25 Feb 2021
Piutang dagang atau AR Financing adalah salah satu kegiatan dalam dunia akuntansi berkenaan dengan aktivitas bisnis perusahaan. Langkah melakukan tindakan tersebut merupakan suatu solusi dalam beberapa situasi yang bisa berperan penting bagi perusahaan.
Account receivable atau AR berhubungan dengan kredit, dimana aset tersebut menjadi jaminan ketika membutuhkan dana tambahan. Pilihannya bisa menjual aset atau meminjamkan sejumlah tertentu untuk kemudian tetap mendapatkannya kemudian hari.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Receivable Financing
Sekurang-kurangnya dalam AR Financing ini dikenal dua jenis kredit, pertama piutang usaha dan kedua wesel tagih. Piutang usaha merupakan aset lancar suatu perusahaan yang dicatat dalam neraca keuangan dengan waktu pelunasan antara 30 hingga 60 hari ke depan.
Sementara yang dimaksud dengan wesel tagih adalah tanda bukti kredit suatu pihak dengan jangka waktu pelunasan mencapai satu tahun. Contoh sederhananya ketika suatu kredit dilakukan selama bertahun-tahun, seperti pembelian motor maupun cicilan rumah.
Kedua jenis piutang dagang dalam hal ini piutang usaha dan wesel tagih ini merupakan aset perusahaan dan dalam beberapa situasi berguna untuk jaminan menambah modal. AR Financing dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai piutang dagang dalam dunia bisnis.
Dalam teorinya, piutang dagang ini memuat jangka waktu pelunasan dalam tanggal tertentu, namun tidak menutup kemungkinan dijalani oleh debitur tidak tepat waktu. Untuk menghindari situasi seperti ini, dibutuhkan ketegasan untuk memperjuangkan hak.
Catatan mengenai tindakan kredit hanya bisa diterbitkan ketika pembelian dilakukan dengan sistem kredit dan ada kesepakatan dari awal. Menjaminkan kredit dalam beberapa kondisi merupakan tindakan pengganti jaminan lainnya untuk memperoleh dana tambahan.
Dalam beberapa situasi, terkadang AR Financing dibutuhkan untuk tetap mendapatkan suntikan dana tanpa kehilangan hak menerima pelunasan utang debitur. Namun, jika menunggu terlalu lama maka perusahaan terancam lumpuh secara operasional.
Di sisi lain, Anda juga membutuhkan dukungan untuk mendapatkan hak dari macetnya kredit oleh pihak debitur. Ketika mengajukan jenis kredit tersebut, tentunya harus bersiap dengan resiko bahwa pengembalian dana diperlukan berikut bersama bunganya.
Baca juga: 4 Faktor Penyebab Kegagalan menjadi Wirausahawan Sukses
Dari dua jenis AR Financing, piutang usaha dan wesel tagih ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis piutang, diantaranya:
Pengertian poin ini adalah surat berisi tagihan penyerahan barang maupun jasa terhadap pihak lain. Nantinya laporan tersebut akan muncul pada bagian piutang dagang sebagai laporan keuangan. Terdapat perbedaan pencatatan untuk perusahaan jasa atau barang.
AR Financing juga memuat kegiatan bukan penyerahan barang maupun jasa, namun mencakup beberapa hal lainnya. Misalkan saja suatu perusahaan menjual mesin tidak terpakai, namun secara kredit. Maka tindakan ini masuk ke dalam non-trade receivable.
Berbagai tindakan lain, seperti deposit atas suatu proyek yang belum selesai dikerjakan. Klaim atas barang cacat dimana perusahaan belum memperoleh gantinya juga bisa masuk ke dalam ruang lingkup non-trade receivable yang membantu perusahaan dalam hal tertentu.
Jenis piutang ini nyaris sama dengan wesel tagih, contohnya berhubungan dengan piutang karyawan, bunga, dan juga pajak. Ketika semua hal tersebut dapat dilunasi dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun maka dapat dikatakan sebagai jenis aset perusahaan lancar.
Situasi yang berhubungan dengan AR Financing harus dilaporkan pada bagian investasi apabila pembayaran lebih dari satu tahun. Sebab jika kondisi tersebut terjadi maka kategorinya bukan lagi aset lancar, melainkan aset tidak lancar.
Jenis piutang ini sebenarnya harus tertagih, namun ada beberapa alasan dan kondisi yang menyebabkan akhirnya tidak tertagih. Akhirnya beberapa perusahaan pemilik piutang menjaminkan hal tersebut kepada pihak ketiga untuk mendapatkan sokongan dana.
Langkah menjaminkan piutang tidak tertagih dapat dilihat dari pembelian kredit di suatu marketplace dengan mengandalkan financial technology atau fintech. Langkah besar saling mendukung yang membuat AR Financing menjadi andalan menyokong perusahaan.
Baca juga: Due Diligence: Pengertian, Jenis, Proses, dan Persiapannya
AR Financing berhubungan dengan piutang dagang, untuk itu mengetahui bagaimana mengelola piutang agar lebih efektif adalah keputusan tepat. Ada beberapa hal mesti diperhatikan agar kredit tidak menghambat laju kas perusahaan, seperti:
Catatan yang dimaksud memuat berbagai data penting mengenai perusahaan atau pihak penerima utang. Isinya bisa berupa nama perusahaan, alamat, jumlah utang yang dimiliki, dan jangka waktu pelunasan. Strategi ini ampuh untuk memastikan mereka melunasi utang.
Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan AR Financing atau piutang dagang milik perusahaan, diantaranya:
Dengan pengendalian atau pencegahan terhadap berbagai kendala berkenaan dengan AR Financing, maka diharapkan kemudian hari tidak terjadi hal tidak menguntungkan. Langkah kecil di awal ini dapat membantu perusahaan menghindari kerugian dalam jumlah besar.
Sederhananya langkah ini memastikan apakah sistem perputaran piutang sudah efisien atau belum. Indikatornya mudah saja, apabila tertagih melunasi semuanya sesuai batas waktu maka disebut efisien. Jika tidak, maka tindakan tersebut menghambat perputaran efisien.
Beberapa situasi terkadang tidak terkendali, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan pencegahan sedari awal. Sebab menyangkut dengan uang pasti menjadi sesuatu yang amat sensitif hingga menciptakan arus kas macet atau lancar dalam suatu perusahaan.
Pencatatan keuangan ketika barang masuk adalah hal penting. Tanda bukti piutang dagang atau AR Financing tersebut akan menjadi dokumen perusahaan yang mempengaruhi berbagai aspek kemudian hari.