Finansial

Obligasi vs Saham, Investasi Mana yang Lebih Menguntungkan?

Kabrina Rian Ferdiani-

16 Nov 2020

Obligasi vs Saham, Investasi Mana yang Lebih Menguntungkan?

Obligasi dan saham adalah dua instrumen investasi yang sering disebut-sebut dan banyak diminati oleh para investor. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bahwa keduanya bisa memberikan manfaat berupa keuntungan finansial untuk masa depan. Jika dilakukan dengan rutin, maka keuangan Anda akan tetap aman hingga hari tua.

Namun masih sering ada pertanyaan yang muncul terkait dua produk keuangan tersebut. Antara obligasi dan saham, jenis investasi mana paling menguntungkan? Dalam memilih instrumen pendanaan tentu seorang investor perlu mempertimbangkan setiap kelebihan serta kekurangan atau risiko. Jika yakin dengan yang sudah dipilih, barulah Anda dapat memulai investasi.

Menjawab pertanyaan manakah yang lebih menguntungkan antara saham atau surat hutang, ada beberapa aspek untuk diperhitungkan. Misalnya besarnya imbal hasil atau return, likuiditas, risiko, jangka waktu investasi, dan sebagainya. Agar tidak bingung memilih instrumen investasi paling cocok, alangkah baiknya Anda mempelajari beberapa hal berikut ini. 


Baca juga: Sukuk Ritel: Kenali Risiko dan Keuntungannya


Perbedaan Saham dan Obligasi

Sebelum menentukan instrumen mana yang akan dipilih, tentunya Anda harus memahami perbedaan antara keduanya. Saham merupakan surat berharga yang menjadi bukti penyertaan modal untuk investor di sebuah perusahaan. Saham dapat diperjualbelikan di pasar modal dalam satuan lot di mana setiap lot terdiri dari 100 lembar.

Harga saham sendiri dijual per lembar dan dapat dibeli oleh siapa saja yang mempunyai modal. Sehingga Anda juga memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam penanaman modal di suatu perusahaan. Nantinya, investor akan menerima keuntungan dari kepemilikan saham tersebut sesuai dengan tingkat pengembalian berlaku. Sedangkan obligasi memiliki pengertian berbeda.

Obligasi juga sering dikenal dengan surat utang dan merupakan salah satu instrumen investasi yang menguntungkan bagi investor. Surat hutang ini merupakan perjanjian peminjaman dana yang diterbitkan oleh entitas tertentu seperti korporasi maupun pemerintah. Dalam surat tersebut terdapat informasi penting misalnya besarnya dana, bunga, jatuh tempo, dan sebagainya.

Surat hutang telah terbit di pasar perdana kemudian akan dibeli oleh investor dan berkedudukan sebagai pemegang obligasi. Investor berhak menerima pokok beserta bunga (kupon) yang akan dibayarkan secara berkala hingga tiba waktu jatuh tempo. Beberapa jenis surat hutang juga dapat dijual lagi ke pendana lain di pasar sekunder.


Imbal Hasil (Return)

Imbal hasil alias return adalah salah satu aspek paling dilirik investor saat hendak menanamkan modalnya. Semakin besar imbal hasilnya, maka investasi tersebut dirasa kian menarik. Saham merupakan instrumen yang dikenal memberikan return tinggi alias keuntungannya banyak. Sehingga banyak investor pemula tidak ragu bermain di sana.

Return atau imbal hasil dari investasi saham bisa diperoleh melalui capital gain atau pembagian dividen. Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor saat menjual kembali sahamnya ketika harga saham di pasar mengalami kenaikan. Sebenarnya capital gain juga bisa didapat di obligasi namun potensinya lebih besar pada saham. 

Sementara dividen adalah dana yang menjadi hak pemegang saham dari hasil keuntungan bisnis suatu perusahaan. Besarnya dividen yang diterima tidak sama antara setiap investor bergantung jumlah kepemilikan saham. Meskipun pembagian dividen belum tentu dibagikan setiap tahun namun keuntungannya juga lumayan.

Sementara imbal hasil obligasi diperoleh dari bunga atau kupon dari dana yang ditanamkan pemodal. Besarnya kupon berbeda-beda menyesuaikan kesepakatan di awal. Besarnya bunga di instrumen ini lebih besar dibanding deposito sehingga lebih menguntungkan. Menariknya, pendapatan dari kupon bersifat tetap sehingga lebih stabil dibanding instrumen lainnya.

Beberapa jenis surat hutang seperti ORI dapat diperjualbelikan kembali kepada investor lain melalui pasar sekunder. Ini artinya, pemodal memiliki kesempatan mendapatkan capital gain karena terdapat selisih harga beli dan jual. Akan tetapi tidak semua surat utang bisa dijual kembali seperti SBR (Surat Berharga Ritel).


Mana Risiko yang Lebih Besar?

Sama halnya dengan instrumen investasi apapun, saham dan obligasi juga memiliki sejumlah risiko. Saham termasuk dalam penanaman modal berisiko tinggi karena memiliki harga sangat fluktuatif di pasar keuangan. Jadi, kemungkinan terjadinya capital loss (penurunan harga) sangat besar. Untuk menghindarinya, sebaiknya investasikan modal di saham dalam jangka panjang.

Risiko lainnya yaitu jika perusahaan mengalami kebangkrutan atau dilikuidasi oleh institusi lain. Maka modal yang Anda tanamkan juga bisa tidak kembali. Ini merupakan risiko yang banyak ditakuti oleh investor. Jika tidak siap dengan kemungkinan ini, sebaiknya Anda memilih instrumen lain. 

Sementara risiko investasi obligasi bisa terjadi gagal bayar. Perusahaan yang menerima dana bisa saja bangkrut sehingga tidak bisa membayarkan pokok dan kupon. Bukan tidak mungkin modal Anda hilang sebagian atau seluruhnya. Namun hal ini dapat dihindari dengan memilih surat yang diterbitkan pemerintah. 

Ada jaminan tertulis di undang-undang bahwa pemerintah pasti membayar sesuai nilai pokok beserta bunganya. Penjualan surat utang di pasar sekunder juga dapat mendatangkan kerugian berupa capital loss. Bisa saja harga jual di pasar lebih rendah dibanding harga beli sebelumnya.


Investasi Mana yang Lebih Baik?

Memang tidak ada jawaban yang pasti untuk sebuah pertanyaan ini. Karena setiap pemodal mempunyai tujuan untuk investasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Anda harus menetapkan tujuan berinvestasi agar dapat memilih instrumen sesuai kebutuhan. Selain saham dan obligasi, ada jenis investasi lain yang patut Anda pertimbangkan, yaitu P2P Lending.

P2P Lending di Modal Rakyat mampu memberikan keuntungan pada investor dengan pengembalian 15-25%. Yang menarik adalah Anda dapat memulai investasi ini mulai Rp25.000 saja. Informasi seputar P2P Lending di Modal Rakyat bisa diakses lewat  Tidak hanya saham dan obligasi, pendanaan ini juga menguntungkan.


Baca juga: Apa itu Financial Distress: Gejala dan Cara Mengatasinya

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru