Bisnis

Resesi Ekonomi: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya

Pretty Angelia Wuisan-

03 Aug 2022

Resesi Ekonomi: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya

Pembahasan resesi ekonomi sedang hangat-hangatnya saat ini. Setelah di awal pandemi resesi ekonomi terjadi, setelah pandemi hal itu pun masih berpeluang terjadi. Sebenarnya apa itu resesi ekonomi? Mengapa resesi tidak boleh dipandang sebelah mata?

Resesi dalam ekonomi akan berpengaruh terhadap jalannya perekonomian secara nasional, bahkan global. Anda perlu memahami arti resesi pada ekonomi, penyebab, dampak hingga cara mencegahnya di bawah ini.


Baca juga: 7 Hal yang Bisa Disiapkan Negara Berpotensi Resesi


Apa itu Resesi Ekonomi?

Resesi adalah penurunan dalam kegiatan perekonomian yang terjadi berturut-turut dalam waktu yang lama. 

Resesi ekonomi adalah penurunan yang ditandai dengan nilai PDB atau Produk Domestik Bruto yang minus dua kali per kuartal. Namun, tentu tandanya tidak hanya itu karena cukup kompleks.

Anda pasti sudah tahu bahwa suatu negara yang ekonominya tumbuh ditandai dengan nilai PDB yang plus dan naik setiap tahunnya. Hal ini memang tidak bisa terjadi dalam satu hari karena usahanya dilakukan sejak bertahun-tahun yang lalu.

Sedangkan resesi ini bisa terjadi secara langsung tanpa pandang bulu. Contohnya ketika di awal pandemi kemarin resesi ekonomi dunia terjadi secara serentak diakibatkan pembatasan secara besar-besaran. Resesi ekonomi Indonesia pun tidak terhindarkan.


Apa yang Menyebabkan Resesi Ekonomi?

Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab resesi ekonomi. Ini dia hal-hal yang menyebabkan resesi dalam ekonomi.

  • Inflasi yang besar
  • Investor ramai-ramai menjual asetnya
  • Deflasi yang terjadi berturut-turut
  • Utang yang gagal terbayar
  • Revolusi industri yang menyebabkan meningkatnya pengangguran

1. Inflasi yang besar

Inflasi ditandai dengan harga-harga yang semakin naik. Hal ini pun membuat daya beli masyarakat menjadi turun. Bisa menyebabkan kemiskinan yang jumlahnya semakin besar. Hanya orang-orang berada yang mampu melakukan pembelian.

Inflasi biasanya ditekan dengan cara menaikkan suku bunga. Namun, suku bunga yang terlalu besar juga akan menyebabkan resesi. 

2. Investor ramai-ramai menjual asetnya

Investor memutuskan menjual saham dan asetnya yang lain karena takut merugi melihat perekonomian yang menurun. Akibatnya nilai pasar modal anjlok dan hal itu pun akan menyebabkan terjadinya resesi yang ditakutkan.

3. Deflasi yang terjadi berturut-turut

Penurunan harga barang dan jasa di angka yang terlalu rendah juga bisa membuat resesi terjadi. Hal itu membuat produksi tidak bisa mengambil keuntungan dan gagal bertumbuh. 

Nilai pertumbuhan yang rendah ini menyebabkan produsen melakukan efisien secara besar-besaran. Itulah mengapa harga barang dan jasa harus dibuat melebihi pengeluaran yang dilakukan perusahaan.

4. Utang yang gagal terbayar

Resesi juga bisa disebabkan oleh utang yang gagal terbayar. Utang negara yang tidak segera dibayar melewati jatuh tempo akan semakin membengkak. Hal ini karena negara tidak memiliki cadangan devisa yang mencukupi untuk bayar utang-utangnya. Resesi pun tidak bisa dihindari lagi.

5. Revolusi industri yang menyebabkan meningkatnya pengangguran

Revolusi industri yang membuat teknologi semakin maju juga ternyata bisa membuat resesi ekonomi. Hal itu karena banyak tenaga kerja yang digantikan dengan teknologi. Pengangguran yang bertambah pun akhirnya terjadi.


Apa Gejala Resesi Ekonomi?

Resesi memang tidak terjadi begitu saja. Namun, ada tanda-tandanya yang bisa Anda kenali. Di bawah ini adalah gejala yang biasanya menunjukkan akan terjadinya resesi.

  • Ekonomi suatu negara nilainya minus
  • Nilai impor yang lebih besar ketimbang ekspor
  • Produksi dan konsumsi yang tidak berimbang

1. Ekonomi suatu negara nilainya minus

Nilai ekonomi suatu negara dinyatakan minus karena investasi yang turun, inflasi yang tinggi, hingga menyebabkan daya beli masyarakat akan turun. Biasanya angka minus didapatkan dua kuartal berturut-turut.

2. Nilai impor yang lebih besar ketimbang ekspor

Suatu negara dikatakan maju dan mendapatkan nilai ekonomi plus ketika ekspor lebih tinggi dibandingkan impor.

Impor yang lebih tinggi menandakan barang-barang dari luar yang masuk ke dalam negara lebih banyak dan hal ini menyebabkan defisit anggaran.

3. Produksi dan konsumsi yang tidak berimbang

Produksi yang tidak berimbang menandakan terjadinya resesi. Ketika produksi lebih tinggi, artinya stok barang tersedia lebih banyak dan membuat produsen merugi.

Ketika konsumsi lebih tinggi, stok barang lebih sedikit dan memaksa produsen harus melakukan impor yang akhirnya malah meningkat.


Apa Dampak Resesi Ekonomi?

Dampak resesi ekonomi dapat dirasakan oleh berbagai kalangan mulai dari pemerintah, individu, sampai ke produsen. Ini dia penjelasannya.

  • Memangkas pendapatan pemerintah
  • Produsen mengalami rugi hingga bangkrut
  • Individu kehilangan pekerjaan

1. Memangkas pendapatan pemerintah

Pemasukan pemerintah lebih sedikit dari yang biasanya. Hal ini membuat rencana-rencana untuk kepentingan masyarakat jadi tidak bisa dilakukan dengan baik. 

Akhirnya demi menjaga pendapatan yang defisit pemerintah mengambil utang ke pihak asing. Hal ini tentu membuat beban utang bertambah.

2. Produsen mengalami rugi hingga bangkrut

Produsen atau perusahaan pun ikut merasakan dampak ekonomi yang merosot. Karena biaya yang membengkak, produsen terpaksa melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah karyawan.

Hal itu tentu membuat produksi tidak bisa dihasilkan sebesar kemarin. Jika tidak bisa bertahan dengan baik, produsen bisa saja mengalami bangkrut.

3. Individu kehilangan pekerjaan

Individu atau masyarakat juga terkena dampak dari apa itu resesi ekonomi. Mereka bisa kehilangan pekerjaan yang membuatnya tidak memiliki pemasukan untuk kebutuhan.

Untuk mencari pekerjaan baru pun akan sulit mengingat sebagian besar perusahaan sedang mengalami penurunan produksi.


Bagaimana Upaya Mencegah Resesi Ekonomi?

Untuk mencegah terjadinya resesi, harus dilakukan bermacam strategi dari jauh hari. Ini dia upaya untuk mencegahnya.

  • Meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi
  • Mengeluarkan stimulus bantuan ke masyarakat
  • Melakukan belanja secara besar-besaran
  • Mengontrol suku bunga di angka yang wajar

1. Meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi

Pemerintah harus bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di dalam negeri. Dilakukan dengan cara mengadakan proyek-proyek strategis yang penting untuk masyarakat. Hal itu ditambah dengan memberikan perlindungan dan jaminan kestabilan.

2. Mengeluarkan stimulus bantuan ke masyarakat

Pemerintah juga dapat memberikan bantuan secara langsung pada masyarakat kecil. Hal ini sebenarnya membuat pengeluaran pemerintah akan lebih membengkak, tapi dapat membantu masyarakat bangkit lagi.

Salah satunya adalah bantuan langsung pada pihak UMKM agar bisa tetap berjalan di masa pandemi.

3. Melakukan belanja secara besar-besaran

Pemerintah juga bisa melakukan belanja besar-besaran untuk menaikkan daya beli masyarakat. Hal itu dengan terlibat langsung dalam pembelian produk dari dalam negeri, sehingga produsen pun bisa tetap beroperasi.

4. Mengontrol suku bunga di angka yang wajar

Ketika inflasi terjadi, pemerintah perlu menyesuaikan besaran suku bunga untuk mencegah terjadinya kenaikan inflasi yang lebih parah. 

Namun, tentunya besaran suku bunga ini perlu disesuaikan agar tidak terlalu tinggi dan akhirnya malah membuat kredit pinjaman semakin bengkak.


Baca juga: Pengaruh Inflasi Terhadap Investasi dan Strateginya


Kesimpulan

Sekarang Anda sudah mengetahui tentang apa itu resesi ekonomi. Sekarang memang resesi sedang menghantui Indonesia, tapi pemerintah melakukan pemantauan dengan baik. Anda bisa melakukan persiapan dari sekarang untuk menghadapinya. Semoga masa ini dapat dilewati dengan baik.


Hadapi Ancaman Resesi dengan Mengembangkan Dana di Modal Rakyat

Anda dapat melakukan persiapan menghadapi resesi dengan mengembangkan dana lewat Modal Rakyat. Caranya dengan membantu UMKM Indonesia mendapatkan modal yang dibutuhkannya.

Anda bisa menyiapkan modal dari Rp500 ribu dan mendapatkan keuntungan hingga 18% per tahun. 

Pendanaan Modal Rakyat aman karena diawasi dan berizin OJK. Ayo, raih penambahan dana yang Anda inginkan dengan mendanai UMKM lewat Modal Rakyat!



Artikel Terkait
image image
Artikel Baru