Finansial

Mengenal Risiko Investasi dan Strategi untuk Menguranginya

Pretty Angelia Wuisan-

21 Mar 2022

Mengenal Risiko Investasi dan Strategi untuk Menguranginya

Investasi adalah kegiatan menambah aset yang bisa Anda manfaatkan untuk keuntungan. Namun, investasi juga memiliki risiko yang bisa membuat Anda merugi. Untuk itu Anda perlu melakukan manajemen risiko investasi dengan baik.

Sebenarnya apa itu risiko investasi? Apa saja bentuk risiko investasi? Bagaimana cara mengurangi risiko yang tinggi? Anda bisa menemukan jawabannya di sini.


Baca juga: Pahami Risiko Investasi Properti untuk Dapat Mengatasinya


Apakah Risiko Investasi itu?

Risiko investasi adalah kerugian yang bisa dialami oleh investor yang berinvestasi pada instrumen tertentu.

Jadi, selain keuntungan, ada juga risiko yang senantiasa menghantui para investor. Investasi yang tingkat risikonya tinggi biasanya punya potensi keuntungan yang tinggi. Sebaliknya, investasi yang risikonya rendah, potensi keuntungannya pun rendah.

Hal ini adalah hal yang wajar, seperti ketika Anda menginginkan sesuatu, harus berani mengambil risiko terlebih dulu untuk mendapatkannya. 

Setiap instrumen memiliki kelebihan dan nilai yang bisa merangkak naik. Anda pun bisa mendapatkan imbal hasil yang berlipat. Di samping itu, instrumen tersebut bisa mengalami penurunan nilai akibat faktor tertentu.

Inilah yang perlu Anda pahami dari risiko investasi. Risiko tersebut bisa diprediksi dengan mengetahui faktor-faktor penyebabnya dan melakukan analisis tertentu.


Apa Saja Risiko Investasi?

Untuk lebih memahami risiko investasi, ini dia berbagai jenis risiko investasi yang bisa Anda temukan:

  • Risiko inflasi
  • Risiko pasar
  • Risiko reinvestment
  • Risiko negara
  • Risiko suku bunga
  • Risiko valas
  • Risiko likuiditas

1. Risiko inflasi

Atau dikenal juga dengan sebutan risiko daya beli. Risiko ini hadir ketika nilai investasi tidak sebanding dengan kenaikan harga, sehingga nilainya tidak naik, malah cenderung menurun. Bisa dibilang Anda tidak meraih keuntungan sesuai dengan perkiraan awal.

Daya beli masyarakat terhadap investasi menurun. Hal ini biasanya terjadi pada Anda yang memilih investasi uang tunai. 

Contohnya, Anda memegang 50% dari portofolio tunai Rp20.000.000 dan inflasi bergulir hingga 5%. Nilai portofolio Anda akan berkurang sebesar Rp500.000 per tahun akibat inflasi. 

2. Risiko pasar

Salah satu jenis risiko investasi adalah risiko pasar. Risiko ini terjadi akibat nilai aset bersih sebuah instrumen investasi mengalami naik-turun. Perubahan nilai terjadi karena pengaruh sentimen pasar yang dipengaruhi faktor-faktor tertentu.

Faktor yang bisa mempengaruhinya adalah turunnya nilai mata uang, resesi ekonomi, krisis politik, kerusuhan, dan lainnya. 

Risiko ini yang paling sering melanda investor mana pun. Anda harus siap dengan perubahan sentimen pasar dan tidak menutup mata darinya. 

Namun, ketika terjadi penurunan pasar pun tidak harus langsung menjual instrumen Anda karena bisa jadi nanti akan mengalami kenaikan lagi dalam sekejap.

3. Risiko reinvestment

Risiko investasi ini terjadi ketika Anda kembali membeli suatu investasi yang bunganya lebih rendah dibandingkan yang sebelumnya.

Misalnya, Anda membeli obligasi atau surat utang di tahun 2021 dengan keuntungan 5% menggunakan suku bunga tetap. Tahun 2023 suku bunga obligasi itu turun menjadi 4%. Anda membeli kembali obligasi di jenis yang sama di tahun 2023. Anda tidak akan memperoleh keuntungan yang sama seperti sebelumnya.

Untuk itu sebelum melakukan investasi, investor perlu memperhitungkan potensi imbal hasil yang diterima. Walaupun sudah nyaman di suatu instrumen, bukan berarti instrumen tersebut akan selalu memberikan keuntungan yang memuaskan.

4. Risiko negara

Risiko ini berkaitan dengan kondisi politik di suatu negara. Negara bisa saja bergejolak karena keadaan tertentu seperti perang saudara, kerusuhan, demonstrasi yang anarkis, dan lainnya.

Kejadian ini bisa berpengaruh terhadap roda kehidupan masyarakat, termasuk pasar modal yang ditinggalkan para investor untuk mengamankan modal mereka. Nilai surat berharga termasuk hal yang mudah goyah ketika menerima konflik politik seperti itu.

Jika Anda ingin berinvestasi di negara lain, Anda harus bisa memastikan negara tersebut aman dan tidak punya konflik yang serius di dalamnya. 

5. Risiko suku bunga

Risiko ini terjadi ketika suku bunga mengalami kenaikan, sehingga membuat pendapatan di instrumen seperti obligasi menurun. Akibatnya Anda pun akan memperoleh keuntungan yang lebih kecil dibandingkan biasanya.

Sama seperti pinjaman yang membuat debitur harus membayar pinjaman lebih besar karena suku bunga yang naik. 

6. Risiko valas

Hal ini berhubungan dengan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang yang lain. Jenis investasi yang terpengaruh oleh risiko ini adalah investasi uang.

Ketika nilai tukar Rupiah melemah, investor harus lebih banyak mengeluarkan Rupiah untuk bisa membeli instrumen tertentu yang pembayarannya menggunakan mata uang asing. Hal ini biasanya terjadi ketika Anda memilih investasi forex

7. Risiko likuiditas

Risiko ini berhubungan dengan kesulitan yang dialami investor untuk mengubah aset menjadi uang tunai. Risiko ini dialami investor yang memiliki aset yang sulit dijual karena faktor tertentu

Misalnya, Anda ingin menjual rumah dengan harga Rp1 M. Harga rumah segitu termasuk mahal di Indonesia. Anda harus menunggu beberapa waktu sampai ada yang mau membelinya secara tunai.


Cara Mengurangi Risiko Investasi

Risiko memang sering membuat cemas, tapi tidak perlu panik karena bisa diatasi. Cara mengatasi resiko investasi bisa Anda lakukan seperti ini:

  • Tidak menggunakan seluruh modal untuk investasi
  • Lakukan diversifikasi investasi
  • Bersikap tenang ketika menghadapi risiko
  • Memasang target wajar ketika berinvestasi

1. Tidak menggunakan seluruh modal untuk investasi

Cara mengatasi risiko yang pertama adalah saat berinvestasi Anda jangan menggunakan seluruh modal di satu instrumen. Sisakan sebagian modal di rekening investasi Anda. 

Modal yang disisakan ini bisa digunakan untuk memulai investasi berikutnya ketika Anda mengalami kegagalan.

2. Lakukan diversifikasi investasi

Anda bisa menggunakan seluruh modal untuk berinvestasi, tapi sebaiknya tidak hanya di satu instrumen. Paling bagus jika Anda menyebar modal di beberapa instrumen investasi yang menurut Anda menguntungkan.

Diversifikasi investasi membantu Anda meminimalisir risiko. Ketika satu instrumen untung, dan yang satu lagi merugi, Anda tetap berhasil karena kerugian Anda ditutupi oleh keuntungan.

Supaya tidak rumit melakukan diversifikasi, sebaiknya Anda tidak menjalankan investasi lebih dari 4 instrumen.

3. Bersikap tenang ketika menghadapi risiko

Anda harus bisa mengelola emosi saat berinvestasi karena hal itu biasanya mempengaruhi Anda ketika mengambil keputusan.

Pengambilan keputusan investasi perlu dilakukan ketika kepala sedang jernih dan tenang, sehingga Anda bisa melakukan perhitungan yang tepat.

4. Memasang target wajar ketika berinvestasi

Anda boleh ambisius dalam berinvestasi, tapi jangan memasang target terlalu tinggi. Kalau seperti itu jadinya, malah jadi beban untuk Anda.

Pasang target yang wajar agar Anda bisa memetik hasil yang sesuai diharapkan. Banyak kejadian investor yang memasang target terlalu tinggi, sehingga ketika sudah untung, malah berbalik mengalami rugi karena mengejar hal di luar target.

Ketika Anda konsisten meraih keuntungan dengan target wajar, keuntungan itu pun suatu saat akan bertambah. Berinvestasi membutuhkan kesabaran agar berhasil.


Baca juga: Memahami Profil Risiko Investasi dan Manfaat bagi Investor


Kesimpulan

Itu dia penjelasan mengenai risiko investasi yang perlu Anda pahami. Setiap keuntungan pasti ada risikonya. Setiap risiko pasti ada jalan keluarnya. Jadi, Anda tidak perlu ragu dalam menghadapi risiko selama Anda sudah mempersiapkan strategi secara matang.


Menambah Aset dengan Ikut Mendanai UMKM lewat Modal Rakyat

Anda bisa menambah aset dengan mendanai UMKM yang ingin membuat usahanya berkembang lewat Modal Rakyat.

Modal Rakyat mempunyai program pendanaan UMKM yang bisa diikuti siapa saja. Pendanaannya terjamin aman karena Modal Rakyat adalah P2P lending legal dari OJK.

Modal yang bisa disetorkan dimulai dari Rp25.000 dan imbal hasilnya bisa mencapai 18% per tahun.

Manfaatkan promo BLOG25 untuk meraih Rp25.000 secara cuma-cuma ketika Anda melakukan top up.


Pertanyaan Umum

1. Apa saja risiko investasi saham?

Risiko investasi saham adalah capital loss, hal ini terjadi ketika investor menjual saham dengan harga lebih rendah dibandingkan ketika membelinya. Ada juga risiko likuidasi yang terjadi ketika emiten bangkrut dan investor tidak memperoleh hasil investasinya.

2. Apa saja risiko investasi reksa dana?

Reksa dana punya risiko penurunan nilai aktiva, yang membuat investor merugi. Ada juga risiko wanprestasi ketika rekanan usaha manajer investasi tidak memenuhi kewajiban, sehingga membuat investor tidak menerima imbal hasil.

3. Apa saja risiko investasi emas?

Investasi emas punya risiko pencurian, sehingga Anda perlu menyimpannya secara tersembunyi. Emas juga mudah dipalsukan, Anda harus memeriksa keaslian emas sebelum membelinya.



Artikel Terkait
image image
Artikel Baru