Finansial

Kenalan dengan ARA dan ARB dalam Investasi Saham

Kabrina Rian Ferdiani-

23 Jul 2021

Kenalan dengan ARA dan ARB dalam Investasi Saham

Investasi saham memang terkadang digunakan sebagai salah satu langkah untuk mencapai tujuan finansial dalam jangka panjang. Mengingat risiko serta peluang keuntungannya dalam jangka panjang cukup baik bahkan sangat besar. 

Meskipun dalam jangka waktu lama cenderung bisa untung, akan tetap pergerakan harganya sebenarnya sangat fluktuatif. Bisa naik secara ekstrim maupun terjun jatuh sangat rendah. Meskipun begitu, perubahannya tidak bisa melebihi batas yang telah ditentukan. 


Baca juga: Pentingnya Diversifikasi di Semua Instrumen Investasi


Memahami ARA dan ARB Ketika Hendak Investasi Saham

Bagi seorang trader, melihat pergerakan harga memang sudah menjadi rutinitas harian. Karena perubahannya sangat tidak terduga, bahkan dalam hitungan detik atau menit sudah bisa naik sangat tinggi atau turun sangat rendah. 

Kenaikan yang sangat tinggi atau bahkan bisa sampai ekstrem dan sebaliknya bisa menyebabkan terjadinya gangguan dalam keseimbangan harga pasar. Karenanya dibentuklah sistem batasan, yang dikenal dengan auto rejection. 

Jadi setiap perdagangan bursa yang akan terjadi, akan melalui Jakarta Automated Trading System (JATS NEXT-G). Apabila suatu saham telah mencapai harga tertentu, JATS NEXT-G akan melakukan penolakan transaksi secara otomatis, baik menjual atau membeli. 

Seseorang ketika hendak membeli atau investasi saham, namun sahamnya sudah mencapai batas harga tertingginya, sistem akan melakukan penolakan permintaan pembelian tersebut. Investor bisa memilih untuk mengantri pada hari berikutnya atau membeli saham lain. 

Kondisi harga naik sampai titik maksimal tersebut dikenal sebagai istilah ARA. Besaran batasan nilai maksimalnya bergantung pada harga jualnya. Bervariasi mulai dari 20% hingga 25%, terhitung dari harga ketika penutupan hari sebelumnya. 

Tentunya ketika investasi saham juga ingin untuk mencairkannya, sebabnya bisa bermacam – macam, seperti menghindari kerugian lebih lanjut atau pertimbangan lainnya. penjualan tersebut tidak bisa dilakukan (ditolak otomatis) apabila menyentuh ARB. 

ARB sendiri adalah kondisi ketika harganya jatuh melebihi batasan tertentu. Batasannya bisa dikoreksi bergantung kondisi perekonomian negara. Saat ini dengan adanya pandemi korona, batasannya telah dikoreksi hingga mencapai 7%. 


Manfaat ARA dan ARB Ketika Investasi Saham

Sebelum membahas manfaatnya, untuk memperjelas lebih lanjut lagi mengenai ARA atau ARB bisa melihat ilustrasi berikut. Sebuah saham Z pada penutupan memiliki harga terakhir sebesar 3000, sehingga mencapai ARA ketika kenaikannya sebesar 25%. 

Seperti yang diketahui dalam sistem perdagangan, semakin besar permintaan, maka harganya juga akan semakin tinggi. Karena kondisi tertentu, saham Z tadi bisa naik, 10%, 15%, 25% (mencapai ARA), atau bahkah lebih dari 25%. 

Terlebih apabila permintaannya semakin tinggi, harganya otomatis juga akan semakin meningkat. Namun ketika harganya sudah mencapai 3750 (3000 + 25%), sistem akan otomatis menolak pembelian lebih lanjut, tunggu ketika harganya turun atau keesokan harinya. 

Pemberian batasan tersebut tentunya sangat bermanfaat bagi trader, ketika harganya naik terlampau jauh modal yang dibutuhkan juga semakin tinggi. Dengan pembatasan, trader bisa memperoleh harga relatif normal. 

Hal tersebut memungkinkan investasi saham memberikan keuntungan semaksimal mungkin, karena trader bisa mendapatkan harga relatif normal, tetapi ketika dijual bisa naik sebegitu pesatnya. Namun harus berhati – hati dengan UMA (unusual market activity). 

Di sisi lain, ketika harganya menyentuh angka ARB, sistem ini akan memberikan perlindungan bagi sebuah perusahaan. Harganya yang terlampau rendah serta banyaknya investor yang menjual sahamnya bisa memberikan pukulan finansial yang signifikan. 

Dari sisi investor yang hendak investasi saham ARB juga harus berhati – hati, jangan mudah tergiur dengan harganya yang cenderung murah. Karena biasanya penurunan tersebut disebabkan oleh adanya sentimen negatif dari masyarakat terhadap perusahaannya. 


Baca juga: Investor Saham, Kenali Dividend Trap dan Cara Mengatasinya


Bagaimana Strategi Investasi Saham ARA dan ARB?

Setiap pembelian saham haruslah memiliki rencana serta pertimbangan matang. Beberapa pekan lalu sempat rame orang berbondong – bondong menginvestasikan uangnya. Namun kaget karena ternyata merugi berjuta – juta serta tabungannya habis. 

Investasi saham pada harga yang mencapai batas auto rejection memiliki beberapa risiko. Salah satunya ketika membeli ketika harganya ARA, bisa jadi tidak mendapatkan bagian, harus antre terlebih dahulu. Jumlahnya biasanya juga sangat terbatas. 

Belum lagi karena kondisinya sangat fluktuatif, bisa saja beberapa jam kemudian perlahan – lahan akan mulai jatuh. Hal ini tentunya mengakibatkan kerugian cukup besar, karena membeli ketika di titik tertinggi, namun ketika menjualnya harganya sudah jauh lebih rendah. 

Begitu juga ketika kondisinya sedang dalam posisi ARB, tentunya harganya yang murah cukup menggiurkan. Namun harus berhati – hati, turunnya hingga sampai mencapai batas bawahnya tersebut biasanya dipicu karena beberapa faktor, salah satunya kondisi perusahaannya. 

Bisa saja harganya akan tetap menurun hingga beberapa hari kemudian atau bahkan tidak lagi diperdagangkan dalam bursa efek. Tentunya hal ini membuat Anda sebagai seorang investor, harus memahami strategi investasi saham ketika kondisinya begini. 

Trading Untuk Scalping

Trading untuk scalping adalah investasi dalam jangka waktu beberapa menit saja. Baca kemungkinan pergerakannya, lalu segeralah memutuskan untuk menjual atau menahannya. Berspekulasi atau menunggu cukup lama bisa berpotensi membahayakan. 

Memastikan Sahamnya Liquid

Likuid berarti mudah untuk dicairkan, ketika sudah mendekati atau memasuki batasannya, terkadang mencairkannya sedikit rumit. Terlebih apabila harus mengantre, sebaiknya hindari karena selain fluktuatifnya tinggi, juga belum tentu bisa membeli banyak. 

Pemula Disarankan Tidak Mengambilnya

Strategi berinvestasi pada batasan seperti ini cenderung memerlukan kejelian serta pemahaman mendalam terkait pergerakan pasar. Pemula cenderung belum peka terhadap kondisi pasar, sehingga disarankan ke korporasi yang harganya cenderung stabil. 

Bukan berinvestasi saham apabila risikonya tidak terlalu tinggi. Nilai fluktuatifnya cenderung mendebarkan, namun apabila bisa mengambil peluangnya bisa untung sangat tinggi. Karenanya tidak sedikit orang mengejar ketika kondisinya sedang dalam batas atasnya. 

Kecenderungan kenaikan harganya juga bisa sangat ekstrim sekali, karenanya sistem auto reject tersebut sangat bermanfaat dalam menjaga iklim pasar. Sehingga seseorang tidak lagi takut investasi saham serta terlindungi dari spekulasi berlebihan. 


Baca juga: 6 Jenis Vaksin Covid-19 yang Akan Digunakan di Indonesia


Pendanaan di P2P Lending Modal Rakyat dan Dapatkan Keuntungan hingga 18% per tahun

Ayo bantu pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan modal usaha dan raih keuntungannya.

Dengan modal mulai Rp25.000 saja Anda sudah bisa memberikan akses pinjaman modal bisnis untuk UMKM di Indonesia melalui Modal Rakyat. Selain itu, Anda bisa mendapatkan imbal hasil hingga 18% per tahun.

Gunakan kode promo BLOG25 dan mendapatkan saldo gratis Rp25.000 untuk mulai mendanai. Hubungi customer service kami melalui email di cs@modalrakyat.id  untuk mengetahui syaratnya lebih lanjut. Follow Instagram Modal Rakyat di @modalrakyatid untuk mendapatkan update terbaru dari kami.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru