29 Sep 2021
Dollar Cost Average adalah salah satu metode yang bisa Anda andalkan ketika berinvestasi. Teknik ini akan membantu Anda berinvestasi secara benar, serta bisa memancing Anda dalam meraih keuntungan. Untuk investor pemula, Anda juga perlu mengenal metode ini untuk investasi yang sukses di masa depan.
Di sini Anda akan memahami lebih dekat mengenai dollar cost average, cara kerja, kelebihan, kekurangan, dan hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan metode ini.
Baca juga: Berbagai Investasi untuk Pemula dan Tips Menjalankannya
Ada orang yang berinvestasi dengan cara menyerahkan modalnya langsung dalam satu waktu dalam jumlah yang besar. Metode ini dinamakan lump sum.
Ada juga mereka yang berinvestasi dengan menginvestasikan uang secara rutin dalam jumlah yang sedikit demi sedikit karena uangnya memang baru terkumpul sekian jumlah. Metode ini dikenal sebagai Dollar Cost Averaging (DCA) atau mengumpulkan modal dengan bertahap.
Metode ini biasanya digunakan oleh para investor ritel yang tidak memiliki dana langsung besar saat pertama kali berinvestasi.
Inilah yang membuat investasi tidak hanya dapat dipraktikkan oleh si kaya. Mengumpulkan dana investasi secara cicilan juga bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mereka yang modalnya belum seberapa.
Dollar Cost Average juga memberikan keuntungan bagi siapa saja yang menjalankannya dengan benar dan konsisten.
Pertama, Anda perlu memilih instrumen investasi apa yang akan dijalankan Anda bisa memilih saham, kripto, mutual funds atau reksa dana, dan lain sebagainya.
Misalnya, Anda berencana ingin menyetorkan modal Rp12 juta untuk investasi. Lalu, Anda memutuskan tidak menunggu sampai mengumpulkan Rp12 juta. Anda memulai di bulan pertama Rp1 juta, bulan berikutnya juga Rp1 juta, begitu seterusnya di bulan berikutnya.
Nah, dalam selama Anda melakukan metode Dollar Cost Average, kondisi pasar bisa saja sedang tidak menentu. Bisa bullish ataupun bearish. Namun, Anda bisa terus jalan tanpa melihat kondisi pasar.
Apabila posisi sedang bearish atau sedang mengalami penurunan, potensi keuntungan Anda di masa depan akan cukup besar. Seperti saran Warren Buffett yang menyebutkan membeli lah ketika kebanyakan orang menjual investasinya.
DCA memiliki kelebihan yang membuatnya dipilih sebagai metode dalam mengumpulkan dana investasi. Ini penjelasannya.
Dengan menggunakan metode Dollar Cost Average, Anda dapat mengurangi risiko. Hal ini karena metodenya yang tidak begitu terpengaruh naik atau turunnya harga instrumen investasi. Anda bisa juga meraih keuntungan jangka panjang yang sesuai dengan target apabila menjalankan metode ini secara konsisten.
Metode DCA tidak terpengaruh kondisi pasar karena Anda pada dasarnya terus menyetorkan modal tanpa memperhatikan pergerakan pasar. Apalagi Anda masih sedang mengumpulkan modal, jadi modalnya belum semua Anda setorkan, sehingga berbagai kemungkinan bisa Anda hadapi.
Metode DCA juga menyelamatkan Anda untuk ragu-ragu dalam membuat keputusan karena takut nilai investasi yang Anda miliki turun. Hal itu karena apapun keadaannya, Anda terus berjalan terus sampai bisa menyetorkan seluruh target modal Anda.
Ada juga kerugian dari DCA yang perlu Anda perhatikan dengan baik. Ini penjelasannya.
Keuntungan yang didapatkan bisa jadi tidak besar jika dibandingkan dengan metode Lump Sum. Alasannya karena Anda alih-alih memanfaatkan momentum-momentum penting dalam investasi, malah terlalu fokus untuk menyetor modal tanpa melakukan keputusan apapun.
Hal yang perlu Anda perhatikan juga adalah biaya transaksi. Anda harus ingat, ketika membeli instrumen Anda akan dikenakan biaya tambahan. Biaya ini akan mengurangi nilai modal Anda.
Jika Anda sebulan sekali menyetor modal, maka Anda akan dibebani biaya transaksi setiap menyetorkan modal. Bayangkan saja apabila hal ini terjadi dalam 12 bulan ke depannya.
Sedangkan, metode Lump Sum karena menyetor modalnya hanya sekali, Anda pun hanya dibebankan biaya transaksi sekali itu saja.
Apabila Anda ingin menggunakan metode, ada dua hal penting yang perlu diperhatikan supaya Anda bisa mengoptimalkan metode DCA. Ini penjelasannya.
Anda perlu memperhatikan biaya transaksi yang diberlakukan aplikasi yang Anda pilih. Untuk meringankan biaya transaksi, pilih aplikasi yang menentukan biaya transaksi murah.
Anda juga bisa saja menemukan momen instrumen yang Anda pilih harganya terus naik. Jumlah aset yang Anda beli mungkin akan berkurang, jadi potensi keuntungannya pun tidak sebesar yang diperkirakan.
Baca juga: 5 Strategi Cuan Investasi Saham Bagi Pemula
Ayo bantu pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan modal usaha dan raih keuntungannya.
Dengan modal mulai Rp25.000 saja Anda sudah bisa memberikan akses pinjaman modal bisnis untuk UMKM di Indonesia melalui Modal Rakyat. Selain itu, Anda dapat meraih imbal hasil hingga 18% per tahun.
Gunakan kode promo BLOG25 dan mendapatkan saldo gratis Rp25.000 untuk mulai mendanai. Hubungi customer service kami melalui email di cs@modalrakyat.id untuk mengetahui syaratnya lebih lanjut. Follow Instagram Modal Rakyat di @modalrakyatid untuk mendapatkan update terbaru dari kami.
Metode DCA merupakan salah satu cara menyetor modal untuk berinvestasi yang dilakukan dengan cara mencicil. Cara ini biasanya dipilih oleh mereka yang tidak punya banyak modal, tapi ingin langsung memulai berinvestasi.
Atau juga bisa dipilih oleh mereka yang ingin menempuh cara aman berinvestasi karena metode ini memang mampu mengurangi risiko.
DCA adalah metode menyetor modal untuk investasi secara cicilan. Sedangkan, Lump Sum adalah kebalikannya, yaitu menyetor modal untuk investasi secara sekaligus.
Kedua metode di atas mempunyai kelebihan dan kekurangan, jadi sah-sah saja investor mau pilih yang membuatnya nyaman atau sesuai dengan tujuan juga.
Untuk meraih keuntungan dalam berinvestasi, Anda perlu sabar menunggu instrumen investasi harganya naik. Kemudian, Anda bisa menjual instrumen tersebut untuk meraih untung. Namun, hal ini pun jangan dilakukan terburu-buru, mengingat harga instrumen bisa saja lebih tinggi nantinya.