Finansial

Bisnis

Obligasi VS Sukuk, Mana yang Lebih Baik?

Paskalia-

17 Sep 2019

Obligasi VS Sukuk, Mana yang Lebih Baik?

Jika kita sedang dalam tahap belajar mengenai investasi ada dua kata yang cukup akrab di telinga, yaitu obligasi vs sukuk. Kedua jenis instrumen investasi ini memang kalah populer dibandingkan tabungan emas, saham maupun reksa dana. Namun, tidak ada salahnya untuk mencoba melirik obligasi vs sukuk yang ditawarkan oleh pemerintah.

Nah, ini adalah penjelasan lengkap mengenai obligasi vs sukuk.


Baca Juga: Apakah Investasi Emas Cocok Untuk Kaum Milenial?


Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan, yang nantinya dibeli oleh investor, lalu investor tersebut mendapatkan keuntungan dari pembayaran obligasi ditambah bunga yang mereka dapatkan.

Ciri khas dari obligasi umumnya adalah berjangka menengah atau panjang, berbentuk kupon yang berisi bunga sebagai tanda bukti kepemilikan yang dipindahtangankan sementara, punya jatuh tempo pelunasan utang, dan biasanya dikeluarkan oleh pemerintah dan perusahaan. 

Untuk mengetahui perbandingan antara obligasi vs sukuk, Anda perlu mengetahui berbagai macam surat utang atau obligasi yang tersedia di Indonesia. Diantaranya adalah obligasi ritel atau disebut dengan ORI, Surat Utang Negara atau SUN, Surat Berharga Syariah Negara, dan yang lainnya. 


Jenis–Jenis Obligasi

Obligasi vs sukuk memiliki jenisnya masing-masing. Tadi adalah obligasi yang dimiliki oleh pemerintah dalam negeri. Sekarang kita akan membahas tentang obligasi yang didasarkan pada siapa penerbitnya dan sistem pembayaran bunga yang digunakan.

Untuk jenis obligasi yang diketahui berdasarkan siapa penerbitnya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 

  • Treasury Bond atau Government Bond merupakan jenis obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, biasanya melalui Kementerian Keuangan.
  • Corporate Bond atau Obligasi Korporasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan yang dimiliki oleh negara seperti BUMN maupun badan usaha milik swasta.
  • Municipal Bond adalah jenis surat utang obligasi yang penerbitannya merupakan wewenang dari pemerintah daerah. Hasilnya nanti akan digunakan untuk proyek infrastruktur yang berfungsi memajukan daerah yang bersangkutan.

Selain ketiga jenis obligasi di atas, masih ada beberapa jenis obligasi yang dikelompokkan berdasarkan sistem pembayaran bunga. Di antaranya:


1. Obligasi dengan Suku Bunga Tetap (Fixed Rate)

Obligasi ini cukup difavoritkan karena perhitungannya sudah jelas di awal. Memiliki kupon yang jumlah bunganya tetap dan dibayarkan terus kepada investor sesuai dengan jadwal hingga tiba waktu jatuh tempo.


2. Obligasi Suku Bunga Mengambang (Floating Rate Notes)

Surat utang ini memiliki ciri khas kupon yang perhitungan besaran bunganya mengacu pada indeks suku bunga yang biasanya ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bisa juga dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada saat itu sehingga cukup sulit untuk diprediksi.

Obligasi ini biasanya dijual mendekati harga par atau nilai pokok yang diperoleh pemegang obligasi saat jatuh tempo karena penyesuaiannya mengikuti harga pasar.


3. Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)

Surat utang yang dikenal juga dengan sebutan Zero Coupon Bond ini ditransaksikan dengan penawaran diskon harga dari nilai par. Keuntungan untuk investor yang membelinya, investor bisa mendapatkan secara penuh nilai pokok utang asli yang ada di surat utang tersebut ketika sudah tiba jatuh temponya. 


Baca Juga: 5 Tips Agar Sukses Sebelum Usia 30 Tahun


4. Obligasi Convertible and Exchangeable

Ini merupakan obligasi yang paling fleksibel karena bisa berubah bentuk. Convertible Bonds dapat ditukarkan dengan common stock atau saham biasa yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menerbitkan surat utang itu. Sedangkan, Exchangeable Bonds dapat ditukarkan dengan saham biasa perusahaan lain.


Perhitungan Kupon Obligasi

Tadi sudah disebutkan bahwa ciri khas obligasi adalah bentuknya yang berupa kupon. Kupon ini merupakan keuntungan berisi tingkat bunga yang diterima oleh investor yang telah membeli surat utang. Perhitungan bunganya biasanya dihitung secara tahunan. 

Sistem pembayaran kupon ini ada yang bersifat tetap atau fixed hingga masa waktunya habis. Bunga kupon ini bervariasi mengikuti instrumen lain seperti SBI ditambah 2,5 persen atau Jibor ditambah 3 persen. Serta, ada pula yang tidak memiliki bunga kupon, tapi diterbitkan dengan diskon.


Untuk mengetahui obligasi vs sukuk lebih jauh, Anda perlu mengetahui cara perhitungan surat utang yang sifatnya tetap atau fixed income.

Seorang investor membeli obligasi W, berikut ini rinciannya:

Nominal = Rp100 juta

Kupon fixed income =  7 persen per tahun

Waktu jatuh tempo pembayaran = 5 tahun


Lalu, return yang akan diterima oleh investor adalah:

Kupon, 7% x Rp100 juta = Rp7 juta per tahun (investor akan menerimanya setiap tahun selama 5 tahun itu.

Pokok sebesar Rp100 juta akan diterima pada tahun ke-5 ketika jatuh tempo.


Sukuk

Untuk mengenal perbandingan antara obligasi vs sukuk, sekarang kita akan membahas tentang sukuk. Sekilas sukuk tampak sama dengan obligasi, hanya berbeda pada bentuk praktiknya saja.

Sukuk merupakan alternatif obligasi dalam bentuk syariah. Sukuk atau biasa disebut Sukuk Ritel adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia yang bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia atau MUI untuk mengedepankan praktik syariah dalam pengelolaannya dan diawasi secara langsung oleh Dewan Syariah Nasional. 

Dewan Syariah Nasional akan memastikan bahwa praktik pengelolaan Sukuk Ritel tidak keluar dari jalur syariah yang dimilikinya. Jadi, jika Anda yang ingin memilih obligasi yang dikelola secara syariat Islam, bisa memilih Sukuk Ritel sebagai alternatif investasi yang tidak kalah menguntungkan.

Walaupun terlihat sama, obligasi vs sukuk itu memang berbeda. Perbedaannya yang paling signifikan ada pada kepemilikan dari aset negara yang sedang dibangun yang asal dananya dari penerbitan sukuk itu. Pemilik Sukuk Ritel akan diberikan surat kepemilikan infrastruktur yang dibangun oleh negara, dan artinya memiliki hak atas aset tersebut yang praktiknya disewakan oleh pemerintah. 

Sehingga, Anda yang membeli sukuk akan diberikan berupa Surat Berharga Syariah Negara sebagai bukti Anda telah berinvestasi di instrumen ini.

Pemerintah yang menyewakan, sehingga pemerintah yang akan membayarkan uang dana sewa tersebut sampai lunas dan punya jatuh tempo. Setelah itu kepemilikannya akan berada di bawah pemerintah yang dikelola untuk kepentingan masyarakat bersama. Hal ini cukup berbeda dengan surat utang umum yang hanya berbentuk surat pemberian utang. 

Lalu, investor yang memiliki Sukuk Ritel akan mendapatkan imbalan sebesar 5,47 persen dari total yang diinvestasikan. Sistemnya berbeda dengan ORI yang bentuk keuntungannya berupa bunga yang dibayar tahunan.


Sukuk Tabungan

Obligasi vs sukuk memang ada ciri khasnya masing-masing, hal ini bisa diketahui dari jenisnya. Selain Sukuk Ritel, ada juga jenis sukuk lain, yaitu Sukuk Tabungan. 

Sukuk Tabungan juga dikeluarkan oleh pemerintah dan sekilas tampak mirip dengan Sukuk Ritel. Kemiripannya memang sama-sama dikelola dengan hukum syariat Islam. Investor akan mendapatkan imbalan dari aset yang disewakan oleh pemerintah dalam bentuk sertifikat.

Perbedaan yang paling signifikan antara kedua sukuk ini adalah waktu jatuh temponya. Jika Sukuk Ritel jatuh temponya biasanya 3 tahun, sedangkan untuk sukuk bunga jatuh temponya adalah 2 tahun saja.

Sukuk Tabungan bisa dipilih oleh Anda yang ingin merasakan pengambilan yang lebih cepat dan tentunya menguntungkan.


Kesimpulannya adalah obligasi pemerintah itu terdiri dari dua, yaitu ORI dan Sukuk. Anda bisa memilih sesuai dengan pengelolaan yang sesuai syariah atau ingin yang konvensional. Keduanya sama-sama menguntungkan, hanya berbeda dipengelolaannya saja. Selain itu, keduanya diterbitkan dengan tujuan untuk pembangunan negeri.

Jadi, seperti itulah perbandingan antara obligasi vs sukuk secara umum.



Artikel Terkait
image image
Artikel Baru