07 Jul 2021
Pada situasi tertentu, middle income trap merupakan sebuah jebakan dimana negeri dengan penghasilan tidak banyak tidak bisa menambah nilai penghasilannya karena beberapa alasan. Kriteria menengah ke bawah adalah penghasilan dari 1.025 sampai 3.995 US Dollar.
Sebuah negeri mengalami stagnasi atau terjebak dalam sebuah posisi dimana tidak bisa maju ke atas karena kurang kompetitif dalam dunia industri. Contohnya saja industri manufaktur yang memberikan dampak cukup besar bagi pertambahan kas negeri tersebut.
Baca juga: Ancaman di Bidang Ekonomi yang Perlu Diwaspadai
Terdapat berbagai faktor penyebab kenapa sebuah negeri dapat terjebak pada situasi middle income trap yang tidak menguntungkan. Barangkali negeri tersebut berada pada situasi seperti ini:
Kekurangan dalam sektor manufaktur menjadi salah satu penyebab suatu negara terhambat untuk menambah nilai penghasilannya. Hanya segelintir pihak yang mendapatkan keuntungan dari sektor manufaktur jika kebijakan pemerintah juga tidak turut mendukung.
Pada akhirnya ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan tumpang tindih dan berpengaruh besar terhadap nilai penghasilan negara tersebut. Transformasi tidak akan dapat dilakukan sementara belum ada kebijakan ketat mengenai perkembangan sektor manufaktur.
Salah satu pos pengeluaran terbesar negara adalah mempertahankan transformasi ekonomi. Secara keseluruhan, aspek ini menjadi sangat mahal ketika manufaktur domestik tidak bisa bersaing dengan dunia internasional, terutama dalam mengembangkan barang setengah jadi.
Suatu negara akan terjebak dalam situasi middle income trap ketika kredit terus menggelembung dalam situasi investasi yang begitu spekulatif. Dampak tidak baik dari transformasi ekonomi adalah inflasi pada negara berkembang sulit untuk ditangani.
Kekurangan sumber daya manusia bukan dalam arti sebenarnya seperti kekurangan orang untuk dipekerjakan. Namun lebih kepada kekurangan kompetensi dalam banyaknya warga negara yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mendukung meningkatkan pendapatan.
Kelemahan yang menyebabkan middle income trap ini sebenarnya dapat diatasi dengan adanya pelatihan dari pemerintah dan swasta. Namun, selain dari berbagai fasilitas dan kemudahan yang diberikan diperlukan juga kesadaran dan kemauan dari warganya.
Tanpa kedua hal tersebut, akan sulit rasanya untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi bagi suatu negara. Indonesia sendiri sebenarnya sudah diuntungkan banyak oleh sumber daya alam, tinggal bagaimana kebijakan pemerintah dan kesadaran warga negaranya saja.
Biaya produksi kian meningkat seiring dengan biaya bahan baku yang juga tidak akan melaju turun. Selain itu meningkatnya upah pekerja setiap tahun menjadi salah satu faktor penyebab sebuah negara terjebak dalam situasi tidak bisa meningkatkan pendapatan.
Di sisi lain, meningkatnya upah para pekerja justru menjadi alasan sektor manufaktur memanfaatkan robot dibandingkan tenaga manusia. Jika dari perhitungan pengeluaran dan efektivitas berarti lebih hemat biaya dibandingkan dengan tenaga kerja manusia.
Namun, di sisi lain, permasalahan selain middle income trap yang kemudian muncul adalah tingkat pengangguran semakin banyak sehingga angka kesejahteraan negara sulit meningkat. Kecuali, para mantan pekerja itu memiliki strategi lain untuk memperoleh penghasilan.
Permasalahan dalam negara berkembang biasanya tidak jauh dari kurang profesionalnya proses birokrasi. Proses yang tidak efisien tersebut bukan hanya rumit, namun memberikan peluang besar bagi para koruptor untuk menunjukkan taring dan mudah bersembunyi.
Sudah penghasilannya tidak cukup besar dalam turut serta dalam reformasi perjanjian internasional, makin susah lagi karena ada oknum tidak bertanggung jawab. Banyak sekali negara berkembang yang sebenarnya turut serta dalam perdagangan internasional.
Namun, kendala yang menjadi batu sandungan adalah terjebaknya para negara tersebut dalam situasi middle income trap berkepanjangan. Sistem birokrasi ini memang selalu menjadi pr penting dari waktu ke waktu yang menuntut perbaikan dengan berbagai cara.
Bukan hanya sektor pemerintah yang berperan penting untuk mengentaskan krisis pendapatan negara, namun juga perlu ada dukungan dari sektor swasta. Untuk berinovasi dalam dunia bisnis memang tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan.
DIbutuhkan proses panjang, dari mulai pengamatan sampai eksekusi hingga barang akhirnya dapat diluncurkan atas ide orisinal. Untuk meniru, hampir semua pebisnis bisa, mudah sekali melakukannya dengan acuan inspirasi dari sebuah barang atau produk negara maju.
Namun, jika tugasnya untuk menginovasi maka agak sulit sebab dibutuhkan banyak hal yang akan menjadi pertimbangan utama. Dalam hal ini, swasta sebenarnya akan diberikan keuntungan pendapatan lebih tinggi jika dapat mengeluarkan produk inovatif ke pasaran.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia
Kami akan memberikan contoh negara lain dalam situasi terjebak di pendapatan tidak meningkat. Misalkan saja Argentina, sudah benar melangkah dengan adopsi kebijakan tahun 1950 sampai 1970-an. Kebijakan yang cukup mahal, namun memberikan keuntungan besar.
Kebijakan tersebut memajukan sektor perekonomian sekaligus memfasilitasi berbagai industri manufaktur dalam negeri. Namun, pada akhirnya siklus ekonomi makro menjadi tidak terkendali sehingga arus penghasilan negara tersebut perlahan dapat digoyahkan.
Satu-satunya kesalahan yang dilakukan Argentina adalah kurang mengeluarkan kebijakan guna mengatur perubahan tersebut. Aturan mengenai barang masuk serta seleksi sumber daya manusia kompeten untuk mengelola berbagai proses tidak mendukung kemajuan,
Menanggapi situasi tersebut, Argentina memiliki kebijakan sendiri, yakni mengurangi harga sembari meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Integrasi internasional dengan seluruh negara di dunia juga dilakukan serta menekan persaingan dengan negara-negara lain.
Setiap negara menginginkan kemajuan, salah satunya dimulai dari tingkat pendapatan harus meningkat dari sebelumnya. Namun, pada kenyataannya, beberapa negara berkembang terjebak dan sulit sekali untuk keluar dari situasi yang tidak menguntungkan tersebut.
Banyak upaya dapat ditempuh untuk mewujudkan peningkatan sumber penghasilan negara. Kesejahteraan rakyat juga menjadi salah satu indikasi suatu negara terjebak middle income trap.
Baca juga: Peran Pelaku Ekonomi Terhadap Perekonomian Indonesia
Dalam berinvestasi atau mengembangkan dana, Anda bisa memilih P2P Lending Modal Rakyat. Dana yang Anda pinjamkan akan disalurkan untuk para pelaku UMKM di Indonesia yang ingin mengembangkan usahanya tersebut. Anda bisa memulai berinvestasi di modal yang minim, yaitu Rp25.000.
Anda dapat meraih imbal balik 15% hingga 18% setiap tahunnya. Kami telah meraih izin dari OJK secara resmi. Gunakan kode BLOG25 untuk mendapatkan bonus saldo Rp25.000. Anda bisa langsung mendaftar menjadi pendana melalui halaman berikut ini.