Bisnis

Finansial

Cash Ratio: Rumus, Contoh, dan Faktor yang Mempengaruhi

Pretty Angelia Wuisan-

24 Jan 2022

Cash Ratio: Rumus, Contoh, dan Faktor yang Mempengaruhi

Cash ratio adalah perhitungan yang perlu dipahami oleh pebisnis. Anda dapat memanfaatkan rumusnya untuk melancarkan kegiatan bisnis. 

Nilai cash ratio akan bermanfaat untuk mengukur rasio likuiditas bisnis Anda. Ini dia penjelasan mengenai cash ratio.


Baca juga: Pengertian ERP dan Cara Kerjanya untuk Bantu Bisnis


Apa yang Dimaksud dengan Cash Ratio?

Cash ratio adalah rumus yang digunakan untuk membandingkan rasio keuangan kas yang dimilikinya dengan liabilitas lancar. 

Perusahaan dengan kewajiban lancar adalah hal yang wajar terjadi. Menjadi tidak wajar ketika kas yang tersedia tidak cukup untuk membayar kewajiban lancar atau melunasi utangnya dalam jangka pendek. 

Rasio kas juga tercatat dengan baik di laporan keuangan perusahaan. Nilai cash ratio atau kas rasio dianggap sebagai perhitungan yang menyempurnakan rasio cepat. 

Yang termasuk kas ada rekening giro, uang logam, atau uang kertas yang dimiliki perusahaan. Cash ratio adalah rumus sering dihubungkan dengan rasio lancar atau disebut juga dengan current ratio

Kemampuan perusahaan untuk menyediakan kas perlu selalu dihitung karena menggambarkan uang tunai yang disimpan perusahaan.

Perusahaan jangan sampai tidak mempunyai persediaan uang kas yang menjadi alat pembayaran paling efektif. Biasanya jika dianggap tidak mampu membayar liabilitas jangka pendek, perusahaan akan melakukan pinjaman.

Besaran rasio kas perusahaannya yang dianggap ideal adalah yang lebih dari 1. Itu berarti likuiditas yang dipunya oleh perusahaan bagus.

Kebalikannya, jika cash ratio adalah kurang dari 1, perusahaan perlu mencari cara agar hal itu dapat diatasi dengan baik.


Mengapa Cash Ratio Penting?

Cash ratio adalah perhitungan penting untuk perusahaan. Alasan utama, cash ratio menjadi rumus yang pas untuk menghitung tingkat likuiditas perusahaan. Hal itu pun membuat perusahaan jadi tahu kondisi keuangannya sendiri.

Alasan kedua, dengan mengetahui tingkat likuiditas, perusahaan jadi bisa mengambil keputusan tepat untuk mengatasi masalah keuangannya. 

Cara menghitungnya yang tidak begitu kompleks, membuat rumus ini bisa diandalkan di bisnis manapun.


Bagaimanakah Rumus Cash Ratio?

Cara menghitung cash ratio tadi sudah dikatakan sederhana. Ini dia rumusnya yang bisa dipakai.

Rasio Kas = (Setara kas + Kas) : liabilitas lancar

Kas adalah uang yang dimiliki perusahaan, sedangkan bagian setara kas adalah surat berharga yang mudah diubah jadi uang alias instrumen investasi untuk jangka pendek.

Liabilitas lancar merupakan kewajiban yang harus segera perusahaan lunasi. Jika tidak dilunasi sesuai dengan ketentuan, maka perusahaan akan terkena masalah yang cukup serius.


Contoh Perhitungan Cash Ratio

Cash ratio adalah perhitungan yang bisa diandalkan oleh pebisnis mana pun. Untuk mengetahuinya secara jelas, ini ada contoh untuk perhitungan ras kasio.

Perusahaan PT Bersinar Abadi punya aset lancar dalam bentuk giro sebesar Rp100.000.000 dan uang kas Rp200.000.000.

Utang lancar atau liabilitas yang menjadi beban perusahaan sebesar Rp100.000.000.

Lalu, berapakah cash ratio yang berlaku pada perusahaan ini?

Rasio Kas = (Setara kas + Kas) : liabilitas lancar

Rasio Kas = 100.000.000 + 200.000.000 : 100.000.000

Rasio Kas = 300.000.000 : 100.000.000

Rasio Kas = 3 

Rasio kas perusahaan ini menunjukkan angka di atas 1, yang artinya cukup baik untuk perusahaan. 

Namun, ada baiknya perusahaan juga memanfaatkan uang kas untuk produksi atau berinvestasi. Hal itu supaya uang yang masuk jadi lebih besar. Uang yang terlalu mengendap banyak sebagai kas juga tidak begitu baik.

Apalagi tujuan bisnis salah satunya, bahkan yang menjadi utama adalah untuk meraih untung. Anda bisa saja mengambil untung tidak hanya dari penjualan produk, tapi juga dari investasi.


Faktor yang Mempengaruhi Cash Ratio

Cash ratio adalah rasio dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ini penjelasannya.

  • Profil risiko
  • Industri
  • Kondisi perekonomian
  • Rasio kas yang terlampau tinggi
  • Pertumbuhan usaha

1. Profil risiko

Besaran rasio kas dipengaruhi oleh profil risiko yang dimiliki pebisnis. Ada pebisnis yang lebih memilih jalan aman untuk menyimpan banyak kas sebagai aset lancar.

Ada juga yang menyediakan kas secukupnya dan menyebar sebagian kas untuk kegiatan lain yang menurutnya menguntungkan bagi bisnisnya. Kedua hal itu sah-sah saja selama dilakukan dengan perhitungan matang. 

2. Industri

Sektor industri di mana sebuah bisnis bernaung juga punya aturan penyimpanan kas yang berbeda-beda. 

Industri yang arus kas sering rendah adalah konstruksi. Hal itu karena uangnya digunakan untuk modal pembangunan yang pembayaran kontrak baru dilakukan sebagian. 

Artinya, mereka harus pintar mengatur uang agar tidak habis begitu saja sampai uang kontrak didapat seluruhnya.

3. Kondisi perekonomian

Ketika perekonomian tidak stabil juga bisa menurunkan tingkat aktiva lancar yang dimiliki bisnis. Agar bisa bertahan, bisnis pasti menggunakan sebagian kas untuk terus bisa memproduksi barang atau jasa.

Atau uangnya digunakan untuk melakukan pembayaran yang sudah menjadi kewajiban seperti utang dan pajak.

4. Rasio kas yang terlampau tinggi

Rasio kas yang besarannya terlalu tinggi akan membuat sebuah bisnis berjalan di tempat. Memang paling tepat perusahaan menggunakan rasio sesuai porsi untuk meraih keuntungan maksimal. 

Selama nilai rasio usaha masih ideal, tidak masalah uang kas digunakan demi potensi keuntungan. Pebisnis bisa menggunakannya untuk ekspansi atau menyetorkan dananya pada investasi yang dianggap aman. 

5. Pertumbuhan usaha

Pertumbuhan yang tinggi pada perusahaan akan membuat pebisnis berinisiatif meninggikan jumlah uang kas yang ingin disimpannya.

Alasannya karena risiko yang dimiliki perusahaan juga semakin tinggi, sehingga butuh uang cadangan untuk melancarkan rencananya itu.

Cadangan akan diperlukan untuk mengatasi risiko-risiko. Pebisnis yang pintar pasti mempersiapkan rencananya dengan baik.


Cara Agar Cash Ratio Bisnis Tetap Aman

Cash ratio adalah nilai yang besarannya harus selalu aman. Untuk bisa mewujudkan tujuan itu, ini adalah hal yang bisa Anda lakukan.

  • Melakukan efisiensi untuk biaya overhead
  • Tingkatkan penjualan
  • Tagih piutang
  • Lunasi segala utang

1. Melakukan efisiensi untuk biaya overhead

Biaya overhead yang biasanya membuat kebutuhan modal bisnis melambung. Anda perlu melakukan pengontrolan biaya agar tidak terlalu tinggi yang berakibat pada berkurangnya rasio kas. 

Untuk bisa mengontrolnya, Anda perlu melakukan pemeriksaan budget overhead secara rutin.

2. Tingkatkan penjualan

Cara untuk menjaga nilai cash ratio adalah dengan membuat penjualan Anda meningkat. Anda bisa membuat produk jadi lebih variatif atau menambah jumlah produk yang mau dijual.

3. Tagih piutang

Jangan biarkan piutang di luar menumpuk. Anda bisa menagih sampai aset Anda yang ada di luar itu terbayar. Hal ini pun akan meningkatkan jumlah aset.

4. Lunasi segala utang

Terutama untuk utang jangka pendek harus dibayar sesuai dengan aturan. Catat betul utang-utang usaha Anda, supaya bisa membayarnya tepat waktu.


Baca juga: Rasio Profitabilitas adalah: Fungsi, Jenis, dan Contohnya


Kesimpulan

Cash ratio adalah perhitungan yang akan Anda butuhkan selalu untuk memeriksa besaran kas usaha. Hal itu karena Anda disarankan melakukan perhitungan secara rutin untuk bisa tahu gambaran jelas mengenai kas usaha Anda.


Kekurangan Modal untuk Berbisnis? Modal Rakyat Menyediakan Pinjaman Mudah

Anda yang memerlukan dana untuk mulai berbisnis, bisa mengajukannya lewat Modal Rakyat. 

Di sini Anda dapat memperoleh modal dengan cara mudah karena prosesnya online. Anda juga bisa memperoleh dana dalam waktu yang cenderung cepat. 

Modal Rakyat juga merupakan P2P lending terpercaya karena berizin legal OJK.

Modal yang diajukan mulai dari Rp500 ribu sampai paling tinggi Rp2 miliar. Bunga yang jadi kewajiban besarannya kompetitif. Yuk, segera ajukan pinjaman usaha di P2P lending Modal Rakyat.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru