Bisnis

Tips Berjualan Online di Era Industri 4.0

Paskalia-

31 May 2019

Tips Berjualan Online di Era Industri 4.0

Era industri 4.0 sudah memasuki mata. Berbagai teknologi yang menjadi tanda dimulainya revolusi industri 4.0 sudah mulai diterapkan di berbagai lini bisnis.

Era industri generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan super komputer, artificial intelligence atau AI (kecerdasan buatan), kendaraan cerdas tanpa pengemudi, hingga neuroteknologi yang memungkinkan manusia memaksimalkan kinerja otak. Selain itu muncul teknologi disruptif yang dapat mengancam perusahaan-perusahaan yang sudah ada sebelum era ini.

Banyak catatan yang mengukuhkan bahwa revolusi industri mematikan perusahaan-perusahaan yang dulunya perkasa. Pada era modern ini, ukuran aset perusahaan bukan berarti jaminan. Keterampilan perusahaan menyesuaikan diri menjadi kunci keberhasilan bersaing di antara pasar yang bergerak cepat.

Contoh paling mudah adalah fenomena keberhasilan Grab dan GoJek merebut pasar di Indonesia dengan meruntuhkan model transportasi usang. Contoh lain layanan Traveloka atau AirBnb yang memperbarui persaingan di industri jasa pariwisata. Dua contoh ini menjadi bukti bahwa yang cepat akan mengalahkan yang lambat.

Meskipun bisa mengancam pelaku bisnis konvensional, industri 4.0 juga bisa memperluas peluang dan memudahkan pertumbuhan usaha. Terutama dengan perkembangan teknologi yang masif. Generasi milenial yang berniat menjadi pebisnis di industri 4.0 harus siap dengan berbagai strategi usaha.

Masa industri 4.0 membuat bisnis berbasis layanan internet atau daring (online) menjadi hal yang sangat mudah. Perkembangan bisnis di era teknologi justru membuka peluang seluas-luasnya sesuai tren yang sedang menjamur. Jika Anda tertarik memulai bisnis online, simak tips berjualan di era industri 4.0 berikut.


Baca juga: 7 Cara Berpikir Pengusaha Sukses yang Wajib Anda Tiru


Sigap Mempelajari Tren Bisnis

Kecepatan adalah faktor utama di industri 4.0. Seperti disebut di atas, yang cepat akan memakan yang lambat. Tren bisnis dapat menjadi sangat dinamis, sehingga pelaku usaha harus berpikir cepat memahaminya. Era industri 4.0 mampu mengubah gaya hidup sebagian orang, terutama yang tinggal di kota besar, sehingga Anda harus cermat dalam melihat hal tersebut.

Sebagai contoh, maraknya e-commerce turut mengubah kebiasaan orang dalam berbelanja. Mereka tidak lagi secara langsung mendatangi toko atau mal untuk membeli barang, tetapi mengandalkan berbagai layanan e-commerce. Pelaku UMKM pun harus jeli melihat itu. Kita harus bisa memanfaatkan teknologi seperti e-commerce guna memperluas pasar dan menjadikannya sarana berjualan selain mengandalkan toko offline.


Kuatkan Posisi Branding

Branding diperlukan agar produk atau jasa yang ditawarkan terus tertancap di benak calon konsumen. Promosi harus digencarkan, jangan sampai berhenti. Kita juga harus bisa menemukan keunikan dari produk atau jasa yang ditawarkan agar lebih mudah diingat oleh pembeli maupun calon pembeli.

Contoh upaya memposisikan brand image adalah membuat website sendiri. Hal ini mempermudah pelanggan menyarankan usaha kita ke orang lain. Website ini juga penting agar kita tidak terlalu bergantung dengan e-commerce lantaran di era industri generasi keempat ini apapun bisa terjadi.


Baca juga: 11 Usaha Online Rumahan Tanpa Modal, Untung Berlipat Ganda


Bisa jadi saat kita menggantungkan penjualan di satu e-commerce saja, ternyata e-commerce tersebut tidak lama bangkrut dan tutup lantaran tidak bisa bersaing dengan yang lain. Kita tentunya masih ingat tentang Qlapa, e-commerce yang khusus menjual barang-barang kerajinan tangan lokal. Setelah 4 tahun beroperasi, e-commerce besutan Benny Fajarai ini dinyatakan tutup karena tidak kuat bertahan di tengah sengitnya persaingan marketplace di Indonesia.

Jadi, lebih baik sebar penjualan produk di beberapa e-commerce sekaligus dan website sendiri. Jika salah satunya tutup, maka masih ada e-commerce lain. Apabila branding produk sudah kuat, pelanggan tinggal membuka website untuk membeli produk.


Pastikan Packaging Menarik

Pengemasan (packaging) menjadi faktor penting dalam branding produk. Bahkan hal ini bisa menjadi salah satu daya tarik bagi calon konsumen, terlebih jika berjualan di e-commerce. Umumnya yang pertama kali diperhatikan calon pembeli adalah kemasan, karena mereka tidak dapat melihat atau mencoba secara langsung. Aspek visual dari kemasan tidak boleh diabaikan. Buatlah pengemasan produk semenarik mungkin untuk menggaet minat pembeli.


Banderol Harga Masuk Akal

Harga menjadi salah satu daya tarik bagi customer untuk membeli suatu produk. Aspek ini perlu diperhatikan. Kita harus belajar cara melakukan efisiensi biaya produksi tanpa mengurangi kualitas suatu produk. Hal ini penting dengan maraknya e-commerce global yang masuk ke Indonesia, pelaku UMKM bersaing secara langsung dengan produk impor.

Produk-produk impor ini banyak ditawarkan dengan kemasan dan harga yang menggiurkan. Apalagi dengan adanya layanan pengiriman barang gratis di beberapa e-commerce membuat produk-produk impor ini banjir peminat oleh customer dari Indonesia. Faktor yang dapat menjadi kelemahan pelaku UMKM di Indonesia adalah membanderol harga terlalu mahal dengan dalih buatan tangan.

Memang barang buatan tangan biasanya lebih mahal dibandingkan buatan pabrik, tetapi ingat banderol harga harus masuk akal. Selain itu, harus ada keunikan sendiri yang menunjukkan produk tersebut memang buatan tangan dan layak untuk dibeli.


Optimalkan Pelayanan ke Pelanggan

Jangan pernah melupakan jargon, pembeli adalah raja. Sebagai penjual, pastikan kepuasan pembeli agar mereka kembali mengorder produk atau jasa yang ditawarkan alias repeat order. Salah satu contoh pelayanan yang baik adalah segera menanggapi ketika ada komplain sehingga pelanggan tetap terpuaskan.

Kita juga harus cepat dalam merespon pembelian agar barang bisa segera dikirim ke customer. Ingat, dalam bisnis jual beli online kecepatan dan ketepatan pengiriman barang juga harus diutamakan. Meskipun demikian, kita tetap harus teliti dalam mengirimkan barang, jangan sampai pesanan tertukar dan pembeli menjadi kecewa.

Jangan pelit juga memberikan bonus kepada para pelanggan setia sehingga mereka merasa diistimewakan. Biasanya, servis-servis kecil ini meski sering dianggap sepele tetapi mampu menarik repeat order dari customer.


Beberapa hal di atas bisa diterapkan agar kita tetap sukses berjualan di era revolusi industri 4.0 ini ya. Jadi, bagaimana? Sudah siap menghadapi revolusi industri 4.0?

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru