Finansial

Peer-to-Peer Lending Indonesia: Investasi untuk Anak Muda

Brigitta Winasis-

01 Jun 2021

Peer-to-Peer Lending Indonesia: Investasi untuk Anak Muda

Teknologi di zaman digital ini sudah merambah sektor finansial. Mungkin Anda mengira pinjam-meminjam uang hanya dapat dilakukan melalui lembaga keuangan konvensional misalnya bank.

Namun kini hadir sejumlah platform penyelenggara fintech (financial technology) peer-to-peer (P2P) lending. Berbagai perusahaan peer-to-peer lending Indonesia pun kini berkembang pesat. Layanan ini menawarkan pinjaman dana berbasis teknologi informasi.


Baca juga: Tips Diversifikasi Pendanaan di P2P Lending


Secara sederhana, P2P lending menawarkan perantaraan antara pemberi pinjaman dengan penerima. Dana tersebut biasanya merupakan pinjaman modal usaha yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis si peminjam. Umumnya peminjam ini berskala usaha kecil, menengah, dan mikro (UMKM). Bisa dikatakan P2P lending semacam marketplace untuk urusan finansial.

Meminjam uang di lembaga resmi seperti perbankan, koperasi, dan jasa kredit biasanya lebih rumit serta memiliki syarat lebih banyak. Namun pada P2P lending, masyarakat mengajukan pinjaman dan didukung sesama anggota masyarakat. Maka dari itu, metode ini diistilahkan peer-to-peer.

Seperti kegiatan keuangan pada umumnya, P2P lending bukannya bebas risiko. Anda tetap harus berhati-hati menjalankannya. Namun bukan berarti Anda tidak dapat memperoleh keuntungan dari instrumen investasi ini.


Cara Kerja Peer-to-Peer

Ada dua elemen dalam P2P lending, yakni peminjam (borrower) dan pemberi pinjaman (lender). Keduanya akan dijelaskan berikut ini.


Pemberi Pinjaman (Lender)

Pemberi pinjaman dapat menyetor sejumlah uang secara instan kepada peminjam. Biasanya pemberi pinjaman ini memiliki akses untuk melihat data peminjam. Misalnya terkait pemasukan, riwayat keuangan, tujuan pinjaman, dan lain-lain.

Selanjutnya pemberi pinjaman dapat menyetorkan investasinya. Peminjam akan membayar dengan cara kredit atau cicilan pada akhir tenor.

Pemberi pinjaman mendapat keuntungan dalam bentuk dana pokok dan bunga. Besarnya bunga sesuai suku bunga pinjaman.

Bagi pemberi pinjaman atau investor, peer-to-peer lending adalah alternatif  untuk berinvestasi atau mengembangkan dana. Terutama bagi Anda yang memiliki kelebihan dana dan tidak tahu hendak diapakan.

Umumnya modal awal dalam peer-to-peer lending cukup kecil, yakni Rp100 ribu ke bawah. Pendanaan di P2P lending juga membantu Anda belajar tentang investasi lainnya karena memiliki dasar-dasar yang mirip. Anda dapat belajar menganalisis cara berinvestasi kepada peminjam.


Peminjam (Borrower)

Umumnya peminjam hanya perlu mengajukan sejumlah dokumen yang diminta secara online. Mengingat pengajuan dilakukan secara daring, umumnya proses ini mudah dan cepat. Persetujuannya pun tidak lama setelah proses verifikasi.

Dokumen yang diserahkan antara lain laporan keuangan dalam periode waktu yang diminta. Kemudian keterangan tentang tujuan pinjaman.

Walaupun begitu, bisa juga pengajuan pinjaman ditolak. Jika ditolak, Anda teliti kembali alasan penolakan. Misalnya, ada dokumen yang kurang lengkap sehingga harus dilengkapi. Alasan penolakan ini bisa berbagai macam.

Jika diterima, Anda akan menerima sejumlah dana sesuai yang diminta dan mendapat suku bunga. Pengajuan Anda akan dimasukkan dalam layanan P2P lending itu. Dengan begitu, semua investor dapat melihat proses pengajuan dan pengembalian dana.

Bagi peminjam yang membutuhkan dana cepat, peer-to-peer lending bisa menjadi solusi. Dibandingkan layanan lembaga keuangan konvensional yang lebih rumit, P2P lending dapat dikatakan lebih praktis.

Selain itu, biasanya P2P lending tidak mensyaratkan jaminan. Maka dari itu, layanan ini bermanfaat bagi Anda yang tidak mempunyai aset untuk dijaminkan.


Kelebihan P2P Lending

Ada beberapa kelebihan yang ditawarkan kepada Anda saat hendak meminjam maupun berinvestasi di P2P lending. Berikut penjelasannya.


Pemberi Pinjaman

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut mengawasi sejumlah platform P2P lending. Dengan begitu, keamanan P2P lending yang sudah berizin OJK akan terjamin keamanannya.

Kemudian pendanaan ke penerima pinjaman sangat praktis. Selain itu, menginvestasikan uang Anda ke P2P lending akan memudahkan Anda melakukan diversifikasi investasi. Artinya, Anda lebih mungkin mendapat kesempatan meraih keuntungan yang lebih besar.


Penerima Pinjaman

Suku bunga yang ditawarkan cenderung lebih rendah daripada lembaga keuangan konvensional seperti bank. Maka dari itu, tidak akan memberatkan operasional bisnis terutama yang masih berskala UMKM.

Proses pengajuannya juga lebih praktis dibandingkan meminjam di bank. Anda juga tidak membutuhkan banyak syarat agar pinjaman disetujui.

Jika Anda memiliki reputasi yang kurang baik terkait laporan keuangan, Anda bisa menjelaskan kenapa hal itu terjadi. Anda juga bisa mengajukan pinjaman dengan tujuan apapun. Syaratnya adalah ada yang mau memberi pinjaman.


Kekurangan P2P Lending

Walaupun menawarkan sejumlah kelebihan, ada beberapa kekurangan yang juga harus Anda perhatikan, baik sebagai peminjam maupun pemberi pinjaman. Simak penjelasannya.


Pemberi Pinjaman

Tidak semua layanan P2P lending menawarkan likuiditas yang sama. Anda belum tentu dapat menarik uang Anda kapan saja dibutuhkan. Hal ini berbeda dengan menabung di bank.

Selain itu ada kemungkinan peminjam melakukan gagal bayar karena berbagai alasan. Dana yang Anda pinjamkan bisa hilang. Namun biasanya platform P2P lending sudah menyediakan jaminan sebagai pendana agar tidak mendapat kerugian seperti ini.


Peminjam

Jika Anda mengalami gagal bayar, suku bunga pinjaman akan melonjak. Hal ini disebut kelayakan kredit Anda jatuh. Selanjutnya jika Anda terlambat membayar, tagihan akan menjadi sangat besar.

Pinjaman ini hanya tepat untuk pilihan jangka pendek. Jika dalam jangka waktu panjang, tagihan akan melonjak.

Walaupun ada kemungkinan kebutuhan dana pinjaman bisa terpenuhi, tidak ada jaminan seluruh permintaan pinjaman akan disetujui.


Baca juga: P2P Lending, Reksa Dana dan Deposito: Mana Paling Profit?


Tips Melakukan Investasi Peer-to-Peer Lending

Sama seperti melakukan investasi lainnya, ada sejumlah strategi yang harus Anda terapkan untuk mendapat keuntungan. Apa saja? Simak langkah-langkah berikut.


Diversifikasi

Teknik ini lazim dilakukan dalam bentuk investasi manapun. Bahkan teknik ini disarankan karena akan membuat investasi Anda lebih fleksibel dengan sistem dan ketersediaan pinjaman.

Misalkan Anda melakukan investasi ke salah satu platform P2P lending sebesar Rp100 ribu, lalu ke platform P2P lending lainnya sebesar Rp200 ribu. Investasi itu akan disebarkan ke sejumlah peminjam.

Hal ini akan meminimalkan risiko gagal bayar bagi peminjam. Portofolio Anda juga lebih terdiversifikasi. Anda harus berinvestasi ke sebanyak mungkin penerima pinjaman.


Memahami Risiko

Kemungkinan risiko itu selalu ada. Maka dari itu, penting untuk memahami risiko investasi sesuai porsinya masing-masing.

Jika Anda gagal menganalisis perputaran investasi, bersiaplah merugi. Hal yang sama terjadi di P2P lending.

Keuntungan Anda bergantung kepada penerima pinjaman. Maka dari itu, kenali dengan siapa Anda menyerahkan dana Anda yang berharga. Cari tahu tujuan, portofolio, laporan keuangan, bentuk usaha, dan reputasinya.

Pastikan Anda memilih platform yang sudah menyaring semua itu untuk Anda. Hal ini dilakukan demi meminimalkan gagal bayar.

Anda selanjutnya dapat mengklasifikasi peminjam seperti apa yang hendak didanai. Anda juga harus menganalisis risiko pinjaman.


Riset

Hal lain yang menjadi keuntungan dengan berinvestasi di P2P lending yaitu transparansinya dalam hal data. Sebagai pemberi pinjaman, Anda akan diberi sejumlah pertanyaan.

Misalnya jumlah dana yang hendak diinvestasikan, tujuan berinvestasi, jangka waktu dalam berinvestasi, portofolio investor, dan pinjaman jenis apa yang akan didanai.

Untuk menjawabnya, Anda harus menjalankan riset terlebih dahulu. Hal ini penting untuk mengetahui tipikal investor seperti apakah Anda. Setelah itu Anda bisa menganalisis seberapa besar yang hendak diinvestasikan di peminjaman dalam bentuk apa.

Anda juga dapat memilih apakah pendanaan tersebut hendak diotomatisasi. Maksudnya adalah apakah pendanaan akan dilakukan otomatis setiap bulan atau sesuai kurun waktu yang diinginkan. Anda juga dapat memilih kriteria pendanaan yang hendak dilakukan kepada peminjam yang sudah disesuaikan dengan profil Anda.


Investasi Ulang

Setelah mendapat keuntungan, jangan terburu-buru menarik uang Anda. Agar bisa terus untung dan memaksimalkannya, Anda perlu menginvestasikan lagi keuntungan tersebut.

Sebarkan ke penerima pinjaman lainnya agar semakin terdiversifikasi. Selain itu, Keuntungan yang didapat akan semakin besar karena bunganya yang semakin naik dari ketika pertama kali uang tersebut disetorkan.


P2P Lending Cocok untuk Anak Muda

Jika dilihat dari sifat dan karakternya, peer-to-peer lending tampak lebih cocok untuk anak muda. Mengapa? Berikut penjelasannya.


1. Keuntungan Lebih Besar

Keuntungan yang didapat dari pengembalian dan bunga cenderung lebih tinggi, yakni mencapai 15 hingga 20 persen. Dibandingkan dengan bank yang hanya mengembalikan bunga 6-8 persen, jumlah ini jauh lebih tinggi.

Hal ini serupa jika dibandingkan reksa dana. Tingkat pengembalian bisa sebesar dua kalinya.

Selain itu, pengembalian dilakukan per bulan. Hal ini berbeda dengan pendanaan keuangan lainnya, bunga dibayar per tiga bulan hingga satu tahun.

Anda juga dapat mengambil bunga setiap bulan. Dengan begitu, keuntungan dari bunga yang Anda dapat akan masuk ke kantong Anda.


2. Fleksibel

P2P lending tergolong investasi jangka pendek. Anda dapat memberikan pinjaman sesuai kurun waktu yang diinginkan, misalnya tiga bulan hingga satu tahun.

Anda juga dapat menyebarkan atau mendiversifikasi pinjaman ke berbagai tenor. Diketahui diversifikasi adalah pilihan bagus dalam melakukan investasi.

Jika Anda memiliki pemasukan tetap, Anda dapat menambah pemasukan dengan memberi pinjaman dan melakukan diversifikasi.

Dengan melakukan diversifikasi, Anda meminimalkan pendanaan berisiko. Portofolio dapat dimaksimalkan untuk risiko pengembalian.


3. Risiko Rendah

Dibandingkan bentuk investasi lainnya, peer-to-peer lending cenderung lebih rendah risiko. Kemungkinan gagal bayar memang tetap ada, tetapi hal itu sudah diminimalkan.

Pasalnya ada pihak lain yang membantu untuk menangani agar risiko itu tidak terjadi. Pinjaman hanya ditawarkan untuk peminjam yang sudah diverifikasi dan diperiksa riwayat serta keasliannya.


Salah satu layanan P2P lending yang hadir di Indonesia adalah Modal Rakyat. Layanan ini memfasilitasi kedua belah pihak, baik peminjam maupun investor.

Bagi Anda peminjam yang ingin mengembangkan usahanya, dapat langsung mendaftarkan diri di Modal Rakyat. Dengan proses yang cepat dan mudah dalam lima hari kerja, Anda tidak akan kesulitan mendapatkan modal tambahan.

Sementara itu bagi Anda investor, dapat pula menjadi lender di Modal Rakyat. Bunga yang ditawarkan kompetitif dibandingkan layanan P2P lending lainnya. Platform ini juga sudah berizin OJK, sehingga dijamin keamanannya.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru