uangnya tidak cukup. Misalnya, perusahaan ingin membeli mesin dengan kapasitas lebih besar untuk meningkatkan jumlah barang yang diproduksi. Uang mereka tidak mencukupi untuk membeli mesin itu. Akhirnya mereka mengambil dana leverage.

Setelah itu, perusahaan akan bekerja lebih keras untuk menghasilkan keuntungan dari mesin yang sudah berhasil ada di tangannya. Dengan keuntungan yang diraih itu, perusahaan akan menggunakannya untuk membayar cicilan utang secara rutin.

Perusahaan pasti sudah memperhitungkan berapa biaya yang harus mereka keluarkan untuk membayar leverage itu. Leverage adalah utang yang sistemnya sama dengan utang yang biasanya kita ambil, seperti utang di bank yang harus dibayar per bulan. Perusahaan diwajibkan membayar cicilan secara rutin ditambah aturan jatuh tempo yang jelas.


Baca juga: Konsinyasi adalah: Kelebihan dan Kekurangannya

 

Risiko Leverage

Walaupun memiliki manfaat bagi perusahaan dan investor, penggunaan leverage ini perlu diperhatikan dan dikelola secara tepat sasaran. Jika setelah berutang, Anda malah mengalami kerugian, berarti ada yang salah dari penempatan leverage yang Anda tentukan.

Ini adalah risiko dari leverage yang perlu Anda perhitungkan dengan sebaik-baiknya.

1. Saat mengalami kerugian, Anda akan kesulitan membayar

Pada dasarnya leverage dilakukan agar Anda mendapatkan keuntungan. Namun, ada saja hambatan yang bisa Anda alami, sampai akhirnya hasil dari leverage itu malah berakhir menjadi kerugian. Misalnya, pada saat itu pasar sedang turun, dan perusahaan Anda terkena imbasnya.

Sementara itu, pembayaran utang akan terus berjalan. Tandanya perusahaan butuh usaha yang ekstra untuk menutupi utang-utangnya. Biasanya Anda akan menjual harta yang dimiliki untuk menutup utang.

Untuk itulah banyak ahli yang memberi saran jangan sampai jumlah utang melebihi jumlah aset atau harta yang Anda miliki karena itu tandanya perusahaan Anda berada di ujung tanduk.

2. Risiko jadi naik dua kali lipat

Kita ambil contoh dalam berinvestasi jangka pendek atau trading. Trading juga punya risiko yang tinggi karena pasarnya yang naik-turun. Hari ini instrumen investasi yang Anda pilih sedang berada di atas awan, tapi bukan tidak mungkin keesokan harinya berada di dalam jurang.

Untuk itulah, sebaiknya Anda berinvestasi dari pemasukan Anda sendiri, bukannya dari berutang. Berinvestasi saja sudah memiliki risiko, ditambah lagi dengan berutang, risiko yang Anda dapatkan jadi dua kali lipat.

3. Beban psikologis Anda jadi semakin berat

Berutang memang akan selalu membuat Anda deg-degan setiap waktu. Bagaimana tidak? Ada kalanya Anda khawatir tidak bisa mendapatkan keuntungan. Ada kalanya juga Anda cemas bahwa semua rencana Anda berjalan berantakan.

Ketakutan-ketakutan itu bisa saja Anda rasakan. Untuk itulah, Anda perlu mempersiapkan mental.

Intinya sebelum berutang, Anda harus yakin dulu bahwa nanti Anda akan mampu mengembalikan utang-utang itu. Risiko-risiko yang ada harus dipikirkan di awal dan Anda perlu mencari solusi berupa rencana untuk menghadapi risiko-risiko itu.

 

P2P Lending Modal Rakyat Pilihan Tepat untuk Pelaku UMKM yang Membutuhkan Modal

Anda pelaku UMKM bisa membuat bisnis Anda jadi lebih besar dengan mengajukan pinjaman modal di P2P Lending Modal Rakyat. Modal Rakyat akan mempertemukan Anda dengan investor yang bersedia menyalurkan dana untuk Anda. Anda dapat melakukan pengajuan pinjaman sebesar Rp500 ribu hingga Rp2 miliar.

Tidak perlu khawatir soal bunga karena akan disesuaikan dengan risiko usaha Anda. Proses pengajuan pinjaman termasuk mudah karena bisa melalui online. Modal Rakyat juga sudah memperoleh izin dari OJK, jadi aman dan terpercaya. Anda bisa memulai pengajuan pinjaman dengan berkunjung ke halaman berikut ini.



Artikel Terkait
image image
Artikel Baru