Bisnis

Finansial

Manajemen Kas: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya

Pretty Angelia Wuisan-

12 Jul 2021

Manajemen Kas: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya

Seorang pebisnis, baik yang sudah ahli maupun yang baru memulai, harus punya pengetahuan tentang manajemen kas. Alasannya karena keberadaan kas yang menjadi salah satu pilar keberlangsungan bisnis. Tanpa kas, bisnis Anda tidak akan berjalan dengan benar.

Supaya Anda lebih memahami tentang manajemen kas, di sini akan dibahas mengenai pengertian, tujuan, dan model yang ada pada manajemen kas.

 

Baca juga: Cermati 3 Jenis Modal Usaha ini Sebelum Rintis Bisnis

 

Pengertian Manajemen Kas

Kas merupakan uang yang disimpan suatu bisnis atau perusahaan. Bentuk uangnya bisa uang tunai, demand deposit, kas bon, dan lain sebagainya. Kas dikatakan sebagai harta paling likuid atau yang paling mudah dicairkan.

Kegunaannya adalah untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan dan kewajiban yang perlu disetorkan perusahaan dalam jangka pendek.

Manajemen kas adalah kegiatan mengatur uang kas tersebut agar selalu ada dan pas untuk kebutuhan perusahaan. Apabila uang kas melebihi kebutuhan itu aman. Yang tidak aman adalah ketika uang kas perusahaan Anda tidak mencukupi untuk kebutuhan jangka pendek. Anda harus melakukan berbagai macam cara untuk memenuhi kebutuhan kas tersebut.

Untuk itulah Anda perlu mengatur kas dengan sebaik-baiknya dan harus memastikan bahwa kas selalu tersedia.

 

Tujuan Manajemen Kas

Pengaturan kas ini memiliki tujuan yang cukup signifikan. Seperti inilah tujuan manajemen kas untuk kepentingan perusahaan.

1. Melunasi kewajiban

Khususnya kewajiban jangka pendek yang harus dipenuhi dalam waktu dekat seperti pajak, upah untuk karyawan, pembayaran dividen untuk para pemegang saham.

Pajak adalah kewajiban yang tidak bisa Anda lewatkan begitu saja karena sudah ada aturan khusus dari pemerintah soal itu. Apabila Anda mangkir dari membayar pajak, maka akan ada denda dan hukuman yang dibebankan pada Anda.

Sedangkan upah karyawan adalah hal yang sudah menjadi hak mereka yang sudah bekerja untuk Anda. Perusahaan yang baik tentunya akan mengupah karyawan secara rutin sesuai dengan perjanjian kerjanya.

Seluruh kewajiban itu hanya bisa Anda selesaikan saat memiliki kas.

2. Menjaga ketersediaan kas

Kas tidak hanya digunakan untuk kewajiban jangka pendek yang biasanya disetorkan secara rutin, tapi bisa jadi sebagai penjaga perusahaan saat mengalami hal-hal yang tidak terprediksi. Misalnya, salah satu pabrik mengalami kebakaran.

Untuk menanggulangi hal itu secara cepat, perusahaan hanya bisa mengandalkan kas mereka. Jadi, kas juga bisa digunakan sebagai dana darurat bagi perusahaan. Biasanya perusahaan sudah menganggarkannya di awal.

3. Menekan pengeluaran

Prinsip dari manajemen kas adalah setiap kas yang dikeluarkan harus bisa menghasilkan imbal yang jumlahnya lebih besar. Untuk itu perusahaan perlu memikirkan bagaimana caranya mengeluarkan uang secara ekonomis.

4. Menyeimbangkan arus kas masuk dan keluar

Pengaturan kas ini bermanfaat untuk menyeimbangkan arus kas masuk dan keluar. Apabila arus kas masuk lebih tinggi, maka perusahaan dinilai dapat mengatur kasnya dengan baik.

Jika arus kas keluar lebih tinggi, maka perusahaan harus melakukan berbagai macam cara untuk membuat kas masuk yang lebih tinggi.

5. Untuk berinvestasi

Jika kas yang dimiliki berlebih, untuk mendapatkan hasil yang lebih besar, perusahaan tidak akan ragu untuk berinvestasi menggunakan kas mereka. Instrumen investasi yang dipilih pun biasanya yang likuid, yaitu instrumen di pasar modal.

Atau perusahaan bisa memanfaatkan momen suku bunga sedang turun. Sehingga, akan menanam modal di suatu instrumen sembari berharap ketika suku bunga naik, modalnya pun akan bertambah berkali-kali lipat.  

 

Model Manajemen Kas dan Contohnya

Ada dua model manajemen kas yang digunakan untuk memaksimalkan potensi kas perusahaan. Dengan begitu perusahaan bisa mendapatkan imbal hasil yang sesuai dengan kriterianya. Seperti inilah penjelasan mengenai model-modelnya.

1. Model Baumol

Model ini memberikan arahan kepada perusahaan untuk bisa menjaga jumlah kasnya dengan baik dalam menyelesaikan berbagai kewajiban. Serta, mengincar investasi ketika ada dana berlebih.

Hal itu karena apabila tidak dilakukan secara tepat, perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk berinvestasi ketika saldo kas termasuk tinggi.

Apabila kas termasuk rendah, tingkat likuiditas perusahaan juga rendah, dan perusahaan akan sulit membayar berbagai kewajibannya.

Untuk lebih jelasnya, ini adalah rumus yang digunakan untuk model Baumol:

Penjelasannya:

Q = Saldo kas maksimal

F = Biaya transaksi tetap

T = Total kebutuhan di periode tertentu

i = Tingkat bunga di periode tertentu

Contoh kasus:

Perusahaan menggunakan kas setiap tahun sebesar Rp1.200.000.000. Besaran bunga di sekuritas adalah 12% untuk satu tahun. Biaya yang diperlukan untuk berganti sekuritas adalah Rp50.000.

Maka cara hitungnya:  

Artinya perusahaan perlu menjual investasinya sebesar Rp31.662,77 di saat kas yang dimilikinya ada di angka 0. Hal ini dilakukan untuk meminimumkan biaya akibat kehilangan kesempatan dalam menyetorkan modal pada pihak sekuritas.

2. Model Miller Orr

Asumsi kas yang digunakan pada model Baumol adalah konstan. Nah, bagaimana jika kas yang dimiliki perusahaan tidak konstan? Model Miller Orr membantu Anda untuk menemukan jalan keluar di masalah itu.

Perusahaan perlu menentukan batas atas dan bawah pada kas yang bersifat tidak konstan.

Ketika perusahaan menyadari kas perusahaan mencapai batas atas, maka perusahaan wajib melakukan sesuatu terhadap kas agar saldonya kembali ke jumlah yang ditargetkan.

Ketika perusahaan menyadari kas perusahaan mengalami penurunan atau hingga mencapai batas bawah, perusahaan dapat menjual sekuritas untuk membuat saldo berada di angka sesuai target.

Batas atas dan minimum dapat ditentukan perusahaan sesuai dengan keadaan ekonomi dan kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Untuk lebih mudahnya, Anda bisa mempraktikannya dengan grafik yang dibuat sendiri. Grafik itu pun dapat Anda pantau setiap saat untuk melihat ke mana pergerakannya.

 

Baca juga: Usaha Kecil Menguntungkan untuk Anak Sekolah di Masa Pandemi

 

Kesimpulan

Perusahaan yang baik tidak hanya dilihat dari kemampuannya memperoleh laba, tapi juga dalam mengatur dan memanfaatkan kas yang mereka punya.

Perusahaan perlu menerapkan manajemen kas dengan baik. Caranya adalah dengan membuat anggaran kas. Anggaran tersebut akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui dari mana saja kas yang masuk dan untuk apa saja kas itu dikeluarkan.

Perusahaan juga bisa memanfaatkan concentration banking dalam memperlambat bayaran kas dan mempercepat penerimaan kas.

Untuk bahan evaluasi, biasanya perusahaan juga perlu menyusun laporan arus kas. 

 

Meningkatkan Kinerja UMKM dengan Mengajukan Pinjaman di Modal Rakyat

Pelaku UMKM yang ingin meningkatkan kinerja usahanya, tapi terkendala modal, dapat mengajukan pinjaman di Modal Rakyat. P2P Lending Modal Rakyat akan mempertemukan Anda dengan pendana yang bersedia meminjamkan dana untuk Anda. Anda dapat mengajukan pinjaman di Rp500 ribu sampai Rp2 miliar.

Tidak perlu mencemaskan besaran bunga karena bunga yang dibebankan pada Anda akan disesuaikan dengan risiko usaha. Proses pengajuan pinjaman termasuk mudah karena bisa dilakukan melalui online, oleh karena itu prosesnya cenderung cepat. Modal Rakyat juga sudah memperoleh izin dari OJK, jadi aman dan terpercaya.

Anda bisa memulai pengajuan pinjaman dengan berkunjung ke tautan ini.

Artikel Terkait
image image
Artikel Baru